9. Catch me If You Can

179 77 47
                                    

Yoan tersenyum miring di tempatnya. Lolos dari polisi bukanlah perkara sulit, banyak koneksi yang akan membantu. Dia hanya harus mengeluarkan uang di rekening miliknya.

Namun, masalah baru kini justru datang menghantui. Markasnya yang telah terendus membuat otaknya berpikir. Polisi tak akan mungkin tiba-tiba datang tanpa informasi, pasalnya selama ini. Markas besar miliknya sulit terjamah oleh jangkaun polisi. Pasti ada sosok yang mengetahui rahasianya, belum lagi data dari markas yang hilang. Kemungkinan besar, seseorang telah mengetahui segala bisnis ilegal miliknya.

Untuk sementara waktu, Yoan lebih memilih bersembunyi di tempatnya --meski tak bisa dibilang jika tempatnya kini adalah tempat persembunyian, pasalnya bangunan itu selain dengan design interior megah yang menghiasi dan memenuhi bangunan lantai tiga tersebut. Bangunan itu bagaikan vila tempat berlibur dengan pemandangan laut menyapa dari luar.

Yuan mengesap wine merah dari atas balkon kamarnya. Langit jingga dari ufuk barat yang mulai meredup, membangkutkan sedikit hormon endorfin dalam tubuhnya. Setidaknya dia perlu masa tenang untuk rencana berikutnya.

Ponsel dalam saku jasnya bergetar, membuatnya segera menilik ponsel pintarnya. Senyum mengembang di wajahnya setelahnya. Setelah ini sebuah kekacauan benar-benar terjadi.

Tak ada yang pernah selamat jika membangunkan singa yang sedang tidur.

Dan Yoan sudah mendapatkan target mangsanya, dia hanya perlu cara untuk menangkapnya. Dan baginya, itu tak akan sulit.

●●●

Tak ada yang tahu kekacauan apa yang tengah terjadi di pusat kota. Seluruh data base milik kepolisan berhasil dihack oleh seseorang yang tak dikenal. Untung saja data mereka tak dicuri, hanya saja kalimat bersikan tantangan muncul di layar. "Catch me if you can."

Polisi kini tengah mengerahkan kekuatannya mencari sang pelaku yang berani bermain-main meski sepertinya akan sulit, pasalnya hampir setengah hari, tetapi mereka belum bisa menyatakan identias atau kediaman pelaku saat ini --membuat mereka harus berkerja lebih ekstra.

Tak hanya pintar, sang pelaku adalah sosok yang lihai.

●●●

Satu pekan sudah berlalu dan tandanya Glendy harus kembali berperan sebagai Mr. Meski sejujurnya, dia masih tak dapat fokus di tempatnya. Otaknya masih terus berpikir cara yang apik melawan Yoan, sang mafia yang tengah dia incar.

Anggap saja mereka saling incar, tetapi sedikit pun. Itu tak membuat Glendy gentar. Selagi otak cerdasnya masih bisa digunakan dia tak akan mundur. Lagi pula, dia memegang kartu AS yang bisa kapan saja dia keluarkan, tentunya dia tak akan ceroboh. Dia akan mengeluarkan di kesempatan yang tepat.

Glendy berangkat menuju kampus seperti biasa, tak ada yang berubah darinya selain sedikit luka lebam pertarungannya dengan Dean kemarin lusa.

Glendy tersenyum saat netranya berhasil menangkap Alluna. Setidaknya dia dapat bernapas lega, karena gadis itu telah kembali. Dia segera menyembunyikan rasa bahagianya dengan wajah datar miliknya sebelum tertangkap basah.

Irene tiba-tiba datang dari arah belakang membuatnya terkejut. Gadis itu berujar sebelum tersenyum ke arahnya. "Tebakkanku tak pernah salah, dan aku tahu kau memiliki ketertarikan pada Alluna."

Kini ada lagi orang lain yang mengetahui ketertarikannya pada gadis itu. Glendy tak akan membantah atau pun membalas nyatanya dia masih tak bisa memberi tahu tentang sesuatu yang selalu membuatnya bahagia, jika itu tentang Alluna.

"Jika kau menyukainya sebaiknya bergerak cepat, Alluna bukan orang yang sabar menunggu pergerakkanmu yang lambat ini."

Kalimat Irene membuat otaknya berpikir ditengah harinya yang berteriak. Mungkinkah Alluna akan menerimannya setelah apa yang dia buat di hidup gadis itu. Apa gadis itu akan menerimanya, yang merupakan sosok Mr, yang mungkin masuk ke daftar blacklist di hatinya.

V.I.P  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang