4 - Bella dan Daniel

462 73 23
                                    

Hallo readers ...

Btw authornya itu namanya suukmaayuu, bukan Disa. Aku sudah bilang ya, kalau ini itu cerita fiksi.

Happy reading 🧡

***

Aku membuka pintu kamarku dengan malas dan lemah, dengan baju serba hitam, mata yang sembab, rambut yang masih acak-acakan, tak lupa juga dengan air mata yang terus terjun dari kelopak mataku.

Iya, hari ini adalah hari pemakaman jenazah Diana. Aku tidak pernah menyangka apabila Diana akan benar-benar pergi meninggalkanku.

Diana meninggal karena cidera di kepalanya sangatlah parah. Banyak luka dalam maupun luka luar di kepalanya.

Awalnya, nyawa Diana bisa di selamatkan kalah Diana di operasi. Tetapi tuhan berkehendak lain, Tuhan lebih memilih meminta Diana untuk kembali di sisinya.

Aku berjalan perlahan-lahan menuju ke arah ranjang ku. Jujur, aku tidak kuat untuk berjalan. Karena kondisiku yang lemah, tak lupa juga denganku yang masih shock berat.

Disa membaringkan tubuhnya di kasur empuk di ranjang. Aku menatap langit-langit kamarnya. Aku benar-benar tak menyangka hal ini akan terjadi, aku berharap ini hanya mimpi buruk.

Tetapi ini bukan sebuah mimpi? Kau tau kenapa? Iya, kalaupun ini memang mimpi, bukankah seharusnya aku sudah bangun dari tadi? Dan aku tak akan merasakan sakit saat aku dipukul oleh tiga lelaki itu?.

Aku menutup kelopak mataku dengan serapat mungkin, walaupun air mataku terus mengalir dan tak henti. Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Cuit ... Cuit ... Cuit

Terdengar kicauan dua burung love bird peliharaan ku dan Diana. Aku tidak merasakan ketenangan saat mendengar kicauan burung itu, melainkan aku merasakan bahwa dadaku yang semakin sakit.

Bagaimana tidak? Bukankah itu adalah kenangan ku dengan Diana? Sesuatu yang berkaitan dengan Diana, pastinya akan membuat hatiku semakin sakit 'kan? Iya, karena aku belum menerima takdir. Kau tau 'kan apa takdir yang aku maksud?

"Bella ... Daniel ...."

°°°

Flashback

Hari yang sangat cerah untukku dan Diana. Kau tau 'kan siapa itu Diana? Ya, Diana adalah sahabatku yang sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri.

Saat ini aku dan Diana sedang liburan di Bali. Ya, karena sudah saatnya kita liburan semester. Kami baru saja naik kelas, yang sebelumnya kelas X menjadi kelas XI.

Kriing ... kriing ... kriing

Terdengar suara nyaring dari suatu benda. Ya, apalagi kalau bukan alarm. Aku terbangun akan mimpi indah yang ku alami beberapa menit yang lalu. Aku langsung mengubah posisiku yang sebelumnya berbaring menjadi duduk.

Aku menunggu nyawaku terkumpul dengan sempurna dan mencoba mengingat-ingat mimpiku tadi malam. Ya, kau pasti tau kalau bermimpi orang yang merasakannya akan lupa-lupa ingat.

"Gimana tidur kamu?" tanya seseorang yang memecahkan keheningan di pagi hari yang cerah ini.

"Cukup nyenyak, kamu?" kataku langsung menatap sumber suara itu, ternyata itu adalah Diana.

"Aku sih, nyenyak-nyenyak aja," jawab Diana.

"Bagus deh," ujar ku kepada Diana.

"Tau enggak?" tanya Diana.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang