20 - Shock

156 28 8
                                    

"Kok--"

"Bapak bisa di sini?" tanya Disa menelan ludahnya dengan susah payah. Keringat dingin mulai keluar di telapak tangan Disa.

"Ma-maksudnya?" tanya orang itu tidak paham.

Disa menghela nafasnya sesaat. Mencoba untuk menenangkan diri. Disa menutup matanya lalu membukannya. Barangkali Disa salah lihat orang.

Ternyata, Disa tidak salah melihat. Orang di depannya itu sangat mirip dengan orang yang ada di parkiran. Disa jadi merinding.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya orang itu.

Disa ingin membuka suara, pastinya kata "Tidak" yang akan keluar di mulut Disa. Ya, karena orang itu sepertinya hantu.

"Eng--enggak Pa-Pak. Enggak ja-jadi," kata Disa gugup.

Setelah mengatakan hal itu, Disa langsung membalikkan badannya 180° ke belakang dan berlari.

Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki. Entahlah, Disa juga tidak tau siapa orang itu. Dan pastinya, Disa juga tidak peduli.

Disa menghampiri laki-laki itu. Ya, karena Disa meminta bantuan agar hantu itu tidak mengikutinya.

"Permisi," kata Disa yang masih ngos-ngosan.

Laki-laki itu berhenti, tetapi tidak menjawab perkataan Disa. Orang itu hanya menatap Disa heran.

Disa menoleh 180° ke belakang, laki-laki dengan pakaian satpam itu sudah tidak ada di tempatnya tadi.

Padahal baru beberapa detik. Disa semakin yakin kalau itu adalah hantu.

Disa kembali menatap laki-laki di depannya. keringat dinginnya mulai keluar dari telapak tangan.

Disa hanya takut kalau hantu itu terus mengikuti dirinya. Dan pastinya akan menggangu dirinya.

Orang itu menaikan satu alisnya, yang berarti ia bingung dengan Disa.

"I-itu em, a--anu em---i--itu," gugup Disa sesekali menatap tempat di mana ia melihat hantunya.

Orang di depan Disa semakin bingung. Disa sendiri juga binging dengan hantu itu. Kenapa harus ngikutin aku sih?! kenapa enggak yang lain?!, kata Disa di dalam hati.

"I-itu, ta--"

"Lo mau apain adik gue?!" kata seseorang yang tiba-tiba memotong perkataan Disa.

Disa menatap orang itu. Orang itu adalah Zey, kakak Disa.

"Ha?" kata orang tidak paham.

"Itu adik lo?" tanya orang itu menunjuk Disa.

"Iya, itu adik gue. Kenapa?!" tanya Zey sedikit ngegas.

"Lo mau apain adik gue?" tanya Zey kesal.

"Gue?" tanya orang itu menunjuk dirinya.

"Ya-iyalah, siapa lagi?" kata Zey kesal.

"Gue--"

"Udah! enggak usah berantem! orang gue enggak kenapa-kenapa?!" kata Disa memotong perkataan orang itu.

Zey dan orang itu sama-sama menatap Disa dengan heran.

"Tapi--" kata Disa.

"Tapi, tadi gue kok lihat hantu ya?" kata Disa menatap Zey dan orang itu bergantian.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang