26| Bertemu

3.8K 487 17
                                    

"Maaf, maaf. Eem.." Aisyah melipat bibir bercampur dengan senyum manisnya. "Aku ucapin makasih, sih. Bisa ya kamu lakuin hal kayak gitu. Hah, jujur deh. Selama aku kenal kamu ya, kamu banyak bantu aku, loh. Hem, gimana nih aku bales kebaikan kamu?"

Menaik alis Harist.

"I-iya.. Biar aku bisa bales semuanya, kamu ada yang diinginin gitu?"

"Hah, kamu apaan, sih. Ucapan kamu lebay."

"Kok lebay?" mengerut Aisyah. "Serius loh, kamu mau aku bales apa?"

"Gak, gak."

"Haristt.."

"Iyaaa??" sahut panjang juga.

"Ih, jangan bercanda."

"Siapa yang bercanda? Emangnya aku pelawak?"

Aisyah melipat bibir menahan tawa. "Rist! cepet mau apa?!"

"Gak ada! Maksa, ya."

"Biarin!"

Tidak habis pikir lagi, kejadian apa tadi? hingga ia dibuat senyum sendiri begini sepanjang perjalanan pulang. Tanpa kemauannya, bayangan Aisyah muncul di pandagannya sekarang, seolah sedang menonton adegan keduanya tadi.

Tak disangka, usai sudah tindakan rahasianya selama ini, terbongkar semua. Perempuan itu telah mengetahuinya. Sempat ada rasa kesal, kenapa harus bisa ketahuan begini sih? padahal, ia sudah nyaman dengan tindakan diam-diamnya itu. Ia juga jadi sering mengetahui aktivitas Aisyah di setiap malam. Ia bisa melihat Aisyah dari kejauhan tanpa mendekatinya sedikit pun. Tapi kini, tak bisa lagi.

Sambil mengendarai motor, tak bisa dipungkiri, Harist berusaha menahan senyum ronanya, tapi tetap saja senyum itu lepas juga.

Perasaanya kini, seakan-akan semakin banyak bunga bertaburan di dalam di hatinya.

Heiss..

Geleng-geleng sembari tersenyum. Akibat itu, motornya jadi berjalan berkelak-kelok tak jelas.

Tin! Tin!

"Woh! woh!" kaget Harist, ia diklaksoni pengendara lain. Seketika, otak Harist jadi beralih seluruhnya ke jalan. Duh, pikirannya sekarang hampir saja membahayakan dirinya sendiri!

"Fokus Rissst.." mengernyit kesal.

Vespa metic itu terus melaju di jalan malam yang cukup ramai oleh kendaraan yang macam-macam.






DEERR
Security membuka gerbang besar.

"Makasih, pak!" gas lagi Harist, ke arah garasi di dalam rumah.

"Ya, Den!"

Berhenti ban motor oleh si pengendara ketika sudah di garasi tempat parkirnya. Harist melepas kunci motor dan mengambil kantung minuman dengan gerakan cepat. Setelah itu, ia melangkah masuk menuju ke dalam rumah.

Selesai menaiki tangga, ia berjalan ke pintu kamarnya.

Klek

Tertegun Harist, pintu itu terbuka sendiri.

"Eh, Aden?" Bibi keluar dari kamar membawa keranjang pakaian kotor.

Harist buang nafas, dikiranya apa.

Siswi Bercadar ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang