25| Ketahuan

3.9K 507 15
                                    

Diamlah, jangan menggangu dia yang tengah bermunajab. Sekarang, semua mahluk sedang tertidur dan hanya bisingan jangkrik si penghuni malam menemani seorang lelaki yang terduduk di sajadah. Udara malam semakin menusuk tubuh, yang dinginnya tersebut terasa nikmat bagi Harist. Tak bohong, ketenangan ini, seolah dirinya sedang bertatapan langsung pada Allah SWT.

Sebetulnya, Harist bukan tipekal penggemar tahajud. Ia hanya rajin dalam sholat lima waktu saja. Yang ia lakukan ini, sebatas ingin mengucapkan terima kasih dan meminta pertolongan pada Rabbnya.

"Aamiin ya Rabbal 'alamiin.." menghembus panjang, telah puas akan setiap panjatan doa yang ia sampaikan kepada Allah SWT.

Setiap manusia pasti punya keinginan dan permohonan ampun. Seolah-olah, semalaman pun, tidak cukup tuk menyelesaikan ucapan kita yang dingini. Begitu pun pada Harist, banyak kalimat yang keluar dari mulutnya yang dicampuri air mata sendiri.

Waktu, semakin membuat manusia menjadi dewasa. Mengerti banyak hal. Tahu ini dan itu. Bisa memilih yang baik dan yang tidak. Menjadi kuat dari banyaknya ujian. Itulah bagaimana cara Allah meninggikan para hambanya. Allah ingin para hambanya menjadi mahluk yang berkualitas. Bukan asal mau, namun tidak ingin berjuang. Bukan begitu.

Harist membangunkan diri, menarik sajadah, dan melipatnya. Sambil melepas peci, matanya melirik jam dinding. "Udah jam setengah dua." ia berjalan ke arah kasur.

Di atasnya, Harist telentang melipat dada sembari melamun ke langit kamar. Cukup lama Harist menatap langit tersebut. Entah mengapa, seketika saja hatinya langsung sakit. Matanya membinar disebabkan suatu hal yang baru terpikir olehnya.

Haah..

Harist berkedap-kedip berusaha menghilangkan bendungan air matanya. Ia tak boleh mudah cengeng begini. Harus bisa menerima dan kuat.

Tanpa sadar dirinya masih memakai sarung dan koko, Harist mengambil guling memilih tuk melanjutkan tidur.

Mulutnya bergerak-gerak kecil membaca doa sebelum menutup mata. Buang nafas kembali, menenangkan hati, lalu, kedua matanya tertutup pindah ke alam mimpi.

Ingin tahu barusan dia kenapa? Harist baru tersadar, jika nanti hari kelulusan sekolahnya, tiada yang menyambut, menonton dan memeluknya bangga. Sebab, keluarga yang ia miliki sudah tak lagi hadir. Ia akan merayakan hari kelulusan seorang diri saja. Ya, seorang diri tanpa mereka.

























Hari Rabu ini adalah hari terakhir siswa kelas 12 diuji kemampuan otak dan tenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Rabu ini adalah hari terakhir siswa kelas 12 diuji kemampuan otak dan tenaga. Guru dan panitia ujian, berhasil membantu anak muridnya menuntaskan mereka dalam masa akhir sekolah dengan kelancarannya ujian yang berlangsung dari pagi hingga siang hari.

Klek 🚪

Aisyah keluar dari ruang ujian. Ia telah menyelesaikan semua soal yang ada di komputer.

Siswi Bercadar ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang