10| Aisyah Berjualan

5.4K 629 19
                                    

⚠️ Berhenti sejenak apabila waktu sholat sudah tiba ⚠️





Alhamdulillah

Si cantik hijab ini, baru sampai di kediaman. Ia melepas sepatu dan menaruh di tempatnya.

"Assalammualaikum.." tangan Aisyah membuka pintu rumah. "Ummi, Aisyah pulang.." berjalan lebih dalam, sekaligus mencari wujud Marwah.

"Waalaikumsalam warahmatullah.." terdengar suara balasan dari kamar Marwah.

"Ummii.." Aisyah mengampiri dengan wajah manja ketika sudah melihat Marwah.

Aisyah memeluk, menyenderkan kepala di pundak Marwah.

Marwah bingung, tapi senyumnya muncul karena tingkah Aisyah ini. "Kenapa, Sayang? tiba-tiba meluk gini, hem?" ia memberhentikan dulu aktivitas menggosok pakaian.

Kepala Aisyah menghadap wajah Umminya tanpa ada niatan melepas pelukan. "Aisyah seneeengg bangeeett..!!" menekankan kalimat seneng banget sampai matanya terpejam rapat.

Marwah dan Aisyah langsung tertawa.

"Loh, seneng kenapa, nih? Coba kasih tau Ummi." jadi penasaran Marwah, apasih yang membuat putrinya senang seperti ini.

Aisyah melepas pelukan.

"Jadii... Hari ini Masjid sekolah udah rame, Mi!" lompat kecil Aisyah, memegang tangan Marwah sampai gigi kelincinya terlihat.

"Hah? Beneran?"

Angguk-angguk cepat Aisyah.

"Alhamdulillah...!!" Marwah ikut bahagia mendengar kabar tersebut. "terus, gimana caranya kok langsung berubah gitu? Ini semua kamu lakuin sendiri?" ia ingin tahu juga, faktor apa yang menjadikan Masjid sekolah Aisyah bisa berubah dari sebelumnya.

"Eee.. Enggak juga sih, Mi. Aisyah juga minta bantuan sama OSIS, terus OSIS sampein ke kepala sekolah dan akhirnya bisa, deh." jawab Aisyah.

"Ooh.. begituu.."

"Tapi, Mi." tambah Aisyah.

"Kenapa?" Marwah melihat wajah putrinya jadi sedikit sedih.

"Aisyah takut. A-Aisyah takut temen-temen Aisyah bakal tau kalo itu ususlan dari Aisyah, dan nantinya.. mereka jadi benci sama Aisyah." menunduk pandangannya.

"Yaampun Aisyah.." tangan Marwah menaikkan dagu putrinya. "Kamu salah berfikiran kayak gitu. Gak boleh, Sayang. Kamu harus husnudzon. Walaupun nantinya mereka akan benci kamu, kamu tetap di posisi kebenaran. Allah akan selalu bersama orang-orang yang baik." berusaha menyadarkan Aisyah. "Kamu sadar gak sih, kamu lagi berjihad di jalan Allah? Kamu sangat.. peduli sama Masjid sekolah. Terus, Kamu berusaha mencari cara, supaya Masjid banyak yang dateng lagi. Kamu minta bantuan ini dan itu. Apa perlu tindakan itu harus dikhawatirkan? Sedangkan Allah menyukai orang-orang berbuat sholeh." keluar semua perkataan mutiara Marwah yang mampu buat Aisyah terdiam menatapnya.

"Tapi ya, gak papa kalo merasakan hal itu, yang murni dari hati kamu. Manusia memang sering memikirkan segala hal yang telah dilakukannya, mau itu positif dan negatif. Yang jelas, kita bukan mencari pujian dan sorakan apresiasi dari seluruh manusia, tetapi yang benar adalah mencari ridho Allah dan mendapatkan pahalanya. Itu lebih mulia jika kamu tahu." tersenyum Marwah mengakhiri pencerhannya.

Aisyah melipat bibir, dengan mata membinar pada sosok ibundanya sendiri. "Makasih, Ummi." memeluk. Ia berterima kasih telah disadarkan dan didukung oleh semua ucapan dari Umminya.

Di malam ini, di keluarga harmois, mereka bertiga sedang berkumpul bersama di ruang depan sambil ngemil santai. Layar tv menyala dan beberapa makanan serta minuman memenuhi meja disana.

Siswi Bercadar ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang