"Boleh saya duduk sendiri?"
Dhea terbungkam, baru pertama kali ini ada murid yang ingin duduk sendiri.
"Bo--boleh," kata Dhea sedikit bingung.
Dhea mengalihkan pandangannya yang sebelumnya menatap Disa menjadi menatap murid-muridnya.
Dhea menatap murid-muridnya beberapa saat. Baru setelah itu, Dhea membuka suara.
"Ando!" panggil bu Dhea lembut.
Orang yang merasa di panggil pun mengangkat kepalanya, seperti ia habis tidur.
"Ada apa, Bu?" tanya orang itu. Sepertinya namanya Ando.
"Kamu pindah ya," kata Dhea duduk.
"Ha? pindah ke mana Bu? saya enggak mau pindah dari Indonesia," ucapnya.
Dhea menghela nafasnya, mencoba untuk lebih bersabar. Sedangkan Disa hanya bingung sekaligus heran.
"Maksud saya, kamu duduknya pindah jadi di sebelah Sasa," jelas Dhea.
"Sasa?" tanyanya tidak percaya.
"EKHEM!" kata beberapa murid di kelas itu.
"Enggak mau ah, Bu!" tolak Aldo.
"Saya juga enggak mau, Bu! masa iya saya duduk sama itu orang," kata Sasa sambil menunjuk Aldo.
"Lo pikir gue mau apa duduk sama lo?!" kesal Aldo.
"Gu--"
"Udah-udah enggak usah berantem! dulu juga suka sekarang malah benci," kata Dhea sedikit kesal.
"Siapa, Bu yang suka?!" kesal Aldo.
"Kamu sama Sasa lah, siapa lagi coba?" kata Dhea.
"Nah tuh! Bu Dhea aja tau! masa orangnya enggak tau!" kata seseorang. Entahlah, Disa juga tidak tau.
"Udah sana pindah!" perintah Dhea perlahan tetapi sedikit emosi.
"Tap--"
"Enggak usah tapi-tapian," lirih Dhea tetapi semua murid di kelas itu dapat mendengarnya.
Aldo menghela nafasnya dengan kesal. Kali ini dia tidak ada pilihan, dari pada dirinya harus berdebat dengan gurunya.
Aldo mengambil tasnya dengan kasar, lalu bangkit dari bangkunya. Aldo berjalan ke arah tempat duduk Sasa. Dan Aldo pun duduk di samping Sasa.
Aldo sedikit bergeser menjauhi Sasa. Rasanya malas harus duduk bersebelahan dengan Sasa. Begitu juga dengan Sasa.
"Kayaknya nanti ada yang balikan nih!" sindir seseorang.
"Woy! enggak usah nyindir gue!" kesal Aldo.
"Emangnya situ merasa di sindir?" tanya orang itu. Entahlah, Disa belum kenal.
"Iya! gue ngerasa di sindir!" kata Aldo kesal.
"Gu--"
"Udah enggak usah berantem!!!" kesal Dhea.
Semua pun terdiam, tidak ada yang membuka suara lagi. Sedangkan Disa hanya menjadi pendengar yang baik.
"Disa," panggil Dhea lembut.
"Iya, Bu?" tanya Disa sopan.
"Kamu duduk di sana," kata Dhea sembil menunjuk sebuah bangku kosong.
"Oh, iya Bu," kata Disa ramah.
Disa pun berjalan menuju bangku itu. Disa sempat memilih apakah dia harus duduk di sebelah kanan atau di sebelah kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Buruk
Teen FictionKalian selalu menilai seseorang dari sikap dan sifat orang tersebut. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap yang baik, bisa dipastikan bahwa dia mempunyai niat yang baik. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap buruk, bisa dipastikan bahwa...