Pukul 20.08 🌙️
"Kembalinya sepuluh ribu rupiah ya, Bu. Terima kasih atas kunjungannya.." Aisyah berikan senyuman ramah.
"Ya, Mbak, sama-sama." angguk Ibu itu, kemudian keluar dari toko.
Rizqy menoleh pada Aisyah bersama senyum leganya. "Kelar juga, ya." ujar.
"Iya." angguk Aisyah.
Setibanya Rizqy setengah jam yang lalu, membuat perempuan itu terkejut atas kehadirannya. Kemudian, Rizqy menghampiri Aisyah memberikan bantuan melayani pembeli yang masih banyak.
"Ma-makasih Kak Rizqy, udah banyak bantuin tadi." senyum segan Aisyah, tak berani menatap Rizqy.
"Oh, ya. Saya kesini tuh mau kasih ini ke kamu." Rizqy keluar dari meja dapur, berjalan ke meja dimana sebuah bingkisan tergelak di sana.
Aisyah mengikuti Rizqy, ingin tahu apa yang dibawanya.
Tangan Rizqy menyodorkan sebuah paper bag berlogo merek produk buatan Arab. "Dari Mamah. Mamah nyuruh saya kasih ini secara langsung buat kamu."
Aisyah menerima dengan ekspresi melongo. "O-oh, gitu. Makasih." menatap fokus pada paper bag, penasaran sekali apa isi di dalamnya.
"Buka aja kalo penasaran." tersenyum Rizqy, ia dapat membaca pikiran Aisyah.
"Ah," Aisyah tawa kecil, jadi malu dirinya. "Aku buka, ya."
Tangan Aisyah bergerak membuka paper bag. Ada kotak gold berukuran sedang di dalamnya. Aisyah mengeluarkan, lalu mulai membuka tutup kotak tersebut.
Rizqy terus menonton, sebab ingin tahu juga yang apa yang Mamahnya belikan.
Tertegun mata Aisyah.
"Apa isinya?" tanya Rizqy yang tak paham atas kain hitam tersebut.
"Cadar."
"Aa.." angguk-angguk Rizqy.
Berdebar Aisyah, meratapi kain cadar di tangannya. Tidak menyangka tiba-tiba diberikan hadiah seperti ini. Ia sangat senang.
Rizqy mengeluarkan handphone dari saku celana. "Saya mau video call Mamah."
"Hem?" naik alis Aisyah. Untuk apa Risqy menguhungi Mamahnya?
"Ini Mamah juga sih yang nyuruh. Mamah bilang kalo udah diterima kamu.. Minta laporan dengan video call dia." jelas Rizqy yang sedikit tak enak pada Aisyah karena sikap Mamahnya yang cukup berlebihan.
"Oh... Gak papa, kok." tak keberatan Aisyah.
Berdering
Muncul wajah Regina, mamah Rizqy. "Assalammualaikum, Qy."
"Waalaikumsalam warahmatullah.." jawab bersamaan Rizqy dan Aisyah menatap layar handphone.
Camera handphone Rizqy belum mengarahkan pada Aisyah. "Mah, Rizqy udah kasih bingkisan ke Aisyah."
"Oh, ya? Terus, sekarang kamu masih sama dia gak?"
Rizqy mengarahkan camera ke arah Aisyah.
"Assalammuakaikum, Tante Gina." beri lambaian Aisyah dengan senyumnya.
"Wa-walaikumsalam. Sebentar-sebentar, Aisyah, mana cadar kamu? Kenapa kamu gak pake cadar?" sangat terkejut Regina. Yang ia tahu, sebelumnya Aisyah sudah memutuskan bercadar ketika masih di Pesantren waktu lalu.
"Aaa.." menunduk mata Aisyah, bingung menjelaskannya. "Itu, Tan. Aku udah gak Pesantren lagi. Pindah ke sekolah karena permintaan Abi." geser-geser matanya, malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswi Bercadar ✅
Teen FictionDemi berbakti dan membantu kondisi ekonomi keluarga, muslimah bercadar ini rela pindah dari pesantren favoritnya ke sekolah formal. Apa yang terjadi? Entahlah, Yang pasti, ia akan disambut oleh lingkungan baru, masalah dan perbedaan yang terjadi. T...