29. Alluna

55 17 1
                                    

Glendy dibuat kalut, setelah kedok Damar terbuka suasana pesta menjadi ricuh. Pria itu bahkan segera kabur, bersama istrinya.

Namun, dikala semua orang mencari Damar ---sang pemeran penipu dalam lelang malam ini. Glendy disibukan oleh hal lain. Setelah, seluruh teamnya masuk ke dalam mobil, Glendy justru berlari keluar dan menyerahkannya pada Yuri.

Laki-laki itu masuk ke dalam aula. Dia mencari Alluna, gadis itu hilang dari monitor, bahkan sebelum dia memutar video itu. Glendy tak bisa tenang, dia melihat seseorang menarik tangan gadis itu. Sayangnya, Glendy tak mengenalnya. Dia menuju di mana dia melihat Alluna ditarik oleh laki-laki itu.

Ada sebuah sepatu yang tertinggal di sana. Ketakutan Glendy bertambah, Alluna di mana gadis itu.

Suara pada telinganya menyapa. "Aku tahu siapa yang membawa Alluna, sebaiknya kau cepat kembali, sebelum orang lain menyadarimu dan kau tertangkap." Glendy meraih sepatu yang diduganya milik Alluna itu dan segera menuju mobil.

Glendy hanya diam, saat temannya merayakan keberhasilan mereka ---membuka kedok Damar.

"Lalu kapan kita akan mengembalikan barang antik tersebut?" tanya Yuta pada Glendy, tetapi laki-laki yang pikirannya tak sedang di tempat itu, tak menjawab.

Membuat Yuri menghela napasnya. Dean, yang tahu keadaan adiknya akhirnya menjawab keingintahuan Yuta. "Karena barang antik itu seharusnya tak diperjual belikan atau dimiliki pribadi. Kita akan mengirimnya ke musium."

"Apa!" Yuta berteriak terkejut.

"Berisik!" teriak Yuri menutupi telinganya.

●●●

Glendy tak bisa hanya diam, sesampainya di rumah, dia segera meraih kunci mobil miliknya untuk mencari Alluna.

Tangan Yuri mencekalnya di depan pintu, membuat langkahnya terhenti. "Aku harus pergi," ucap Glendy dan berusaha menyingkirkan tangan Yuri di lengannya.

"Aku akan ikut denganmu."

Glendy mengangguk. Laki-laki itu melajukan mobilnya dengan cepat, bagai orang kesetanan.

"Kau akan ke mana?" Yuri bertanya memuaskan rasa ingin tahunya.

"Aku akan ke rumah Alluna."

"Percuma." Glendy mulai memelankan laju mobilnya, melirik ke arah Yuri.

"Kau harus ke rumah Damar jika ingin bertemu Alluna." Glendy tampak bingung, tetapi dia teringat laki-kaki yang bersama Damar dalam pesta.

Terbesit, Sean ---sepupunya. Lama mereka tak bertemu. Tak disangka meraka akan bertemu karena seorang gadis.

●●●

Glendy harus menelan kecewa saat mansion milik Damar telah ditinggalkan pemilik, pria itu bersama keluarganya tak kembali ke diamnya. Bagaimana dia bisa melupakan itu. Damar saat ini menjadi pencarian para kliennya yang merasa tertipu.

Namun, lucu sekali. Bahkan, Glendy belum mengeluarkan semua kartu yang dimilikinya, tentang seberapa berengsek dan busuknya Damar. Sayangnya, nyali pria itu juga tak setangguh yang Glendy kira.

"Tenanglah, kita bisa mencarinya lagi, sebaiknya kita kembali. Ada yang menunggu kita di rumah."

Glendy menggeleng, dia ingin mencari Alluna malam ini juga. Bagaimana jika gadis itu kenapa-kenapa. Seperti yang dia tahu. Jika Damar adalah pria licik, dia bisa menghalalkan cara untuk segala tujuannya. Tak ada manusia lebih buruk, melebih Damar sejauh Glendy kenal. Laki-laki itu benar-benar licik, dendam yang Glendy ingat saat mengingat nama Damar. Bagaimana pun caranya dia ingin menjebloskan pria itu ke penjara menggantikan ayahnya, membayar semua dosa-dosanya.

V.I.P  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang