Glendy terduduk kaku di lantai. Salah satu kakinya ditekuk ke atas dengan satu lainnya lurus ke depan dengan punggungnya yang menyandak pada sofa. Ekspresinya kaku, dengan pandangan tak tersirat.
Gelapnya ruangan menyembunyikan tubuhnya yang rapuh bersama hatinya yang luruh. Di kala kekalutannya, dia bahkan tak sadar saat pintu utama rumahnya telah terbuka. Dan dua sosok dengan pakaian setengah kering berdiri terkejut menemukannya di ruang tamu.
Alluna hendak mendekat, tetapi Dean menahannya. Laki-laki itu meminta Alluna berhenti terlebih dahulu, sayangnya gadis itu sudah tak sabar menunggu lagi. Dengan tubuh lembabnya Alluna menerjang laki-laki yang dia rindukan, memeluknya dari samping membuat Glendy tersentak.
Alluna tersenyum, memamerkan giginya. "Kau tak merindukanku?" tanya Alluna dengan nada kecewa.
"Bagaimana bisa?"
"Ya, kau tak merindukanku." Alluna berdiri berpura-pura merajuk, tetapi pegangan pada pergelangan tangannya membuat tubuh gadis itu tertahan. Tak lama pelukan hangat Glendy membekap hangat tubuhnya.
Ada rasa lega yang meruak, mengikis rasa kesepian yang tengah bersenandung di gelap relung hatinya.
●●●
Glendy sejak tadi menghunuskan tatapan tajamnya ke arah Dean, mendengar segala rencana gila yang telh mereka gunakan.
"Kau gila? Bukannya kau.."
Alluna mengecup pipi kanan Glendy sebelum laki-laki itu mengomel kembali. Membuat lelaki itu membola terkejut dengan sikap Alluna yang berubah terhadapnya. "Apa yang kau lakukan?"
"Ada apa?" tanya Alluna polos.
"Aku pria, kau ingat itu?" Alluna mengangguk sementara Dean menggeleng kepala tak percaya harus menyaksikan kisah anak remaja yang akan menginjak dewasa itu. "Kau tak bisa mengecup sebarang pria, kau..." Alluna tak memberikan Glendy melanjutkan kalimat keduanya, pasalnya Alluna kini tengah mengecup bibirnya. Sukses membuat wajah putih laki-laki itu berubah merah, dengan cepat Alluna menjauhkan wajahnya.
Alluna tergelak tawa melihat ekspresi Glendy. "Jangan bilang tadi itu first kiss-mu?" Glendy menoleh ke arahnya dengan wajah kakunya. Alluna menutup mulutnya. "Astaga, aku mencuri first kissmu, jika begitu." Glendy segera pergi melarikan diri meninggalkan Alluna sendiri. Karena Dean, juga sudah tak di sana entah kapan.
●●●
Alluna harus datang kembali ke kantor polisi memenuhi panggilan kepolisian. Suasana terasa menegangkan untuknya, mengingat dia akan kembali berurusan dengan Yoan, pria berengsek di masa lalunya.
"Nona, maaf tetapi aku harus mengundang Anda kemari meski Anda tak ingin." Polisi itu menunjukan ponsel pintar dengan model lama kepadanya. "Kami menemukan ini, di tempat pertama kami berusaha menangkap Yoan. Pada hari itu Yoan berhasil kabur dengan membawa sandera." Hati Alluna terjatuh harus mengingatnya, tetapi tatapan gadis itu tampak kuat --tak ingin menunjukan kelemahannya.
"Sayangnya, bukti ini yang kami temukan di hari itu --membuat nama Anda terseret kembali dalam kasus ini." Alluna masih mendengarkan dan mencerna informasi yang berusaha masuk ke telinganya. "Dalam ponsel ini, Yoan didakwa sebagai tersangka penjaja PSK via aplikasi atau kita bisa menyebutnya mucikari, dan masalahnya nama Anda dalam salah satu kliennya."
Seolah peluru telah menembus tepat dadanya. Gadis itu terdiam kaku. Dia harus menerima kenyataan atas apa yang dia buat.
"Apakah anda mengakui jika ini nama Anda?" Alluna tak menjawab, tubuhnya bergetar hebat. Berkali-kali gadis itu meremas ujung pakaiannya. "Tenang saja, kami akan mengidentifikasi siapa pemilik akun dengan nama Anda ini." Sayangnya, kalimat polisi itu tak dapat menenangkan tubuhnya yang bergetar hebat. "Namun, jika ini identitas ini adalah Anda yang merupakan salah satu kliennya, maka pada saat penangkapan perbuatan Yoan, statusnya bukanlah percobaan pemerkosaan karena Anda.."
KAMU SEDANG MEMBACA
V.I.P ✔
Mystery / Thriller⚠️WARNING 18+⚠️ [COMPLETED] Ini tentang seorang anak yang melampiaskan dendam ayahnya yang tak menerima keadilan hukum. Hingga akhirnya memutuskan menciptakan aplikasi yang justru akan membuatnya memiliki masalah hukum. Dan VIP adalah nama yang dig...