1 - Ditipu!

1.1K 114 52
                                    

Share ke teman-teman kalian yaa, untuk membaca cerita ini. Btw ini cerita fiksi ya, bukan non-fiksi.

Ada salam loh dari Disa dan Diana :) salam juga dari author :)

***

Menunggu waktu di mana seseorang akan bebas dari pembelajaran yang hanya membuat kepala orang itu pusing, itulah yang dinanti-nanti olehku dan sahabatku sebagai salah satu murid di SMA KASTIRA. Apalagi kalau bukan menunggu waktu pulang tiba.

Kalian pasti tau siapa aku kan? Iya, aku adalah Disa Adinda Permata. Kalian bisa memanggilku Disa. Aku sedikit malas dengan belajar, tetapi pintar sih.

Aku cukup populer di sekolah, entah dengan alasan apa, karena aku sendiri juga tidak tau pasti. Tetapi yang aku dengar-dengar dari teman-temanku, aku populer karena cantik, ramah, juga pintar.

Maka tidak heran apabila banyak siswa yang menyukai diriku. Baik kakak kelas, adik kelas, ataupun teman seangkatanku. Tetapi aku tidak suka apabila di sukai oleh banyak orang, karena aku selalu terganggu dengan sikap mereka, pasti kalian tau apa yang aku maksud.

Tidak hanya aku saja yang populer di SMA KASTIRA, sahabatku juga cukup populer. Namanya Diana Saputri Asifah, aku lebih sering menyapanya Diana. Diana adalah seorang gadis seusiaku dengan rambut yang cukup panjang dan bergelombang dengan warna hitam pekat.

Senyumannya yang sangat manis, itulah yang membuat kaum hawa menyukainya, tetapi Diana juga pintar dan pastinya sangat ramah. Dianalah yang selalu memberiku saran.

Aku menunggu agar bel pulang cepat berbunyi. Ya, karena aku sendiri sudah tidak sabar untuk menghindar dari materi-materi yang membuatku pusing. Sebenarnya aku adalah tipe orang yang saat dijelaskan tidak paham, tetapi kalau belajar sendiri malah paham, aneh bukan?. Tiba-tiba ...

Kring ...

Terdengar bel yang telah berbunyi dengan nyaringnya. Sontak, aku langsung mengangkat kepalaku yang sebelumnya aku tempelkan di atas meja, menjadi tegak searah dengan badan bagian atas ku.

"Loh kok belnya sudah berbunyi? Padahal masih kurang setengah jam?" tanya seorang wanita paruh baya yang sebelumnya sedang menjelaskan materi di depan kelas.

"Ya bagus dong," gumam ku tersenyum.

"Enggak papalah, Bu! Sekali-kali pulang duluan sebelum waktu pulang tiba!" teriak seseorang dari belakang, aku tidak tau pasti sih siapa yang berteriak. Yang pasti dia adalah salah satu teman sekelas ku.

"Ibu enggak tanya sama kamu! Kalau tanya sama kamu mah, pasti mintanya pulang sekarang," ujar Ibu itu.

"Please-lah, Bu! Enggak papa kok, kita sekelas enggak akan marah!" ucap temanku yang lain.

"Nah bener, Bu!" ujar semua murid dengan kompak, kecuali aku dan Diana. Kalian tau kenapa? Karena kota memilih untuk diam saja, diam lebih baik bukan?.

"Engg--"

"Ayolah, Bu!" mohon temanku sengaja memotong perkataan guruku, bener-benar tidak ada sopan santun.

Guruku menghela nafasnya beberapa saat, menatap kami secara bergantian. Guruku berkata, "Oke--"

"Yes!" ujar teman-temanku serentak, pastinya kecuali aku.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang