Kalian jangan baca diwaktu sholat ya. Laksanain kewajiban dulu okey❤
Singgahnya Aca di rumah Aisyah, membentuk dirinya menjadi lebih baik. Ya, Aca tinggal dua harian di rumah sederhana itu. Dia dijarkan sholat oleh Aisyah. Wanita hijab itu memperbaiki gerakan dan bacaan Aca yang masih kurang tepat ataupun keliru. Sudah sholatnya lebih baik, lalu Aisyah mengajarkan Aca mengaji dari awal. Banyangkan, ia belajar dari iqra lagi. Hem, tak papa ya, dan yang lebih menakjubkannya adalah,
"Ca?" panggil Aisyah.
"Hem?"
"Apa.. Kamu mau pake hijab?" alis Aisyah naik, mengajak Aca mencoba belajar untuk menutup kepala seperti dirinya.
"Eh? Pa-pake hijab?"
Entah lucu atau memang berhikmah baik. Byanca, seorang gadis yang dibesarkan keluarga kaya raya, sejak kecil disekolahkan di tempat mahal, berteman dengan anak royal, apapun yang ia inginkan langsung dikabukan dan kini, siapa yang dapat menebaknya? Cewek itu banyak berubah dari seorang teman barunya, bernama Aisyah Alissia Annaya. Tinggal dua hari bersamanya, ibarat sedang dipesantrenkan yang cukup mengubah jadi diri Aca ke arah yang lebih baik.
"Pasti, orang tua kamu jadi bangga, deh. Punya anak yang cantik, pintar dan.. in sha Allah sholihah." senyum manis Aisyah menatap Aca, saat sudah siap pulang kembali ke rumahnya.
Angguk-angguk Aca dengan mata binarnya.
Namun, semua kejadian itu, sudah terlewat pagi hari yang lalu. Kini, di malam weekend, Aisyah tengah sibuk melayani banyak pembeli yang mengantri untuk mencicipi minumannya.
Ia selesaikan itu semua, seorang diri, tanpa bantuan tangan lain. Di hari weekend biasanya anak remaja lakukan untuk dinner di kafe, shooping, nonton film, dan berpacaran di tempat umum. Namun, tidak untuk seorang Aisyah. Ia berjualan sehebat ini, karena rasa semangatnya ingin kuliah di Mesir. Seolah, Aisyah melakukan apapun yang ia bisa hanya untuk kuliah disana.
"Mbak, cepet sedikit, dong."
"I-iya, baik pak." balas Aisyah.
"Mbak saya pesen tiga ya, rasa chocolate cream straberry."
"Mbak, punya saya belum jadi?"
"Ya, mohon ditunggu ya." grasah-grusuh tangan Aisyah, repot dan kebingungan.
"Sini, gw bantu." datang Jessica masuk ke dapur minuman. "Mbak mesen apa tadi?"
Begitu kaget Aisyah menoleh ke samping sudah ada Jessica dan langsung membantunya.
"Rasa chocolate cream strawberry tiga, Mbak."
"Okok, jangan pada komen dan berisik. Kalian semua tinggal tunggu dan duduk manis. Gak usah pada bawel. Gw sama Mbak ini bakal layanin kalian. Tenang aja, ok?" bersorak tegas Jessica, untuk semua orang yang ada di toko Aisyah.
Aiyah justru melamun melihat Jessica bisa berkata semudah itu tanpa ada rasa malu.
"Eh, Syah. Ini gimana caranya? Kasih apa aja?" tanya Jessica, tapi ia jadi mengernyit karena Aisyah justru tengah melamuninya. "Eh, ini anak. Gw nanya apa aja yang harus dimasukin?" begitulah logat Jessica dalam bicarannya.
"O-oh itu masukin dulu bubuk chocolate dua sendok terus kasih air. Krimnya siapin juga. Campurin sama selai strawberry." segara menjelaskan Aisyah, karena tak banyak waktu lagi. Semua pelanggannya sedang terus menunggu buatannya jadi.
"Okok, gw paham." bergerak cepat Jessica melaksanakan intruksi Aisyah. Ia menuangkan ini dan itu, mengocoknya dan menambahkan beberapa toping sesuai pesanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswi Bercadar ✅
Teen FictionDemi berbakti dan membantu kondisi ekonomi keluarga, muslimah bercadar ini rela pindah dari pesantren favoritnya ke sekolah formal. Apa yang terjadi? Entahlah, Yang pasti, ia akan disambut oleh lingkungan baru, masalah dan perbedaan yang terjadi. T...