Belum letih kaki ini, berdiri memandangi pemandangan jendela di ruang kerja.
Hem
Sudah sekian lama hati terkunci rapat. Senyum pun hal yang jarang baginya.
Harist bener- bener sedih, akan cerita hidupnya seperi ini. Tetap saja, sampai sekarang, belum ada sesuatu yang membuatnya bangkit.Setelah dua harian, Harist telah melaksanakan apa yang Ustad kemarin sarankan. Sholat istikhara dilaksanakan, berdoa setiap saat, dan bersabar pun terus ia isi dibenaknya. Ia harap, hasil semua doanya langsung Allah kabulkan.
Tak sangka, kini waktunya ia bertemu Luna. Datang ke rumahnya melamar bukan atas dasar rasa cinta, melainkan sebuah wasiat.
Apa dirinya siap?
Entahlah, hatinya sulit dijelaskan. Mungkin, hari ini ia akan mencoba lebih dulu terhadap wasiat tersebut. Karena bisa saja, ada sesuatu yang baik tanpa ia ketahui.
Harist mengeluarkan handphone. Ia menelepon seketaris. "Banyu."
"Siang, Pak. Ada yang perlu saya bantu?"
"Tolong kosongkan jadwal saya jam empat sore sampai malam. Saya ada urusan lain."
"Baik, Pak. Saya langsung perbarui." mengetik di laptop.
"Terima kasih, ya."
"Sama-sama, Pak."
.
.
.
.
📢PROSES PENERBITAN
WAAH, MEREKA BERDUA KETEMU LAGI GUYS 😍🤭 JADI SENANG YAA. TEKAN VOTE AND KOMEN GUYS‼️
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswi Bercadar ✅
Teen FictionDemi berbakti dan membantu kondisi ekonomi keluarga, muslimah bercadar ini rela pindah dari pesantren favoritnya ke sekolah formal. Apa yang terjadi? Entahlah, Yang pasti, ia akan disambut oleh lingkungan baru, masalah dan perbedaan yang terjadi. T...