Naif

7.2K 309 9
                                    

"Kuh! Kaia!" Srak! Srak! Septa yang masih terjebak tak bisa maju karena reruntuhan langit-langit mulai merasa usahanya tidak membuahkan hasil. Ada bongkahan-bongkahan kayu yang begitu berat yang tidak sanggup diangkatnya. Hah! Hah! Cowok itu pun menarik diri sejenak sambil mengatur nafas dan mendinginkan kepala. Septa melihat sekeliling, mencari cara lain untuk ikut masuk menyusul Kaia. Begitu ia melihat ke belakang, ia mendapati beberapa pasukan setan yang dibawa Kaia tampak menunggunya. Sepertinya, ditugaskan Kaia untuk melindungi Septa.

"Gguh!" Bruk! Septa menendang dengan kekuatan penuh, tapi itu tetap tidak cukup untuk menyingkirkan bongkahan kayu yang menghalangi jalan. Akhirnya, Septa melangkah keluar rumah dan melihat bagaimana kondisi rumah Lulu. Ada beberapa jendela yang tertutup, di lantai satu dan lantai dua. Septa menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu melihat ada sebuah jalan kecil menuju ke belakang rumah. Cowok itu pun bergegas menuju ke sana, berharap menemukan cara masuk lain ke dalam rumah Lulu.

"Grrrrr ..." Raungan sosok hitam tentara Ratu menggema. Angin ribut menerbangkan perabotan kamar orang tua Lulu ke sana kemari seperti pusaran beling yang membuat Kaia harus melompat untuk menghindarinya.
"Gggaaaahhh!" Sosok Ibu Lulu pun terlempar ke sudut ruangan ikut teracak-acak seperti perabotan di dalam kamarnya.

"Mbah Gowo!" Kaia mengangkat tangan dan berbenturlah dua buah energi alam ghaib. Hitam melawan hitam. "Akh!" Kulit Kaia terluka terkena serpihan kaca yang berterbangan. Gadis cantik itu pun segera memacu langkah mendekati Ibu Lulu yang terlempar, memanfaatkan Mbah Gowo yang sedang membuat pasukan Ratu itu sibuk.

"Akh!" Bruk! Tapi, ketika melangkah, kaki Kaia ditarik tangan-tangan hitam yang tiba-tiba muncul dari lantai kamar. "Nnngghhhhh!" Tubuh gadis cantik itu pun terkunci tak mampu bergerak. Begitu terjatuh, tangan dan kaki Kaia langsung ditarik dan ditahan tangan-tangan kegelapan yang jumlahnya seperti lautan. "Uughhhh!" Kaia mencoba meronta tapi tak mampu sedikit pun membebaskan diri. Gadis cantik itu pun melirik sosok Mbah Gowo, mencari pertolongan.

Bruk! Bruk! Hantaman engergi ghaib akibat perkelahian sosok Mbah Gowo dan sosok hitam pasukan Ratu itu sampai membuat gema yang memecahkan semua kaca dan meretakkan dinding semen. Tidak bisa! Kaia tidak bisa minta tolong ke Mbah Gowo untuk membebaskannya! Sosok itu sedang bertempur habis-habisan melawan sosok hitam pasukan Ratu yang tampaknya adalah pemimpin semua kejahatan di rumah Lulu ini. Prang! Hingga tiba-tiba terdengar bunyi sebuah kaca pecah dari luar kamar.

"Ggraaaa!" Keadaan semakin kacau ketika banyak sosok kuntilanak-kuntilanak berterbangan masuk menembus dinding, lalu bergemuruh seperti kawanan lebah membantu sosok hitam itu melawan Mbah Gowo. "Gggaaaaa!" Srak! Lalu, salah satu kuntilanak dengan wajah seperti manusia yang telah terbakar api itu terbang mencekik Kaia.
"Uughh! Ohok!" Gadis itu menendang-nendang tapi tangan-tangan setan yang menahan tubuhnya tak membiarkan Kaia membebaskan diri. "Gggggghhhhh!" Kulit Kaia yang telah terluka akibat terkena serpihan kaca yang berterbangan semakin tergores-gores, dicakar oleh tangan-tangan kegelapan yang menahan tubuhnya.

"Nmgghhhhhhhh!" Srek! Seragam sekolah Kaia juga mulai sobek mengikuti kulitnya yang dicakar-cakar. "Mmmmgghhhh!" Paha Kaia yang meronta kemudian ditarik dan dibuat mengangkang, hingga dua buah tangan setan muncul tepat di depan selangkangannya. Srak! Kedua tangan itu mencengkram paha Kaia, menghentikan pemberontakan Kaia secara sepenuhnya, lalu kemudian lanjut menyobek-nyobek rok serta celana dalam gadis itu. "Aaaghhhh!"

"Kaia!" Bruk! Septa mendobrak masuk. Cowok itu barusan sudah menemukan sebuah jendela besar di belakang rumah Lulu, dan untuk bisa masuk ke dalam, Septa melempar batu memecahkannya. "Kaia!" Septa langsung berlari menghampiri Kaia yang sudah tak berkutik meronta-ronta, dan bersamanya, pasukan setan Kaia yang mengikuti Septa langsung terbang menghantam kuntilanak yang sedang mencekik Kaia, serta memakan tangan-tangan hitam dari lantai yang membelenggu gadis cantik kesayangan mereka.

Panggilan Ratu Laut SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang