"Lo udah bangun, atau gak tidur sih?" Mitta bangkit dari kasurnya, bertanya padaku yang tidur di kasur angin di lantai.
Jam 6 dan aku sudah mandi, sudah keramas, sudah shalat subuh, dan bikin susu coklat.
Mitta jelas bukan morning person, dan dia jelas terganggu dengan kehadiranku geratakin apartemen studionya."Sorry, Mit. Gue gak bisa tidur." jawabku.
Tidurku semalam gelisah banget. Padahal kasurnya Mitta nyaman, AC-nya dingin tapi dilengkapi selimut tebal yang hangat, aku dikasih pinjem piyama dan semua hal printilan di kamarnya super girly, wangi, enak dilihat dan dipegang.It's a perfect girl's room.
It's obviously an upgrade of my old single-life room.
And yet, I can't sleep well.
Maybe it's because I'm no longer a girl? I mean, I'm married, and almost had baby...Ugh. It still hurts just to think about it.
"It's fine. Gue biasanya baru bangun jam 8 trus berangkat jam 8.30... Jadi kita bisa nge-gym dulu. Atau berenang?" Mitta menawarkan.
Gila. Energi Mitta gak ada habisnya. Heran.
Semalam, setelah meeting, untuk merayakan hari di mana aku bisa nongkrong setelah kerja, timku bersikeras hang out sebentar ke Witch Watch di Senayan, sampai jam 1 pagi.Pulang ke apartemen Mitta, aku guling-guling gak jelas, ketiduran bentar, eh alarm subuh nyala.
Masih beler gini, Mitta ngajakin olahraga!"Apa aja boleh lah. Yuk."
Siapa tahu aku ngerasa better. Karena jelas aku ngerasa payah dan bersalah banget gara-gara ribut sama Izar semalam. Tapi aku males banget kalau mesti minta maaf duluan.***
"Rum, masa lo ditanyain ama temen-temen gue sih..." Mitta berkata saat kami jalan menuju basement parkiran, dua jam kemudian.
"Ditanyain apaan?"
"Gara-gara instastory. Semalem pas di Witch Watch, ada beberapa yang nanyain lo. Tadi barusan pas berenang juga ada lagi, yang lain, yang nanya lo siapa. Pada kepo bener orang-orang..." jawabnya.
"Ih Mitta! Lo instastory-in gue lagi berenang?" pekikku panik.
"Biasa aja sih gue cuma video-videoin sambil ada lo-nya di background gitu..." Mitta memberiku ponselnya, memperlihatkan video-video singkatnya.
Dari tadi malam, di mana tim kami akhirnya bisa ketawa-ketawa sambil hang-out... Lalu pas mau bobo ala-ala sleepover... Lagi berenang dan nge-gym bareng. Juga saat sarapan. We looked so happy and carefree.And, it's actually very sweet. Aku tuh gak pernah ada temen deket cewek yang bisa begini-beginian. Mana tiap story pakai sticker BFF segala. Aku jadi gagal fokus.
Ternyata punya temen deket cewek nyenengin banget sih..."Nih, DMnya banyak. Cowok-cowok nanyain lo siapa..." Mitta melanjutkan. Gue emang gak nge-tag lo sih di sini.
"Ih. Udah. Jangan dijawab. Biarin aja. Gausah digubris."
Aku sih risih sendiri bayanginnya. Selama ini aku mainan sosmed, isinya itu-itu doang, mungkin cuma belasan, gak pernah mainan story, di-private pula ya kan.Mitta? Hummm. Dia followersnya banyak...karena temennya juga banyak. Dan! Dia tuh manis banget, cuma anaknya anti endorse. Kalau gila popularitas mah, udah dari kapan, kali, dia jadi selebgram.
"Buat kalian yang kepo sama New BFF gw satu ini, lo harus dateng ke acaranya Sigma. Besok. Mulai jam 10 di Gancit. Kenalan langsung kalau berani! Sekarang gue mau ngantor duluuuu... Bye guys!" ia mengarahkan kamera hp-nya padaku.
Eh. Dasar.
***
Again, like yesterday, day comes and go like a blitz. Jam sebelas malam tiba-tiba datang gak berasa. Aku, Mitta, Ren, Nino dan Syala memandangi proses rapi-rapi venue di Gancit yang kayaknya bakalan berlangsung sepanjang malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elopement
ChickLitMenjelang puncak kehidupannya sebagai perempuan karir sukses, Rumia mendadak harus menikah siri dengan tetangga/teman kecil/teman sekolah/cinta monyet/teman lamanya, demi memenuhi permintaan sang kakek tercinta. Rumia gak berminat untuk meneruskan h...