"Nnghh... Kaia, cepat bangun!" Suara Septa yang terdengar kesusahan dibantu dengan gerakan tubuh cowok itu yang mengguncang tubuh Kaia, akhirnya membuat Kaia perlahan membuka mata. "Hei, bangun!" Cowok itu menyeru sedikit lebih nyaring menatap Kaia yang sudah sedikit membuka matanya.
"Mmmhh...." Pandangan Kaia yang awalnya rabun berangsur fokus dan makin jelas. Gadis cantik itu awalnya melihat sebuah sosok buram terlentang ada di depan wajahnya, namun setelah kesadarannya perlahan kembali, Kaia bisa melihat kalau sosok buram itu adalah Septa, dan.... cowok itu nampak terlentang di depannya. "Septah...?" Kaia mengucek mata lalu melihat ke bawah. Yang ditindihi tubuh Kaia yang baru bangun tidur itu bukanlah kasur, melainkan sebuah tubuh manusia. "Huaaah..." Sambil menguap, Kaia meregangkan tubuh dan bukannya bangun, malah makin mendekap tidur tengkurap di atas tubuh Septa."Hei! Cepat bangun... Nngghh..." Septa terlihat kesusahan ditindihi Kaia begitu. Tangannya mau mendorong tubuh gadis cantik itu menjauh, tapi masih segan melakukannya karena Kaia tampak belum bangun sepenuhnya.
"Hmmm..." Kaia menggesekkan pipinya ke dada Septa. Deg... Deg... Deg... Gadis cantik itu bisa mendengar detak jantung Septa yang menggebu-gebu mengebut... "Mmmhh..." Aneh... Gumam gadis cantik itu. Kenapa aku bisa menindihi tubuh Septa? Hmmm... Pasti ini mimpi... "Hehe..." Kaia yang masih setengah tidur itu terkekeh dan menegakkan kepalanya.
"Apa? Cepat bangun! Kalau lambat kudorong nih! Enggak tanggung jawab kalau jatuh!" Septa mengkerutkan alis dan sudah mengeraskan otot ingin mendorong Kaia.
"Hmmm...." Kaia merangkak di atas tubuh Septa lalu, Cup... Gadis itu mencium bibir Septa tiba-tiba tanpa aba-aba. "Hehe..." Wajah Kaia memerah dan gadis cantik itu tersenyum manis. Bisa-bisanya aku dua kali mimpi begini? Hehe... Kalau mimpi begini, enggak apa-apakan kalau kami melakukannya? Hehe..."Ka- Kaia!" Suara Septa menyeru memasuki telinga Kaia. Tangan cowok itu juga naik dan mengguncang tubuh Kaia. Gadis cantik itu terdiam dan berkedip-kedip. Deg... Deg... Detak jantung Kaia mengantarkan darah ke kepalanya hingga matanya bisa melihat dengan jelas dan tubuhnya sudah memanas.
"A-!" Mulut Kaia tersendat. Dari lehernya hingga ke wajah mulai memerah dan akhirnya mendidih. "Aaaaaaaaaaaaa!!!!!" Kaia langsung bangkit berdiri sambil menutup wajahnya. "Aaaaaaaaaaa!!!" Gadis itu berguling-guling di kasur dan, Bruk!!! Badannya jatuh ke lantai. "Mmmmmm!!!!" Kaia menghisap bibir dengan tangan yang gemetaran. Bu- Bukan mimpi!!!? Aaaaaaaaaa!!!! Bodoooohhhhh!!!! Kaia geleng-geleng menolak kenyataan dan kebodohan yang telah ia lakukan. Ingin rasanya ia berguling-guling di lantai agar tindakannya yang barusan bisa diubah, tapi... Aaaaaaaaaaaaa!!! Gadis itu salah tingkah sampai mau meledak.Septa bangkit duduk di kasur dan menyentuh bibirnya. Apa yang barusan terjadi? Cowok itu juga sama bingungnya dengan Kaia yang meringkuk di lantai. Tok! Tok! Tok! "Kaia?" Suara Lulu terdengar mengetuk kamar Kaia yang ada di seberang kamar Septa. Beruntung ada suara Lulu yang membuat suasana canggung di antara Kaia dan Septa sedikit disingkirkan. Keduanya saling tatap. Ini lagi satu masalah di pagi hari ini. Mana mungkin aku keluar dari kamar Septa!!!? Na- Nanti Lulu bisa salah paham!!!!! Kaia terduduk dan mengacak rambut. Aaaaaaaaaaaaa!!! Kenapa pagi begini aku sial sekali!!!
Tok! Tok! Tok! "Kaia? Halo?? Kaia?" Suara Lulu terdengar makin nyaring memanggil Kaia yang tak menjawab.
"Se- Septa bagaimana ini!!!!?" Kaia menatap Septa dengan wajah pucat panik. Septa terdiam dan kemudian mengalihkan pandangannya ke lantai. Hah... Cowok itu pun menggelengkan kepalanya membuat Kaia menelan ludah. Mereka terpojok dan tak punya pilihan lain. Kaia akhirnya memejamkan mata dan membuka pintu kamar Septa, Krek...Tok! Tok! Tok! "Ka- Kaia!?" Lulu balik badan dan seketika diam seribu bahasa mendapati sahabatnya bukan keluar dari kamarnya yang seharusnya tapi malah dari kamar Septa. "He...." Senyuman lebar merekah di wajah Lulu pagi ini. Matanya melihat Kaia dari bawah hingga ke atas. Wajah Kaia yang masih merah merona akibat kebodohannya pagi ini semakin menguatkan kesalahpahaman yang ada di dalam kepala Lulu.
"I- Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Lulu!!!!" Kaia menyeru nyaring sampai memejamkan mata. Pipinya yang memerah membuat Lulu terkekeh-kekeh merasa gemas dan lucu melihatnya.
"Iya... Iya deh... Aku tidak akan membahasnya hehehehehe... Anggap ini rahasia kecil kita. Tentu saja kalian melakukannya, kan kalian tinggal serumah selama ini? Hehe..." Lulu cekikikan menutup mulutnya lalu balik badan mengajak Kaia untuk mengikutinya, "Aku mengerti kok Kaia... Gehehe... Ayo cepet mandi! Habis itu sarapan! Upacara adatnya mau mulai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggilan Ratu Laut Selatan
Horror(21+) Setelah kematian orang tuanya, Kaia mengalami kejadian ketindihan yang sampai membuatnya bangun dalam keadaan telanjang. Pilihan gadis itupun hanya satu, yaitu menemui seseorang yang bernama Kakek Sanjaya sesuai dengan isi surat wasiat dari ke...