4. Rumor

239 107 43
                                    

Tatapan seluruh mahasiswa kampus membuat Alluna tak nyaman. Geisha yang turut berjalan melewati lorong ikut dibuat bingung.

"What happen?" tanya Geisha dan hanya dapat gelengan kepala dari Alluna yang juga tak mengerti situasi yang terjadi.

Jengah dengan tatapan mereka, Alluna berusaha tak peduli dengan tatapan tenangnya dan memilih berjalan cepat.

Saat di kelas, suasana justru kian buruk --tak hanya tatapan, mereka justru terang-terangan berbisik di depannya dengan wajah mengejek. Geisha yang tak sabar mendekati salah satu mahasiswi yang duduk tak jauh di samping kanan barisan depan. Alluna menahan sahabatnya itu, tentu saja dia tak mau suasana menjadi gaduh hanya karena kecurigaan mereka.

"Sha, sebaiknya kita duduk di belakang," ajak Alluna, sambil berusaha menarik tangan kanan sahabatnya membawanya ke belakang. Geisha menolak, gadis itu menghempaskan tangan Alluna sebelum menatap tajam ke arah teman jusrusan mereka Viola.

"Kau pikir, sopan menatap kami begitu?!" Nada Geisha terdengar kesal. Alluna yang tak pantang menyerah masih berusaha mengajak temannya pergi.

"Diam, Alluna! Mungkin kau bisa sabar, tapi aku tidak. Kau cukup dengarkan jika tak ingin ikut campur!" melihat amarah Geisha, akhirnya Alluna memilh diam. Lagi pula pada nyatanya dia juga dibuat bingung.

"Kau bodoh atau pura-pura bodoh aku tak peduli, tapi memilih tetap berteman dengannya, aku tak habis pikir," basa-basi Viola membuat Geisha geram dan membuat gadis itu mencekal tangan Viola.

"Temanmu itu pelacur!"

Plak..

Viola memdapat tamparan keras di wajahnya. Ruam merah terlihat di wajah ayu gadis itu. Tak terima ditampar, Viola berusaha membalas, tetapi Alluna yang berdiri di sampingnya berhasil mencekalnya.

"Jaga mulutmu. Apa buktimu mengatakan hal menjijikan seperti itu," tantang Alluna, Viola tersenyum miring, nyali gadis itu tak menyiut --dia mengeluarkan ponsel miliknya dan memarken artikel berita di grup kelas mereka.

Kedua pasang mata dibuat tercengang dengan sebuah foto di mana Alluna di dalam gambar itu tak berbusana, hanya mengenakan dalaman berenda berwarna hitam. Tampak pula tangan seorang pria yang terlihat seperti meremas payudara sang gadis.

Geisha dibuat diam di tempatnya. Otaknya seolah berhenti berpikir. Dia dalam keadaan harus menerima berita itu dan ikut terbawa atau justru percaya pada sahabatnya.

Terdiamnya Alluna membuat Geisha goyah. Alluna hanya diam tanpa membantah, tak ada raut kesal karena difitnah, gadis itu terlihat berkaca dengan wajah ketakutan.

"Bukan hanya di sini, tetapi kuyakin seluruh kampus mungkin sudah tahu kelakuan burukmu itu."

Geisha menarik tangan Alluna mencoba meminta penjelasan, tetapi Alluna justru masih diam mematung, membuat senyum Viola kian mengembang.

"Kau lihat sahabatmu itu bahkan tak dapat mengatakan apapun."

Geisha menggeleng. Dia akan mendengarkan apapun yang keluar dari mulut Alluna yang akan menguatkannya untuk percaya. Alluna yang dia kenal tak akan pernah bisa melakukan hal hina seperti itu.

"Alluna bicara, jangan diam saja!"  teriak Geisha frustasi sambil menggoyangkan tubuh sahabatnya itu.

Alluna akhirnya berani menatap Geisha, membuat sahabstnya itu tersenyum. Hal mengejutkan justru dilakukan Alluna. Bukan menampar wajah Viola atau mencaci gadis itu karena telah mengatakan hal buruk dan mudah percaya dengan berita palsu. Alluna, gadis itu justru berlari meninggalkan ruangan dengan derai air mata. Dan meninggalkan Geisha berdiri mematung dengan wajah kecewa.

V.I.P  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang