Ara menggigit bibir bawahnya saat gelayar aneh merajai tubuhnya akibat sentuhan Dimas dipinggangnya. Terlebih lagi gigitan Dimas ditelinganya berubah menjadi kecupan yang perlahan turun menelusuri rahangnya.
"O-om.. " Ara terbata,bibirnya hampir saja mengeluarkan lenguhan akibat dasyatnya kecupan Dimas yang terasa basah disana. Ia keratkan remasan tangannya didada kemeja Dimas, saat kecupan itu bersarang dilehernya.
"O-om.. "
"Hmm? "
"Stop! " Teriak Ara, Ia dorong sekuat tenaga kepala Dimas yang masih betah nemplok dilehernya.
Mabok apa gimana sih ni orang, main kenyot aja nggak lihat tempat. Ini tempat parkir woy! Kalau diarak masa kan berabe.
"Kamu kenapa sih dorong-dorong aku? "
Lah, malah ngegas ni orang! Beneran mabok kayaknya. Sadar woy, sadar! Masih sore ini.
"Jadi ngantar aku pulang nggak sih? "
"Ya jadi. "
"Ya udah ayok, ngapain malah nemplok kayak nyamuk"
"Kamunya ngegemesin sih, jadi bawaannya pengen nemplok terus"
Ara mengangga mendengar penuturan Dimas. Kenapa lima tahun nggak ketemu,Om Dimasnya berubah agresif gini.
"Ya udah,ayok aku antar pulang. Tapi
Ingat, hukuman buat kamu belum selesai""Hukuman buat apa? "
"Hukuman karena kamu ninggalin aku tanpa alasan lah! Memangnya apa lagi"
"Kalau Om Dim diposisi aku, pasti juga ngelakuin hal yang sama.. Dengar pacarnya hamilin cewek lain terus bakalan nikah, memangnya apa lagi yang harus aku lakuin selain pergi"
"Ck, makanya apa-apa itu cari dulu kebenarannya..jangan asal ambil keputusan aja-"
"Dan asal kamu tau ya Ra, satu-satunya perempuan yang akan aku nikahin itu cuma kamu, nggak ada yang lain" lanjut Dimas, sebelum naik keatas motor dengan wajah songongnya.
Siapa sih yang ngajarin Om Dim ngegombal gitu, buat jantung Ara nggak bisa santuy tau nggak.
***
"Ini rumah kamu? " Dimas memarkirkan motornya di depan sebuah rumah bercat putih yang halamannya banyak ditumbuhi bunga.
"Iya.. Makasih ya Om, udah anterin Ara pulang"
"Hmm.. Kamu-" Dimas menjeda ucapannya, tangannya terlihat memainkan tali helm yang baru saja dikembalikan Ara.
"Kamu nggak mau ajak aku masuk dulu?"
"Ya? "
" Hmm, itu.. Seenggak-enggaknya biarin aku istirahat dulu, tangan aku pegel kelamaan bawa motor"
"Oh.. Itu-masuk dulu dech,Om."
Bukannya nggak mau nawarin masuk sebenarnya,tapi gimana kalau Mamanya yang super kepo itu ada di rumah? Bisa gawat ni urusannya. Inikan pertama kalinya Ara bawa cowok pulang.
Sepanjang jalan menuju ke rumah, Ara terus mengalami perang batin. Mau jawab apa nanti dia, kalau Mama tanya siapa ni orang.
Om, kenapa pake pegel segala sih tangannya!
"Silahkan duduk,Om"
"Rumah kamu koq sepi? "
Iya ya, koq tumben ini rumah sepi..kemana ya perginya ibunda ratu
"Nggak tau juga, koq tumben.. Sebentar ya, Om.. Ara ambilin minum dulu"
Ara beranjak ke dapur menuju kulkas, tangannya yang akan meraih botol air minum terhenti begitu pelukan erat melingkari perutnya dari belakang.Ara langsung melotot begitu menyadari Dimas yang tengah memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Om Dimas
Short StoryGelar playboy santun yang disandangnya mendadak ternodai Bocah berparas malaikat namun berperilaku iblis itu sungguh membuat hatinya ketar ketir Comedy romance tentang cinta beda usia Mature content untuk 17+