Disantap Setan

14.7K 344 13
                                    

"Nnngghhhhh..." Kaia perlahan membuka matanya. Seluruh tulang dan sendi di tubuhnya serasa remuk. Bahkan yang lebih parah, seisi kamarnya berhamburan seperti sudah ditiup angin ribut. Buku-bukunya berserakan di lantai, sama seperti pakaian-pakaian dari lemari. "Mmmhhhh..." Nafas Kaia masih lemas, tapi matanya perlahan sudah bisa melihat dengan jelas. Gadis cantik itu sudah tidak berada di atas kasurnya, melainkan tergeletak terlentang di atas lantai masih dalam keadaan tak berbusana. "Nnnngghhh..." Kaia mencoba menilik ke bawah, ke arah tubuhnya. Kedua pahanya masih mengangkang lebar dan sekujur tubuhnya terasa lengket-lengket basah. Lantai tempat Kaia berbaring juga basah, entah karena apa.

Hah... Hah... Dada gadis cantik itu naik turun mengambil nafas yang hilang. "Mmmgghhhh..." Setelah mengumpulkan sedikit tenaga, gadis cantik itu pun bangkit mendudukkan diri. "Huh!?" Di saat itulah Kaia sadar sesuatu. Gadis cantik itu menilik ke bagian selangkangannya dan mendapati bagian keintimannya sedang dipeluk boneka jenglot pemberian Mbah Kasmirah. "Nnnggghh!" Kaia berusaha menyingkirkan boneka itu dari sela-sela lubang suci dan lubang pantatnya, tetapi boneka itu menempel seakan sudah menyatu dengan daging Kaia. "Mbah!? Mbah!?" Seru Kaia panik memanggil Mbah Kasmirah karena tidak bisa menyingkirkan boneka jenglot itu dari kemaluannya. "Mbah!?" Karena tak ada jawaban, gadis cantik itu pun memutuskan untuk berdiri dan pergi keluar kamar mencari Mbah Kasmirah.

"Mbah!?"
"Iya." Sebuah suara wanita tua menyahut dari dapur dan Kaia pun segera berlari ke sana. Mbah Kasmirah rupanya sedang memasak makanan untuk Kaia, dan pas sekali ketika gadis cantik tak berbusana yang baru bangun itu tiba di dapur, makanan telah siap disajikan ke atas meja makan. "Bagaimana kabarmu?Apa kamu merasa sakit?" Tanya Mbah Kasmirah yang begitu selesai menaruh makanan di atas meja makan segera menghampiri Kaia dan memeriksa wajah gadis cantik itu.
"Mmmmm!" Kaia menggeleng, "Kaia baik-baik saja, ta- tapi ini ..." Kaia menunjuk jenglot yang menempel di selangkangannya dan juga menunjukkan ke Mbah Kasmirah kalau boneka itu tidak bisa dilepas. "Ini kenapa enggak bisa dilepas Mbah!?" Seru Kaia panik berkeringat dingin.

"Hmmm..." Mbah Kasmirah hanya tersenyum nampak tidak kaget dengan kejadian ini. "Memang begitu Kaia. Tidak perlu panik. Malam ini kita lanjut lagi, dan nanti kamu akan Mbah ajari cara berkomunikasi dengan Mbah Gowo agar kamu nantinya bisa minta tolong kalau ada apa-apa."
"Ma- Malam ini lagi!?" Seru Kaia tidak ingin percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Ma- Malam ini aku harus rela ditiduri setan lagi!?
"Hmmm." Mbah Kasmirah mengangguk lalu berjalan ke belakang Kaia. "Maaf Kaia, kamu bisa nungging sebentar? Mbah mau meriksa sesuatu." Gadis cantik itu pun menggigit bibir lalu sambil menahan malu, mematuhi Mbah Kasmirah. Kaia baru sadar, dirinya main keluar kamar tanpa berpakaian itu makin merah, malu bukan main.

"Wow." Ucap Mbah Kasmirah kagum. Wanita itu berjongkok tepat di depan selangkangan Kaia yang menungging.
"A- A- Ada apa Mbah!?" Tentu saja Kaia bingung, kenapa sosok wanita tua seperti Mbah Kasmirah menatap selangkangannya lalu berdecak kagum seperti tadi.
"Apa kamu ingat kejadian malam tadi seperti apa?" Tuk... Tanya Mbah Kasmirah sambil mengelus pelan jenglot yang lengket di selangkangan Kaia.
"Aaahhh... Mmhhh..." Kaia menggelengkan kepalanya. "Ka- Kaia langsung ... pingsan Mbah." Jawab Kaia terbata-bata. "Ta- Tapi sebelum itu, Kaia sempat melihat banyak makhluk lain berdatangan menonton ... Kaia digituin."
"Ya itu dia!" Ucap Mbah Kasmirah semangat lalu kembali berdiri ke depan Kaia.

"Aksimu malam tadi mengundang makhluk lain, mungkin karena memang kamu itu ibarat gula bagi mereka yang ibarat semut." Mbah Kasmirah berkedip-kedip menatap tubuh Kaia yang sontak karena malu mengangkat tangan menutupi diri. "Kalau begini, bukan hanya bisa minta tolong ke Mbah Gowo, tapi kamu bisa minta tolong ke makhluk lain."
"Mi- Minta tolong ke makhluk lain?" Mbah Kasmirah pun mengangguki pertanyaan Kaia.
"Benar. Sepertinya, malam tadi bukan cuma Mbah Gowo yang main sama kamu."
"HAH!?" Kaia berteriak kaget, "Be- Be- Berarti malam tadi Kaia sudah digilir setan!?" Tubuh Kaia seketika merinding gemetaran, "Kenapa Mbah enggak mencegahnya!"

Panggilan Ratu Laut SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang