6 - Curhat

363 57 13
                                    

"Dek!"

"Udah, biar Disa sendiri dulu. Dia butuh waktu," kata Disa kepada Zey.

Zey hanya menurut.

•••

"Kesal-kesal-kesal!" kata Disa kesal menghentakkan kakinya dengan kasar.

Cuit ... Cuit ... Cuit ...

Terdengar Daniel dan Bella yang sedang berkicau.

Disa mengalihkan pandangannya 90° ke samping kanan, lebih tepatnya ke arah Daniel dan Bella.

Lagi-lagi Disa ingin menangis. Disa berjalan mendekati Daniel dan Bella dengan langkah yang lambat.

Ke dua mata Disa berkaca-kaca. Lagi-lagi ia mengingat masa lalunya dengan Diana.

Disa duduk di sebuah bangku panjang berwarna putih di halaman rumahnya. Bangku itu juga cukup dekat dengan keberadaan Daniel dan Bella.

"Bell ... Niel!" kata Disa.

Tidak terasa, air mata Disa kembali keluar dari matanya. Ia menangis tanpa isakan.

"Kenapa ya?" kata Disa mulai berbicara sendiri.

Disa terdiam beberapa saat, mengingat masa lalu.

"Mama udah janji, enggak akan ninggalin Disa." Disa mengingat masa lalunya saat mamanya berjanji tidak akan meninggalkan dirinya.

°°°

"Ma ..." panggil Disa.

"Hm?" kata Pasha menaikkan satu alisnya sembari mengalihkan pandangannya yang sebelumnya ke arah depan menjadi ke arah anaknya.

Pasha Gheasa Mentari, seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna coklat tua mendekati hitam seperti Disa. Mempunyai kulit putih sama persis dengan Disa.

Seorang pengusaha butik yang cukup terkenal di Indonesia, walaupun itu Pasha tetap ada di sisi Disa dan Zey. Ia sangat peduli, sayang, dan perhatian dengan ke dua anaknya.

"Mama jangan ninggalin Disa sendiri ya," kata Disa menatap sang mama.

Pasha tersenyum, "Iya, sayang."

Disa tersenyum mendengar jawaban Pasha. Ia merasa jawaban Pasha memang sungguh-sungguh.

"Jangan bohong ya, Ma."

"Iya," kata Pasha lembut.

"Janji?" kata Disa menaikkan jari kelingkingnya.

"Janji," kata Pasha juga menaikkan jari kelingkingnya itu.

Disa tersenyum senang

°°°

"Tapi ... Nyatanya?"

"Mama ninggalin Disa saat Abang wisuda karena Abang Zey lulus SMP," kata Disa mengingat kejadian saat detik-detik mamanya meninggalkan dirinya.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang