Rumah tua kayu itu besar dan mempunyai banyak kamar-kamar yang sepertinya sudah dipersiapkan Mbah Kasmirah karena mendengar keluarga jauhnya, Lulu, datang berkunjung bersama teman-temannya. Karena sudah capek diperjalanan, baik Kaia dan Septa, sama-sama pergi menuju kamar masing-masing. Lulu yang sudah tak asing dengan seluk beluk rumah itu dengan cepat menaruh tasnya di kamarnya dan segera pergi keluar. Banyak kata yang ingin ia tukar ke Mbah Kasmirah yang terbilang cukup lama tidak ia jumpai.
Bruk... Kaia terbaring di atas kasur. Perjalanan belasan jam di kereta tentu saja membuat tubuhnya capek bukan main. Menikmati rebahan di kasur tua itu benar-benar melegakan punggung-punggung dan matanya, setelah belasan jam tak bisa tidur. Gadis cantik berkacamata itupun mulai berpikir sambil memejamkan mata beristirahat. Apa benar sosok yang menyambutnya tadi benar-benar Mbah Kasmirah yang dimaksud Kakek Sanjaya? Kebetulan macam apa ini jadi dia tidak perlu repot-repot mencari beliau, dan langsung menginap di rumahnya? Tapi sekali lagi, Kaia harus memastikannya. Bisa jadi ada banyak orang tua bernama Kasmirah di daerah ini. Tidak hanya Bude Lulu ini saja.
"Mmmhhhhh!!!" Kaia meregangkan badan. Apapun itu, Kaia memutuskan untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu terlebih dahulu. Sekarang masih siang, masih ada waktu bagi dirinya untuk tidur dan sedikit beristirahat. Huah... Mulut gadis cantik berkacamata itu menguap, dan matanya mulai terpejam dalam lelah. Gelap mulai mendalami pandangan Kaia, dan gadis itupun jatuh terlelap.
"Hei...." Seseorang memanggil. Suaranya tidak asing. Ini adalah suara cowok kampret yang selalu bersama Kaia ketika malam. Kaia mendengar ada suara Septa memanggilnya.
"Se- Septa!? A- Apa yang kamu lakukan!?" Kaia terbelalak, mendapati Septa sedang berada di atas tubuhnya. Dan, mata gadis cantik itu semakin dibuat terbuka lebar selebar mulutnya yang gemetaran ketika mendapati Septa yang menindihinya itu membuka baju. "Se- Septa!? Kamu mau ngapain!?""Hehe..." Septa terkekeh menampilkan gigi. Cowok yang sudah tak tetutupi apapun itu kemudian menunduk dan menciumi leher Kaia.
"Mmmmhhhh... Se- Septa!?" Kaia merapatkan paha. Kulit mulus gadis itu bisa merasakan batang Septa yang mengeras mengenai pahanya. "Mmmhh.. Septa!" A- Apa yang terjadi!? Kenapa Septa bisa ada di sini!? La- Lalu kenapa dia bertingkah begini!!!! Wajah Kaia mendidih merah. Jantung gadis itu yang tadinya tenang setenang air tawar, sekarang bergejolak seperti samudera diterpa badai. Ciuman Septa di lehernya memberikan sensasi geli-geli manja yang membuat Kaia bergidik sekaligus merinding.
"Aku enggak tahan Kaia... Ayo kita melakukannya..." Suara Septa yang biasanya datar itu sekarang terdengar sedikit mendesah.
"Me- Melakukan!!!!?????" Kaia menyeru kaget meledak-ledak. "Melakukan apa Septa!!!!!!" Kaia lantas melihat batang tegak Septa dan tentu saja Kaia mengerti apa maksud ucapan Septa yang menindihinya ini."Aku yakin kamu tahu apa maksudku..." Cup... Septa menciumi leher Kaia dan bibirnyapun mulai bergerak, meraba-raba leher dan turun sedikit ke tulang selangka Kaia.
"Mmmmhhh... Ta- Tapi kenapa sekarang banget Septa!?" Kaia yang dicium membuat gadis itu bergidik-gidik, sampai berpengaruh kepada suaranya yang jadi begetar. "Ki- Kita lagi study tour di rumah orang!!!!" Wajah cantik Kaia makin memerah. Pita suaranya sejenak tertahan karena ingin berkata sesuatu yang sangat nakal. I- Ini serius Septa!? Kenapa dia tiba-tiba begini!!!? Ini gila!! Apa harus kutolak!? Ta- Tapi... Kalau Septa yang minta... "Kenapa enggak tunggu sampai kita balik ke rumah aja biar lebih bebas...." Kaiapun menggigit bibir. Tidak percaya kalimat nakal barusan keluar dari mulutnya."Hehehe..." Septa menarik diri dan terkekeh. Menatap wajah Septa membuat jantung Kaia berhenti berdetak sejenak. Tetapi, ada yang aneh dengan wajah cowok itu. Ada sesuatu yang berbeda, dan Kaia tidak bisa menjelaskannya. Entah Kaia yang tidak terbiasa melihat Septa terkekeh atau bagaimana, yang jelas, Kaia merasa ada sesuatu yang aneh dengan raut muka Septa yang menindihinya sekarang.
Perlahan, wajah Septa menurun. Bibirnya mendekati bibir Kaia, "Se- Septa...." Cup... Bibir keduanyapun bertemu. Kaia memejamkan mata dan merilekskan tubuhnya, menikmati ciuman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggilan Ratu Laut Selatan
Horror(21+) Setelah kematian orang tuanya, Kaia mengalami kejadian ketindihan yang sampai membuatnya bangun dalam keadaan telanjang. Pilihan gadis itupun hanya satu, yaitu menemui seseorang yang bernama Kakek Sanjaya sesuai dengan isi surat wasiat dari ke...