Mondayest Monday That Ever Mondayed

43.9K 6K 477
                                    

My weekend was perfect: mini-honeymoon, quality time with family, lots of good food...
But it's Monday already. And for the first time in my life, I don't like Monday, like most people.
Bangun dengan bad mood, habis subuhan aku memaksa Izar mengaji sambil duduk di kasur, di sebelahku. It doesn't end well. Kami sama-sama ketiduran dan bangun jam 7.30 lalu panik bareng karena kesiangan.

"I hate all of your food." komentarku saat dia sarapan. Tiap pagi aku sarapan muesli atau weetabix yang rasanya kayak kardus basah dan infused water yang mirip air cuci tangan.

 Tiap pagi aku sarapan muesli atau weetabix yang rasanya kayak kardus basah dan infused water yang mirip air cuci tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi ini sehat. Aku gak lapar sampai makan siang, bisa mikir jernih sepanjang pagi, gak ngantuk, dan praktis." Izar menjawab santai.

"Aku mau mi goreng. Dan rumah ini gak punya indomie, gak punya telur, gak punya sambel botolan, gak punya keripik, gak ada susu kental manis..."

Ia tertawa kecil, "Right. Pulang kantor, belanja kita ya."

"Gak bisa. Aku pulang malem. Besok pagi aku ada presentasi lagi di Alam Sutera."

"Aku gak ngerti kenapa di hari sebelum kamu harus berangkat pagi, kantormu malah selesainya malam-malam. Kalian gak siapin dari kemarin-kemarinnya apa gimana sih?"
Dua minggu tinggal bareng, Izar mulai melihat cara kerja advertising agency yang sedikit gak normal.

Sesungguhnya, aku juga ingin mempertanyakan hal yang sama pada Pris. Sampai detik ini dia gak ada progress berarti soal request klien bikin desain produk baru.
"Siapin. Tapi kita emang terus gali ide-ide last minute di brainstorm menjelang deadline supaya gak ada yang kelewat aja."

"Oh. Aku jadi ingat. Teman kamu e-mail aku, by the way. Dia minta waktu untuk meeting terkait casting iklan. Do you know anything about this?"

Syala.
"Kamu ditaksir buat jadi brand ambassador men bodycare. Casting-nya paling cepat dua minggu lagi, itupun belum approval klien. Sekalian pdkt..."

"Pdkt? Dia gak tahu kalau kita..." Izar mengerutkan kening.

Aku menggeleng. Gila aja.

"Oke. Jadi mereka taunya kita pacaran?" ia menebak.

"Mereka tau kita teman sekolah di Bandung, but that's all."

"Aku ngerti kalau orang-orang gak tahu kita sudah nikah. It's not official yet, so it's kinda confusing. Tapi kamu gak bisa cuma mengakui aku sebagai teman saja. Trus, aku antar jemput kamu selama ini, gak ada yang tahu?"

"Nope."
Kalau ada yang tanya, kubilang aku dijemput Grab.

"Jadi di luar rumah ini dan di luar rumah kita di Bandung, orang-orang taunya kamu single?"

Well.
"Gak pernah ada yang tanya." aku mengangkat bahu.

"Right. But do you act like someone taken?" Izar sudah menyimpan sendoknya dan memandangku tajam.

ElopementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang