27 - Minta Maaf?

144 16 5
                                    

"Disa," ucap seseorang.

Disa mencerna baik-baik suara itu. Sepertinya Disa mengenalnya. Tetapi, Disa tidak memperdulikannya. Lagi pula Disa juga lupa siapa pemilik suara itu.

Tetapi, Disa langsung menyeka air matanya yang terus mengalir seperti air terjun dengan kedua tangannya, tanpa membuka kedua matanya.

"Eh, gue manggil lo!" kata orang kesal sambil menggoyangkan tubuh Disa perlahan.

"Apa sih?!" kesal Disa langsung membuka matanya dan menghadap ke orang yang menggagunya.

Terlihat seseorang yang cukup familiar di mata Disa. Iya, siapa lagi kalau bukan Dian. Disa cukup terkejut dengan kehadiran Dian.

"Sejak kapan lo, di situ?" tanya Disa heran.

"Udah dari tadi," jawab Dian dingin tanpa menatap Disa. Tetapi, menatap ke depan.

Disa diam sebentar lalu bertanya, "Kok gue enggak tau?"

Dian pun langsung menoleh 90° ke samping kiri, lebih tepatnya menatap Disa.

"Lo kali yang sibuk nangis," kata Dian dingin.

Disa hanya diam, lagian dia juga tidak tau mau bicara apa.

"Lo nangis gara-hara Desi?" tanya Dian.

"Enggak," jawab Disa cepat.

"Terus?" tanya Dian cepat.

"Bukan urusan lo," kata Disa langsung membuang muka dari hadapan Dian.

Tidak ada jawaban dari Dian. Jujur, Disa ingin sekali pergi dari tempat itu. Tetapi kalau Disa pergi, Disa mau ke mana? Disa kan belum tau letak-letak di sekolah barunya.

"Lo ngapain sih di sini?" tanya Disa kesal tanpa menatap Dian. Ya, iyalah kesal kan Disa masih trauma, iya kan?

"Apa salahnya gue di sini? kan ini tempat umum," kata Dian tidak mau kalah.

Iya juga sih, rooftop sekolah ini kan tempat umum. Ya elah, jadi males aku, kata Disa di dalam hati.

Disa mencari cara agar Dian pergi dari rooftop. Iya, suasana hati Disa sedang buruk kan? jadi Disa harus menenagkan diri terlebih dahulu.

"Lo kan ketua osis, kok lo sendiri malah bolos?" tanya Disa langsung menatap Dian.

"Guru-guru lagi rapat. Rapatnya baru selesai dua jam lagi," jawab Dian cepat.

Mampus!, kata Disa di dalam hati.

"Kan biasanya ketua osis, cek kelss-kelas yang ribut? bukannya malah santai?" kata Disa.

Dian diam sebentar, lalu bertanya, "Lo ngusir gue?"

Iyalah aku ngusir kamu! gitu aja pakai nanya, enggak peka!!, kata Disa di dalam hati

"Kalau iya, kenapa? kalau enggak, kenapa?" tanya Disa.

"Banyak nanya lo," ucap Dani datar.

Disa menghela nafasnya beberapa saat, mengalihkan pandangannya dengan malas. Iya, saat ini Disa sangat kesal dengan laki-laki di samping kanannya.

"Terus lo ngapain kesini?" tanya Disa berusaha untuk sabar.

"Emang enggak boleh gue kesini?" tanya Dian dengan polosnya.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang