22. New Mision

71 16 6
                                    

Kabar kembalinya Damar telah sampai ke telinga Glendy, tepatnya pagi tadi. Pemelik perusahaan besar, Indie Cooperation itu telah pulang kampung ke negaranya, setelah satu tahun mengandang di negeri sakura.

Mendengar kabar itu membuat hati Glendy berbunga. Akhirnya, Glendy dapat melakanakan aksinya. Tuhan seolah memberinya jalannya.

Seseorang yang telah dia utus telah menuju bandara, memasang akat pelacak berukuran pada mobil pribadi milik Damar, tetapi bukan itu tugas utama yang dia berikan pada orangnya.

Damar, memberikan barang bawaanya pada pria berjas yang telah menjemputnya di bagian kedatangan. Damar berjalan santai, dengan raut angkuh yang terlihat jelas dalam wajahnya.

Seorang pria tiba-tiba membukuknya dan membuat ponselnya terpental. Amarah Damar menjadi, dia melontarkan segal umpatannya. Sementara di sisi lain seorang gadis meraih ponselnya yang tergeletak di lantai yang jatuh cukup jauh, memasang microfd pada ponsel hitam yang baru dipungutnya. Amarah Damar membuat gadis itu mengambil kesempatan dengan mudah. Saat Damar, sadar jika ponselnya sudah tak berada di genggamannya, gadis itu memberikan kode pada rekannya jika dia memerlukan waktu lebih. Pria itu menahan lengan Damar, membuat Damar menoleh dan kembali kesal.

"Siapa kau menyentuhku!" amarah Damar kembali menjadi, gadis itu menggigit bibirnya panik. Hingga akhirnya garis hijau itu sudah menunjukan 100%, dia segera menariknya, dan menuju pria yang menjadi rekannya.

"Permisi, ini ponsel Tuan?" Damar segera meraihnya, tanpa mengucapkan terima kasih dan segera melenggang pergi.

Setelah punggung Damar menjauh, mereka mengeluarkan makian yang sejak tadi dia tahan.

"Benar kata Mr. Belum saja lama aku beremu dengannya, aku bahkan sudah tidak menyukainya."

"Dia angat angkuh," sahut si gadis, setuju dengan rekannya.

●●●

Para maid telah berbaris menyambut kedatangan tuannya, mansion terlihat megah dan menawan telah disulap bagai pesta penyambutan, mereka memberi hormat atas kedatangan tuan mereka.

"Ini ulahmu?" tanya Damar, pada pria yang sejak tadi tak berhenti mengikut di belakangnya. Pria itu mengangguk. "Maaf, jika mengecewakan, Tuan."

Damar menggeleng, tersenyum dan berjalan angkuh menuju lantai dua di mana letak kamar utama berada. Saat kakinya menuju tangga, Damar menoleh belakang menatap Tama yang tak lagi membuntut di belakangnya.

"Sebelum makan siang, siapkan berkas yang kuminta." Tama mengangguk patuh, sementara Damar kembali melanjutkan tujuannya.

Indie Cooperation adalah bisnis yang telah berdiri sejak dua puluh tahun lalu, sejak kepemilikannya masih dipegang oleh Surya ayah tiri, Damar. Setelah pria itu wafat, seharusnya perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi elektronik itu, jatuh kepada Candra --ayah Glendy dan Dean.

Namun, sifat licik Damar, yang menuruni dari ibu kandungnya bisa merebut kekuasaan dan menjatuhkan Candra, memasukkan ke dalam jeruji besi.

Banyak koneksi yang Damar pakai saat dia menjalankan bisnisnya, kecakapannya yang tak sebagus Candra membuat Indie Cooperation memiliki saham yang sering naik turun, bahkan sempat dijerat hukum, tetapi kala itu dengan segala mulut manis yang dia buat. Dia bisa membuat opininya dipercaya dan tentunya dengan sedikit angka nominal yang turut membantu usahanya.

Lalu bagaimana dengan keluarga Candra. Rumah tangga tersebut mulai retak saat Candra mulai mendiami jeruji besi, istri menuntut cerai dan menikah lagi. Glendy yang masih melampiaskan dendamnya pada semua yang berusaha menyakiti ayahnya, termasuk ibunya --hingga hari ini rasa sakit itu masih ada.

V.I.P  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang