11 - Berubah

275 42 10
                                    

"Maksudnya gimana sih!!"

Disa menoleh ke belakang dengan kesal. Ia menatap ke arah pintu untuk memasuki rumahnya. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Zey dan Fandy.

"ABANG!!" teriak Disa kesal lalu bangkit dari bangku putih yabg tadinya ia duduki. Lalu, memasuki ke dalan rumah dengan kesal.

Disa berjalan ke ruang tamu, mencari-cari keberadaan Zey. Perkataan Zey terus menempel di otak Disa, sepertinya akan menjadi pemikiran utama Disa.

"Abang! Kak Fandy!"

"Bang!!"

"Kak Fandy!!"

"Jahat banget dah, enggak ada yang jawab!!"

"Kalian di mana sih?"

Disa terus berfikir tentang perkataan Zey. Perkataan sang kakak itu terus berputar di otak Disa.

"Nah, maksud Diana itu ... lo sama Diana kan udah beda alam? tapi bisa aja kan, kalau Diana jaga lo walaupun lo enggak bisa lihat Diana,"

"Bisa jadi tuh, si Diana kesal. Terus dia nyuruh lo pindah ke Bandung, agar Diana enggak lihat teman-teman lo di sekolah. Kan Diana selalu ada di sisi lo,"

"Maksudnya gimana sih? bikin pusing aja," kata Disa kesal kepada diri sendiri.

Disa memasuki ruang tamu, terlihat Zey dan Fandy sedang berbicara. Sepertinya hal yang penting. Tetapi Disa tidak peduli. Toh, dari tadi ia sudah memanggil tetapi tidak ada yang menjawab.

"Ciuh," kata Disa perlahan dan mengalihkan pandangannya, lalu kembali berjalan mendekati Fandy dan Zey.

"Ish!! malah pacaran sih! udah tau dari tadi aku manggil kalian!" kata Disa geram.

Sontak Zey dan Fandy langsung menatap ke arah Disa. Terlihat Disa yang kesal dengan mereka. Zey dan Fandy bertatap muka sebentar, lalu menatap Disa kembali.

"Siapa yang pacaran?" kata Zey sangat lirih.

"Ha?" kata Disa heran. Disa hanya mendengar suara Zey, ia tidak terlalu mendengar dengan jelas perkataan Zey.

Zey menghela nafasnya beberapa saat. "Makanya cari pacar!" kata Zey kesal.

Disa yang tadinya serius untuk mendengar Zey mengulangi perkataanya. Malah menjadi malas mendengar perkataan Zey.

Iya, karena akhir-akhir ini itulah perkataan yang keluar dari mulut Zey.

"Aku masih kecil!" kata Disa kesal lalu berjalan mendekati Zey dan duduk di samping kiri Zey. Saat ini, Zey duduk di antara Disa dan Fandy.

"Kecil gimana sih? udah SMA! kelas sebelas lagi! anak IPA juga!" kata Zey geram kepada sang adik.

"Bang," panggil Disa malas, ia menatap Zey dengan sangat malas.

"SMA itu masih kecil! kalau udah besar, itu kalau udah kuliah! masa baru SMP mau pacaran! OGAH!!" kata Disa dengan kesalnya.

"Kata siapa coba?" kata Zey ikut kesal.

"Barusan, kata aku!" kata Disa sedikit membentak.

Zey terdiam sebentar, sepertinya ada yang berbeda.

"Kok lo burubah?" tanya Zey kepada Disa dengan muka lugunya itu.

"Ha?" kata Disa tidak paham.

"Maksudnya?" tanyabDisa tidak paham.

Zey terdiam, menatap Disa sebentar. Otaknya berfikir, apa yang berubah?.

"Enggak jadi deh," kata Zey pasrah lalu mengalihkan pandangannya ke depan.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang