part 18

10.2K 552 6
                                    

"Pak, jalannya pelan dikit kek. Langkah saya kan nggak selebar langkah bapak." Ujar Tere protes. Saat ini mereka sedang berada di Mall. Katanya Aksa ingin membelikan kado untuk sang mama yang besok berulang tahun. Jadi ia mengajak Tere untuk membantunya memilihkan kado.

"Cepetan Teresha. Atau kamu mau saya gendong." Ancam Aksa. Yang melihat Tere masih jauh berada di belakangnya.

"Mending saya ngesot dari pada harus di gendong bapak." Jawab Tere sambil sedikit berlari untuk bisa menghampiri Aksa.

"Bapak nggak lihat nih, stiletto saya hari ini lumayan tinggi." Ucap Tere sambil menunjuk stiletto yang ia pakai hari ini.

"Saya nggak peduli." Ucap Aksa tanpa rasa bersalah. Lalu ia berjalan dan lagi-lagi Tere harus tertinggal di belakangnya.

"Gila kali ya tuh orang. Nggak ada rasa empati-nya sama sekali. Kalau baru 1 jam gue masih kuat pake ini stiletto buat keliling mall. Tapi ini udah 2 jam." Dumel Tere.

Lalu Tere melanjutkan langkahnya mengikuti Aksa yang sudah menghilang entah kemana.

"Lha, si bapak pergi kemana?." Tanya Tere entah pada siapa.

"Buka stiletto kamu." Suara itu datang dari arah belakang Tere. Lantas ia membalikkan badan dan menemukan Aksa dengan paper bag yang bertuliskan salah satu nama brand terkenal di Indonesia.

"Maksudnya bapak nyuruh saya jalan tanpa alas kaki gitu." Ucap Tere dengan kesal.

Bukan jawaban yang Tere dapatkan, namun Aksa menariknya untuk mencari tempat duduk. Setelah menemukan kursi kosong. Aksa Mendudukkan Tere. Lalu tanpa disangka ia berjongkok dan melepaskan  stiletto yang saat ini Tere pakai.

"Lho. bapak mau ngapain?." Tanya Tere bingung atas apa yang dilakukan Aksa.

"Nggak usah banyak tanya." Tere menurut saja dan ternyata Aksa membelikannya sepasang flatshoes.

"Lain kali kamu nggak perlu memakai sesuatu yang akan melukai diri kamu sendiri." Ucap Aksa saat sudah selesai memasangkan flatshoes tersebut.

Tere masih tidak percaya dengan apa yang di lakukan Aksa. Ia menyesal karena tadi sudah mengatai Aksa tidak punya rasa empati. Kini ia menarik kembali kata-kata itu.

"Eh. Bapak udah tahu mau beli kado apa?." Tanya Tere mengalihkan kegugupannya.

"Belum. Dan sebagai ganti rugi yang tadi sudah saya lakukan untuk kamu. Sekarang tugas kamu mencarikan kado untuk mama saya." Perintah aksa.

"Setuju. Karena saya tidak mau punya hutang budi sama bapak." jawab Tere. Setelah itu ia berjalan meninggalkan Aksa yang masih diam ditempat.

Setelah berkeliling Mall, akhirnya Aksa memutuskan untuk membelikan sebuah tas dari salah satu brand terkenal di Indonesia. Itu semua atas usul Tere karena ia sama sekali belum pernah membelikan barang apapun untuk yang namanya wanita termasuk untuk mamanya sendiri.

"Bapak mau makan dulu atau langsung pulang?." Tanya Tere.

"Langsung pulang saja, karena hari ini saya ada janji dengan Ana." jawab Aksa. Tere hanya mengangguk saja tanda ia mengerti.

"Kalau begitu biar saya pulang naik taxi saja." Ucap Tere saat sudah menaruh paper bag yang berisi kado di dalam mobil.

"No. Kamu pulang sama saya." Tegas Aksa.

"Saya juga masih punya urusan." Ucap Tere agar Aksa tak memaksanya untuk pulang bersama. Hari ini ia memang memiliki janji temu dengan seseorang.

"Kalau begitu biar saya antar ke tempat tujuan kamu." Aksa tetap pada pendiriannya untuk bisa mengantar Tere.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang