"Disa, lo kenapa?" tanya Zey bingung.
Disa menatap sumber suara itu, terlihat ada Zey dan di samping kanan Zey ada Fandy.
Disa langsung memeluk Zey dan menangis. Sedangkan Zey dan Fandy, mereka berdua sama-sama bingung. Tetapi mereka berdua tidak langsung bertanya, melainkan menenangkan.
Zey membalas pelukan Disa, dan sesekali mengelus punggung Disa dengan lembut.
"Bang," panggil Disa di dalam pelukan Zey dan terus menangis.
"Hm?" kata Zey perlahan.
"Diana, Bang!" kata Disa sedikit membentak.
Zey dan Fandy sama-sama terkejut mendengar perkataan Disa. Mereka berdua saling tatap muka beberapa saat. Lalu, kembali lagi fokus kepada Disa.
"Diana, kenapa?" tanya Fandy heran.
Disa tidak menjawab, melainkan terus menangis. Dan sesekali terdengar suara isakan.
Sudah tiga menit Disa terus menangis tanpa henti. Saat ini, tangisannya mulai mereda. Air matanya tidak terlalu keluar dengan deras. Dan isakannya tidak separah tadi, walaupun hatinya masih sedih.
"Disa, lo kenapa?" tanya Zey lembut sembari mengacak-acak rambut Disa tanpa seizin pemiliknya.
"Itu, Bang--" kata Disa menatap ke bawah.
"Hm?" kata Zey semakin penasaran.
"Diana--"
"Diana? ada apa dengan, Diana?" tanya Fandy ikut penasaran.
"I--itu kak--" kata Disa sedikit terisak.
"Hm?" kata Zey perlahan, rasa penasarannya semakin tinggi.
Disa perlahan-lahan mengangkat kepalanya, ia menatap Zey dan Fandy secara bergantian.
"Diana--" kata Disa menceritakan saat dirinya bertemu dengan Diana.
Zey dan Fandy saling bertatap muka. Seakan-akan tidak percaya dengan cerita Disa.
"Lo enggak bohong kan?" tanya Zey lembut.
"Enggak, aku enggak bohong kok!" kata Disa mencoba meyakinkan keduan manusia di depannya.
Sepertinya Disa bermimpi, kata Zey di dalam hati.
Zey dan Fandy kembali bertatap muka. Mereka menjadi bingung sendiri, apa maksud, Diana?, pikir Zey dan Fandy.
Zey menyandarkan tubuhnya di bangku itu. Mencoba untuk mencerna cerita dari Disa. Fandy pun ikut berfikir. Sedangkan Disa, mencoba untuk menenangkan diri.
Tidak perlu butuh waktu yang lama untuk Zey mencerna cerita Disa. Zey memang mudah paham dari pada Fandy atau pun Disa.
"Gue tau," ucap Zey menatap ke depan tanpa menatap Disa atau pun Fandy.
Mendengar itu, Disa dan Fandy sama-sama terkejut. Mereka langsung menatap Zey dengan heran.
"Apa?" tanya Disa perlahan tetapi Zey dan Fandy dapat mendengarnya.
"Gini deh--"
"Gimana?" tanya Disa tidak sabar.
"Em ... waktu Diana bilang, udah dong jangan nangis, kok kamu jadi cengeng gini sih." kata Zey menirukan perkataan Diana di cerita Disa.
Disa dan Fandy mencoba untuk menjadi pendengar yang baik.
"Nah, Diana bicara seperti itu tujuannya untuk menenangkan lo, Iya kan?" kata Zey menatap Disa dan Fandy secara bergantian, lalu kembali lagi menatap ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Buruk
Teen FictionKalian selalu menilai seseorang dari sikap dan sifat orang tersebut. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap yang baik, bisa dipastikan bahwa dia mempunyai niat yang baik. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap buruk, bisa dipastikan bahwa...