"Apa?"
Disa dan Fandy saling bertatapan beberapa saat. Detik kemudian, Disa dan Fandy kembali menahan tawanya.
"Enggak papa," jawab Disa dan Fandy bersamaan.
Zey mengerutkan keningnya, entah siapa yang aneh? dirinya atau Disa dan Fandy. Entahlah, Zey juga tidak tahu.
"Apa sih?" tanya Zey kesal.
Disa dan Fandy sama-sama nenarik nafas secara dalam-dalam, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Zey.
"Apa sih, Bang? orang enggak kenapa-kenapa kok," ucap Disa.
"Nah, iya tuh. Enggak ada apa-apa juga," kata Fandy.
"Terus, kenapa kalian nahan tawa gitu?" tanya Zey heran.
"Siapa yang nahan tawa, coba?" tanya Disa dan Fandy bersamaan.
Udah ke tahuan, masih aja ngeles. Dasar aku, kata Disa di dalam hati.
Zey diam sebentar, lalu berkata dengan kesal, "Terserah kalianlah."
Sementara Disa dan Fandy, mereka berdua malah tertawa. "Hahaha!"
Zey memutar bola matanya dengan malas. Mencoba mencari pertanyaan yang membuat dua gadis aneh itu diam.
Dan akhirnya, Zey mendapatkan pertanyaan untuk Disa, yang memungkinkan membuat Disa kesal.
"Dek," panggil Zey.
"Hm?" tanya Disa yang masih tertawa.
"Lo pacarnya Diankan?" goda Zey.
Disa pun berhenti tertawa, begitu pula dengan Fandy. Fandy juga ikut berhenti tertawa.
"Enggaklah," jawab Disa kesal.
"Enggak salahkan?" goda Zey.
"Enggak, Bang! astaga!! susah ngomong sama kamu!!" kesal Disa.
"Bilang aja, iya," kata Zey lagi-lagi menggoda Disa.
"Enggak, Bang!" kesal Disa.
"Kalau iya, gue setuju loh," kata Zey lagi-lagi menggoda.
"Apaan sih, Bang?! orang aku enggak pacaran sama Dian kok!" kesal Disa.
"Ya udah sana pacaran," perintah Zsy asal.
"Ogah!!" tolak Disa dengan cepat.
"Kenapa sih, kok enggak mau. Padahal Dani itu ket--"
"Ganti pertanyaan aja, bisa enggak?!" kesal Disa memotong perkataan Zey.
Zey menutup mulutnya, baru pertama kali ini ia kalah berdebat dengan sang adik.
"Iya-iya, gue ganti pertanyaan," ungkap Zey.
"Nah, gitu dong dari tadi," lirih Disa. Entahlah, Zey dan Fandy dapat mendengarnya atau tidak.
"Apa-apa-apa-apa?" tanya Disa dengan cepat, Disa sih mau aja di tanya-tanya. Asalkan tidak yang aneh-aneh.
"Tadi, hari pertama sekolah kamu, gimana?" tanya Fandy memecah keheningan yang baru saja hampir terjadi.
"Em--" kata Disa sedikit berfikir.
Bohong kali ya? kalau aku kasih tau yang sebenarnya, pasti kereka berdua cari tau ini-itu, pikir Disa di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Buruk
Teen FictionKalian selalu menilai seseorang dari sikap dan sifat orang tersebut. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap yang baik, bisa dipastikan bahwa dia mempunyai niat yang baik. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap buruk, bisa dipastikan bahwa...