"Bangun, udah subuh!"
Em--apa aku enggak salah denger kalau udah subuh?, kata Disa di dalan hati dalam kondisi hampir tertidur lagi.
"Woy! bangun! udah subuh, bego!!"
"Ha? udah subuh?" tanya Disa langsung membuka kelopak matanya dan badannya langsung duduk dengan tegap.
"Hahahahaha," Terdengar suara tertawa dari seseorang.
Disa menatap orang itu dengan tajam, hal itu membuat orang yang tertawa menjadi diam dan tidak tertawa kembali.
"DIAN!!" teriak Disa.
"Apaan?" tanya Dian dengan polosnya.
"LO NGESELIN BANGET SIH! ORANG GUE LAGI ENAK-ENAKAN TIDUR, LO MALAH BANGUNIN GUE DAN BILANG KALAU UDAH SUBUH!" bentak Disa kesal.
Dian menahan tawanya, ekspresi Disa saat ini benar-benar menggemaskan. Apalagi kalau lagi marah, bukannya takut malah senang.
"Ngapain lo nahan tawa?!" bentak Disa.
"Enggak kok," kata Dian tetap menahan tawanya itu.
Udah ketahuan, masih aja ngeles, kata Disa di dalam hati.
"Tererah lo ajalah, gue males berdebat sama lo!" kesal Disa.
"Gue juga males kali berdebat sama lo," kata Dian tidak mau kalah.
Disa memutar bola matanya dengan malas dan kesal. Ia menatap Dian kembali.
"Nagapain lo bangunin gue?" tanya Disa tidak ada lembut-lembutnya.
Dian memutar bola matanya dengan malas, Dian pun menjawab, "Ini udah sampai perumahan GHERANY, betul enggak tempatnya?"
Disa pun diam, masa iya Disa mau marah-marah terus. Disa pun memperhatikan ke sekelilingnya untuk memastikan apa perumahannya benar ataupun salah.
Dan jawabannnya adalah--
"Hm, ini perumahan gue," ungkap Disa.
Tidak ada respon dari Dian, bahkan Disa sendiri juga tidak tau apa ekspresi Dian saat ini. Ya karena Disa tidak menatapnya. Bahkan Disa juga tidak peduli.
"Nagapain masih diam? buruan masuk," kata Disa langsung menatap Dian.
"Iya," kata Dian terdengar lembut.
Kesambet apaan coba si Dian? langsung lembut gitu, padahal dari tadi ngegas terus, kata Disa di dalam hati sedikit meremehkan sambil menatap Dian heran.
"Jangan lihatin gue terus, nanti suka baru tau rasa," kata Dian tanpa menatap Disa.
What? suka? enggak salah denger nih? gilaa!! amit-amitt!!, kata Disa di dalam hati.
"Ogah ya," kata Disa cepat dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Terserah, lihat aja besok-besok-besok," kata Dian.
Terserah!!!!, garam Disa di dalam hati.
"Ini rumah lo, nomor berapa?" tanya Dian mengalihkan topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Buruk
Teen FictionKalian selalu menilai seseorang dari sikap dan sifat orang tersebut. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap yang baik, bisa dipastikan bahwa dia mempunyai niat yang baik. Apabila orang itu mempunyai sifat dan sikap buruk, bisa dipastikan bahwa...