"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"
Disa diam sejenak, dia sangat malu sekarang. Disa perlahan-lahan memutar badannya 180°, lebih tepatnya ke arah belakang.
Terlihat seorang wanita cantik yang mempunyai umur sekitar 19 tahunan. Disa mengakui wanita itu sangat cantik, apalagi wanita itu sedang tersenyum kepada Disa.
Rambut hitam wanita itu di gulung rapi di atas kepalanya. Ada poni berwarna hitam yang mempunyai panjang sealisnya, menambah kesan cantik wanita itu.
Wanita itu mengenakan rok lengan pendek dengan panjang selututunya. Rok itu berwarna coklat muda. Kulitnya berwarna putih dan sangat glowing.
Disa tersenyum malu. Siapa yang tidak malu? kalau teriak-teriak tidak jelas di tempat yang ramai, sampai di lihat oleh banyak orang. Dan parahnya lagi ketika ada yang menghampiri kita.
"Em--anu kak, em--" kata Disa gugup karena sangat malu.
"Iya?" tanya wanita itu ramah menaikkan satu alisnya.
"Em--itu kak, supermarket, di--di mana ya?" tanya Disa yang masih malu.
"Oh, supermarket?" tanya wanita itu untuk memastikan.
"Iya, Kak."
"Em--" kata wanita itu sempat berfikir.
"Adanya sih mall. Nama mall-nya Malangi. Tapi, di sana juga ada supermarket-nya kok," jelas wanita itu ramah.
"Oh," kata Disa menganggukan kepalanya.
"Jauh?" tanya Disa untuk memastikan.
"Lumayan jauh," jawab wanita itu.
"Berapa lama ya kalau jalan kaki?" tanya Disa mengerutkan keningnya.
"Bisa setengah jam," jawab wanita itu ramah.
Wait? setengah jam? sebenarnya sih enggak papa kalau udah makan, tapi?! ini kan aku belum makan!!, pikir Disa kesal.
"Em--kalau yang lebih dekat, ada enggak ya?" tanya Disa kepada wanita itu.
"Em--kalau yang lebih dekat--" kata wanita itu berfikir.
"Kalau supermarket sih enggak ada," ucap wanita itu menatap Disa lagi.
"Adanya, apa ya?" tanya Disa ramah.
"Adanya minimarket," ucap wanita itu.
"Minimarket?" kata Disa perlahan menatap tanah.
Minimarket aja ada ngapain aku cari supermarket? kan aku hanya mau beli cemilan sama minuman aja! astaga!!! kenapa aku jadi bego gini sih?!, kata Disa di dalam hati.
"Dek?" kata wanita itu.
"Eh, iya kak?" kata Disa ramah.
Wanita itu terdiam, "Kalau boleh tau, minimarket-nya di mana ya?" tanya Disa kepada wanita itu.
Wanita itu tersenyum, dan berkata "Kalau minimarket ke sana." Wanita itu menunjuk sebuah tempat yang tidak jauh dari posisinya sekarang. Mungkin hanya perlu 3 menit untuk sampai ke sana dengan jalan kaki.
Disa mengikuti arah tangan wanita itu. Iya, di tempat itu ada tulisan "minimarket".
"Oh, makasih ya, Kak!" ungkap Disa.
"Oh--iya, sama-sama."
"Kalau gitu, saya permisi dulu ya," ucap Disa sopan.
"Iya," kata wanita itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Buruk
Teen FictionKalian selalu menilai seseorang dari sikap dan sifat orang tersebut. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap yang baik, bisa dipastikan bahwa dia mempunyai niat yang baik. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap buruk, bisa dipastikan bahwa...