part 10

12.3K 602 9
                                    

Happy reading ❤️

________________________________________________

"Jadi saya bagusnya pakai dasi warna apa hari ini?" Tanya Aksa pada seseorang di hadapannya.

"Biru!" jawab orang didepannya lesu.

"Oke, saya pakai warna hitam." ucap Aksa tanpa melihat lawan bicaranya.

"Terus kenapa bapak minta pendapat saya, kalau ujung-ujungnya bapak sendiri yang menentukan." Tere tak habis pikir dengan Aksa. Lihat ini hari kedua ia jadi asisten dan si bos selalu sukses menyulut emosinya.

"Pasangkan!" ucap Aksa sambil menyodorkan dasi hitam ke arah Tere.

"Punya tangan gunanya buat apa pak?" Tanya Tere, mana yang katanya Aksa ini bos dingin tapi di depan Tere sungguh menyebalkan.

Tere tak bisa menghindar ketika tiba-tiba Aksa menariknya dan merengkuh pinggangnya. mengunci satu sama lain dengan tatapan masing-masing. Dengan jarak sedekat ini Tere merasa jantungnya memompa lebih cepat, sial kenapa Aksa melakukan ini padanya.

"Saya gak suka penolakan. ingat itu!" ucap Aksa masih belum melepaskan tangannya di pinggang Tere.

Tere berusaha melepaskan tangan Aksa, namun apa daya kekuatannya tak sebanding dengan sang atasan.

"Ok fine, tapi tolong lepasin tangan bapak dulu." pinta Tere pada Aksa, biarlah dia yang mengalah karena tak mungkin Aksa mau melepaskannya sebelum mendapatkan apa yang dia mau.

Aksa memandangi wajah cantik Tere yang dengan telaten memasangkan dasi. "Kamu harus terbiasa buat pasangin dasi saya setiap hari" ucap Aksa yang membuat Tere berhenti dari kegiatannya.

"Maksudnya?" Tanya Tere tak mengerti dengan apa yang diucapkan Aksa.

Aksa tak menjawab, ia hanya memberikan sebuah senyuman kepada Tere. Tere tak percaya dengan apa yang ia lihat, apa tadi Aksa baru saja tersenyum padanya?. Benarkan apa kata dia kalau Aksa itu bukan tipe laki-laki dingin tapi laki-laki yang menyebalkan mendekati gila.

"Jadwal saya hari ini apa?" Tanya Aksa pada Tere. Fyi jadi tugas sekertaris sama asisten itu beda, jika asisten yang mengatur semua jadwal maka sekertaris disini hanya akan menemani rapat dengan klien tapi asisten juga bisa nemenin rapat.

"Ada rapat jam 09.00 wib di restoran Jepang dengan Pradana company, yang akan membahas mengenai pembangunan resort di Bali." jawab Tere melihat apa saja jadwal Aksa hari ini. Tunggu! Apa Pradana company?. Mampus! Jangan sampai ia disuruh ikut.

" Jangan lupa Reservasi tempat saya tidak mau ada kesalahan sedikitpun." perintah Aksa.

"Baik pak." jawab Tere. Lihat kalau sudah kembali pada pekerjaan Aksa sangat serius.

***

Keluar dari lift mereka bertiga----Tere, Aksa, dan Ana----. Menjadi pusat perhatian semua orang.

Aksa membuktikan ucapannya kalau ia akan membereskan masalah kemarin. Benar! ia mengancam akan langsung memecat siapa saja yang berani mengungkit masalah itu. Dan saat tadi pagi Tere datangpun tak ada lagi orang-orang yang berani merendahkannya seperti kemarin. Semuanya takut kalau mereka akan di pecat.

Harusnya yang menemani rapat kali ini hanya Ana saja tapi dengan seenaknya Tere yang tadi sedang memainkan handphone-nya tiba-tiba saja di tarik Aksa untuk ikut rapat.

Tere duduk di kursi belakang sedangkan Aksa yang menyetir mobil sendiri, jangan tanya siapa yang duduk di samping kemudi sudah pasti si Ana menyebalkan itu.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang