30. Boom

62 19 1
                                    

Yuri menekan tombol pintu dengan nomor 1002. Setelahnya seorang wanita menunjukan wajahnya dsri balik pintu, seorang wanita yang Yuri kenal sebagai sekretaris Kim Soohe ---wanita yang mengundangnya. Yuri segera membawa kakinya masuk saat Sohyeon menyerongkan tubuhnya, memberinya jalan.

Kim Soohe, wanita dengan setelan hitam mahal itu tengah duduk di sofa yang berada tak jauh di depan tempat tidurnya, bersisihan dengan pintu kaca balkon.

"Tinggalkan kami berdua." Yuri menoleh ke belakang mengikuti arah pandang Kim Soohe, dan sekretaris itu tak lama kemudian keluar meninggalkan dirinya bersama Kim Soohe. Setelah punggung Sohyeon tak lagi terlihat oleh matanya, Yuri berjalan mendekat ke arah Kim Soohe.

"Duduklah." Yuri memilih duduk sofa single berwarna senada dengan yang wanita itu tenfah duduki, letaknya bersisihan dengan meja kaca, di sampingnya.

Kim Soohe tak ingin terlalu membuang waktunya untuk basa-basi. Wanita itu meletakan tablet miliknya di atas meja. Yuri melirik tablet itu sekilas, lalu menaikan ke dua alisnya. Saat melihat, Kim Soohe memintanya untuk mengambilnya, dengan mengisyaratkan dengan dagunya. Yuri segera meraihnya.

Yuri menahan terkejutnya, nama, foto, segalanya tengang identitasnya terpampang. Yuri beralih menatap Kim Soohe yang kini tengah menenggak minuman berakhohol yang sejak tadi di atas meja. Wanita itu tersenyum, setelah berhasil menunjukan bagaimana mengagumkan dirinya pada Yuri.

"Aku tahu siapa dirimu. Aku bukan orang yang bisa kau tipu semudah itu."

Yuri menyembunyikan ketakutannya dengan meremas ujung kemeja yang dia kenakan. Main-main dengan seorang berpengaruh seperti Kim Soohe memang sedikit membahayakan.

Kim Soohe tertawa, melihat Yuri yang hanya diam di tengah ketakutannya.

"Kau cukup mahir menjalankan peranmu, sayangnya aku terlalu pintar. Maaf membuatmu kecewa."

"Apa yang membuatmu mengundangku ke mari, setelah tahu saya berusaha menipu Anda." Kim Soohe kian tertarik dengan Yuri.

"Bekerjalah denganku," tawar Kim Soohe membuat waktu terasa terjeda bagi Yuri. Dia memastikan jika dirinya tak salah dengar.

"Sebagai gantinya, aku akan membantu urusan kalian dengan Damar."

Yuri kian tercengang, wanita di hadapannya sangat hebat. Dia sudah tahu rencananya, tetapi justru masih ingin bersamanya. Jelas sudah pasti dia memiliki rencana terselubung, yang lebih dari yang tengah Yuri dan kawannya miliki.

"Apa yang harus saya bantu?" tanya Yuri ragu, jika dia diminta melakukan kejahatan seperti membunuh, tentu saja dia akan menolaknya langsung.

"Aku hanya membutuhkan kalian dalam urusanku, kalian hanya melakukan apa yang biasa kalian lakukan. Menghacker, menipu, mengawasi? Apapun, ada bayaran untuk semua, tenanglah." Tawaran Kim Soohe tentu saja menggiurkan untuknya, tetapi dia juga harus membahasnya dengan rekannya. "Sama dengan kalian, aku juga mengincar seseorang. Itu wajar," yakin Kim Soohe. Dia melirik Yuri yang terlihat tengah menimang.

"Tenang saja kau tak perlu menjawabnya sekarang. Kau bisa membahasnya dengan rekanmu." Yuri mengangguk, itu akan lebih baik.

"Kalau begitu saya pamit." Yuri berdiri dari duduknya.

"Kuharap kau bisa mengerti jika ini kesempatan bagus untuk kalian," ujar Kim Soohe, saat dirnya baru saja hendak melangkah. Kim Soohe menunjukan senyumnya, sesaat punggung Yuri yang menghilang di balik pintu

●●●

Kabar tentang penipuan telah muncul halaman koran, menjadi headline yang menarik perhatian untuk di baca.

V.I.P  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang