36: Tears

7.9K 550 82
                                    

Buat kalian yang ngerasa konflik nya kurang atau gajel, sebenarnya aku sengaja buat pembeda di setiap karya ku karena tokoh yang aku gunakan itu selalu sama, jadi aku usaha in semua nya masuk akal..

Buat yang masih mau terusin baca silahkan, buat yang mau berhenti baca sampai disini juga gak masalah, karena aku buat cerita ini untuk menyalurkan hobi dan ide aku sendiri, bukan ide orang lain.

Ini sambungan dari part sebelum nya, tolong di baca pelan-pelan, mengandung bawang😭dan hemm🌚

Happy reading

   Somi mendampingi Aldrich dalam acara penting nya, ia merasa sedikit malas, namun Aldrich memaksa nya, pria itu mengatakan di antara semua teman kencan nya yang paling mempesona itu Somi, sungguh keterlaluan bukan? Aldrich si duda hot itu memang memiliki partner kencan yang jumlah nya banyak, dan somi adalah yang paling sulit di dekati. Berakhir dengan perasaan tidak tega akhirnya Somi menemani Aldrich dan berpura-pura menjadi kekasih pria itu, ia bahkan harus meninggalkan kedua putri kembar nya yang cantik dirumah bersama baby sitter.

Namun malam ini Somi merasa semua nya bagaikan sebuah takdir yang begitu gila, ia melihat Sehun berdiri di depan nya dengan jarak beberapa meter, Somi ingin mengucek matanya ternyata ia memang tidak salah lihat, Sehun memang berdiri disana. Somi merasa tubuh nya kaku, bahkan kaki nya tidak sanggup melangkah, nafas nya tercekat saat iris hitam itu menatap nya dengan tajam, Somi bersumpah si brengsek itu semakin tampan dan mempesona membuat jantung nya berdegup kencang, Somi membenci hal ini.

Somi harus kuat ia sebisa mungkin bersikap biasa saja. Namun saat tangan mereka saling berjabatan, Somi merasa darah nya berdesir, dan seringaian brengsek itu membuat Somi semakin kesal.

"Oh Sehun".

"Anastasia".

Iris hitam kelam itu menatap tepat ke iris coklat miliknya hal itu membuat pertahanan Somi kian melemah. Ia bersyukur Aldrich mengatakan bahwa ia adalah calon tunangan pria itu, biar Sehun tau rasa, ia harus terlihat baik-baik saja tanpa Sehun. Dengan cepat Somi menarik tangan nya kembali. Sehun mengobrol dengan Aldrich namun matanya tidak lepas dari Somi.

Sampai akhirnya Aldrich permisi dari hadapan Sehun untuk menemui tamu lain nya. Sorot mata Sehun tidak lepas dari Somi, hal itu semakin membuat hati nya bagaikan di remas-remas.

"Derick aku ke toilet sebentar".

"Baiklah Ana sayang".

Somi mengangguk, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi, ia harus menetralkan nafas nya, setidaknya ia terbebas dari tatapan tajam Sehun yang seolah ingin memakan nya. Tatapan itu membuat rongga dada nya menyempit dan sulit bernafas.

Somi menatap pantulan wajah nya di kaca toilet, lalu memejamkan matanya, jika ia tau akan bertemu dengan Sehun pasti ia akan mempersiapkan mental nya namun, pria itu muncul tiba-tiba membuat Somi tidak siap menghadapi Sehun yang terlihat semakin mempesona sekarang.

"Kau gugup bertemu dengan ku?".

Somi terkejut saat melihat siluet Sehun di kaca, ia menoleh dan pria itu terlihat berdiri dengan cool dan tangan yang di masukkan ke dalam kantung celana nya. Somi tidak boleh takut ia harus berani menghadapi pria itu, lagipun Sehun bukan siapa-siapanya sekarang.

"Benarkah? Kurasa aku sedikit terkejut karena kemunculan mu bukan gugup".

Seringaian kecil terlihat di sela bibir Sehun dan ia melangkah mendekati Somi, wajah gadis itu semakin cantik dan sisi liar nya semakin terlihat.

"Kau tidak merindukan ku?".

"Tidak, aku sudah tidak punya rasa lagi padamu, minggir aku mau lewat".

After We Get Married ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang