23 - Sekolah Baru

149 22 10
                                    

"Maksudnya?"

Diana tersenyum, tetapi tetap menatap ke arah danau. Dan bukan menatap Disa.

Detik berikutnya, Diana menatap ke arah Disa tanpa menghilangkan senyum di bibirnya.

"Udah, kamu bangun tidur ya ... udah jam lima loh," kata Diana tetap tersenyum.

Disa mengerutkan keningnya dan bertanya, "Maksudnya?"

Diana menghela nafasnya beberapa saat tetapi tetap tersenyum. "Ini mimpi bukan kenyataan, kamu lagi mimpi. Dan sekarang udah jam lima pagi, kamu kan harus sekolah."

Disa terdiam sebentar, matanya sedikit berkaca-kaca. "Ja--jadi, i--ini mimpi?" tanya Disa tidak percaya.

"Iya," kata Diana sambil menggangukan kepalanya.

"Be--berarti i--ini enggak nyata?" tanya Disa tidak percaya.

Diana hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Kan kita udah beda dunia," ungkap Diana.

"Be--"

°°°

"Adek!"

Disa menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Ia merasa tatapannya ke danau mulai hilang dan berganti dengan warna hitam.

Iya, Disa sudah bangun karena seseorang terus memanggilnya dan menggoyangkan tubuh Disa.

Disa membuka matanya dengan kesal. Menatap orang yang terus berusaha membangunkan Disa dari tidurnya, dan memudarkan mimpi Disa.

Terlihat seseorang yang sangat familiar di matanya. Ya, siapa lagi kalau bukan kakaknya.

"Apa sih, Bang?!" kesal Disa langsung menaruh bantal di wajahnya.

"Enggak ingat apa kalau hari ini lo mulai sekolah?" tanya Zey sangat kesal.

"Aahh," keluh Disa mencoba untuk tidur lagi.

"Besok aja, kenapa sih?" tanya Disa kesal.

"Enggak ada besok-besok. Buruan! udah jam lima!" kesal Zey.

"Aish!!" kesal Disa.

"Ganggu mimpi orang aja!!" kesal Disa.

Zey terdiam sebentar dan menatap bantal di atas wajah Disa. Zey menarik bantal Disa dengan paksa.

"Lo mimpi apaan?" tanya Zey penasaran.

"Kepo!!" bentak Disa berusa mengambil bantal dari tangan Zey.

Tetapi Zey mencegahnya, ia tidak membiarkan Disa tidur lagi. Kalau membiarkan Disa tidur lagi, pasti Disa akan telat.

"Mimpi punya pacar ya?" goda Zey.

Entahlah, Zey kesambet apa. Disa juga tidak tau.

Disa tidak langsung menjawab, ia menahan emosinya terlebih dahulu. "Enggak lah, Bang!!" bentak Disa.

Zey menghela nafasnya. "Buruan lah bangun!!" kesal Zey.

"Aaahh, bentar lagi!!" protes Disa terus menutup matanya.

"Buruan dong! kalau enggak gue siram pakai air!" ancam Zey.

Sisi Buruk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang