Kembali Hidup

7.8K 348 14
                                    

Lu- Lulu!? Tapi kenapa bisa!? Kaia menelan ludahnya melihat sosok Sang Sahabat tampak memasuki ruang kelas. Sambil tersenyum, Lulu berlenggok melirik ke semua teman-teman kelas Kaia, lalu terakhir, matanya bertemu dengan mata Kaia saat sosok Lulu itu duduk di kursinya. Wajah cantik Kaia menghadap lurus ke depan. Sesekali, matanya melirik ke sebelah, melihat wujud Lulu yang persis tidak ada bedanya dengan terakhir kali ia melihatnya. Tapi kenapa!? A- Apa benar ini Lulu? Lalu yang kemarin saat dirinya ditarik Ratu itu ... Bagaimana bisa dia kembali lagi!?

"Lulu? Ke mana saja kamu? Hah ..." Guru di depan menghembuskan nafas panjang. "Kami khawatir, kamu tidak masuk sekolah enggak ada kabar. Orang tuamu juga sulit dihubungi." Sambil mencoret memberi tanda kehadiran Lulu, Ibu Guru di depan pun menyimpan buku absen lalu berdiri sejenak menatap Lulu, menunggu jawaban gadis itu.
"Haha, yah ... Maaf Bu. Soalnya saya ditinggal teman saya saat study tour kemarin, jadinya terlambat balik." Sosok Lulu tersenyum menatap guru di depan. Memang benar, wajah Lulu menghadap ke depan, tapi entah kenapa, dari senyumnya gadis itu, Kaia merasa Lulu juga sedang menatapnya.

"Ditinggal?" Alis Ibu Guru itu pun mengkerut mendengar cerita itu. "Tega sekali. Memangnya kamu berangkat bersama siapa!? Untung saja kamu masih bisa balik ke sini!" Suasana kelas pun ribut akan bisik-bisik. Mereka yang hanya tahu kalau Lulu pergi bersama Septa serempak menolehkan wajah menatap cowok itu yang sedang duduk di bangkunya.
"Saya berangkat bareng Kaia dan Septa. Tapi sepertinya mereka berdua pergi meninggalkan saya karena mau pacaran dan berbuat mesum." Wajah semuanya langsung menganga kaget terbelalak.
"A- A- Apa!?" Guru di depan tidak dapat berekspresi datar. Ibu guru itu sampai terbata-bata tak tahu bagaimana harus merespon ucapan Lulu. Kemudian, begitu ia melihat buku absen, memang benar kalau Kaia tidak masuk sekolah pada saat Lulu dan Septa pergi study tour.

"Septa! Kamu beneran meninggalkan Lulu!? Lalu Kaia, kamu sengaja bolos untuk ikut mereka!?" Mata Ibu Guru di depan menatap Kaia dan Septa bolak-balik, menuntut penjelasan.
"I- Itu ..." Kaia yang kebingungan melirik ke arah Septa, mencari tahu apakah cowok itu punya solusi jalan keluar dari tuduhan Lulu ini. Memang benar. Apa yang dikatakan Lulu memang benar. Aku memang meninggalkannya demi menyelamatkan diriku sendiri. Tapi ... Kaia mengkerutkan alis lalu menatap tajam Lulu yang terkekeh. "Kuh!" Tangan Kaia mengepal erat. Apa ini sungguh sosok sahabatnya? Sosok Lulu yang menurut ingatan Kaia adalah sosok yang baik, namun sekarang kenapa bertingkah seperti ini!?

Kaia memperhatikan Lulu dengan seksama, tapi, dia tidak menemukan sosok tak kasat mata apa pun yang menempel tubuh Lulu. Yang ada di sampingnya saat ini, memang benar, Lulu. Bukan hanya tubuhnya. Tapi, jiwa dan pikirannya juga. Lulu tidak dirasuki Ratu atau apa pun. Itu benar-benar Lulu! "Memang benar saya bolos kemarin untuk ikut study tour dan saya juga meninggalkan Lulu, tapi!" Perkataan Kaia terhenti. Bagaimana dia mengatakan kejadian selengkapnya? Apa mungkin Ibu Gurunya di depan itu bakal percaya dengan cerita mistis yang menjadi sumber masalah ini semua? "Tapi ..." Kaia menggigit bibirnya.
"Sudah! Nanti istirahat, kalian bertiga harus ke ruang guru untuk menjelaskan semuanya! Mengerti!?" Kaia dan Septa yang saling melirik kemudian mengangguki hal itu. "Sekarang, kita lanjut belajar dulu."

Pelajaran dimulai, walaupun suasana kelas masih sedikit penuh akan bisik-bisik teman sekelas Kaia yang beberapa di antara mereka tidak bisa berhenti menatap Kaia dan Septa. Rasa penasaran dengan kebenaran ucapan Lulu membara, dan Kaia yang tak mau menanggapi itu semua memilih untuk menunduk, tidak membalas tatapan mereka. "Hmmm..." Lulu mendengus tersenyum, sedikit menahan tawa. Gadis itu dengan santai menopang dagu lalu memperhatikan pelajaran di depan. Dengan sengaja mengacuhkan Kaia yang menilik ke arahnya.

Kaia kemudian memejamkan mata, mencoba berkonsentrasi merasakan keadaan alam sekitar. Tidak terjadi apa-apa. Seandainya Ratu ikut membuntuti Lulu hari ini, seharusnya peperangan di sekolahnya terjadi lagi. Tapi, suasana damai seperti biasanya. Aneh! Pasti ada sesuatu! Gumam Kaia yang sepanjang pelajaran sampai jam istirahat tiba tidak bisa tenang dan selalu memperhatikan sosok Lulu di sebelahnya. Teng! Bel istirahat berbunyi dan kemudian, di saat teman-teman sekelas Kaia mau bergerombol mengelilingi Lulu dan Kaia, "Lulu, Kaia, Septa! Ayo ikut ke ruang guru!" Seruan Ibu Guru di depan membuat semuanya menyingkir ke bangku masing-masing, membiarkan Kaia, Lulu, dan Septa bertiga melangkah keluar kelas terlebih dahulu.

Panggilan Ratu Laut SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang