Bab 4 : Coby dan tong kayu

3.3K 233 13
                                    

" Huh .. huh .. huh .. "

Saat ini Luffy tengah terengah - engah, keringat mengucur deras dari seluruh tubuhnya. Meski biasanya tubuhnya sulit berkeringat karena karet, namun sekarang berbeda.

Keringat deras keluar selama beberapa detik terakhir bersama dengan detak jantungnya yang berdetak keras tak terkendali.

Selama beberapa menit, Luffy berusaha menormalkan seluruh tubuhnya kembali. Itu hanya butuh lima menit lebih hingga Luffy kembali bernafas normal.

" Rasanya masih sama bahkan tidak pernah berubah. Mungkin karena beban yang terambil masih sama dengan yang terakhir kali aku menekannya. "

Luffy mengeluh karena rasa sakitnya sama sekali tidak pernah berkurang, meski dia juga sadar jika tidak ada sakit maka tidak akan mungkin datang kekuatan.

Kerja keras tak mengkhianati hasil, itulah intinya.

" Mungkin karena semua kemampuanku dalam keadaan macet dan tak bisa ku tingkatkan lagi, kali ya? "

Kenyataannya adalah selama ini dia telah menekan tombol itu 60x lebih, kekuatannya juga meningkat ke tingkat ekstrem dan tidak manusiawi lagi.

Begitu pun dengan kemampuannya, hampir semua kekuatannya kini dalam keadaan macet dan tak berkembang lagi karena sudah berada dipuncak. Mungkin kalau dalam permainan RPG Level Skill-nya sudah mencapai Max Lv.

" Huh, sekarang aku bingung harus ngapain setelah semua kemampuanku berada dalam puncaknya. "

Setelah lama berlatih ditambah dengan latihan sampai jutaan tahun menggunakan kotak bertombol itu yang membuatnya sangat kuat, Luffy sekarang tengah menjadi dilema.

Setelah kemampuan dan tubuhnya sudah berada dalam puncak, dia sudah tidak merasakan kembali resiko dan efek samping dari satu kemampuan atau pun teknik yang digunakan.

Dia merasakannya seolah teknik atapun kemampuannya yang dia gunakan sama dengan dia bernafas. Mudah dan tidak berat.

* PLAKK!! *

" Apa yang kupikirkan?! Seharusnya aku senang karena telah menjadi sangat kuat sekarang bahkan sepertinya aku lebih bersyukur meski aku sudah sangat, aku tidak jadi botak. "

Luffy menampar dirinya sendiri untuk menyadarkannya. Dia menyadarkan dirinya yang tidak berterima kasih dan bersyukur pada apa yang telah dicapai sekarang.

Namun sadar atau tidak, ketidakpedulian Luffy pada sekitarnya telah membuat kapal miliknya melaju dan ketarik ke pusaran air laut raksasa.

Kapal nelayannya bergoncang hebat dan langsung bergoyang serta miring karena tertarik oleh pusaran air laut raksasa.

" Eh? .. Sial!! Pusaran air?!! "

Dan dengan cepat Luffy langsung melompat dan kemudian menendang - nendang udara.

Luffy melihat kapalnya yang tertelan pusaran air laut hanya bisa berpasrah tak tahu harus apa. Dia hanya meloncat - loncat dengan menendang udara, matanya sayu dan langsung kurang semangat.

" Bangke 'lah .. "

====

Disatu pulau terpencil, satu kapal berlabuh.

Kapal tersebut memiliki bendera hitam dengan tengkorak dan dua tulang bersilang. Kapal itu berlabuh untuk mengisi persedian dan segala macam untuk kebutuhan mereka nanti berlaut.

Kapal bajak laut itu milik bajak laut wanita, Alvida The Iron Mace, yang mengaku - ngaku wanita tercantik dilautan dan didunia.

Beberapa orang yang merupakan krunya sedang mengangkut barang - barang dari tong sake, kotak senjata, kotak berisi makanan dan yang lainnya menuju kapal dari sebuah gudang dipulau itu.

The Great Luffy S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang