13

150 23 0
                                    

"Minggir! Minggir! Aer panasss!" teriak Hyunjin begitu tiba di rumah melihat teman-temannya ternyata menunggu di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minggir! Minggir! Aer panasss!" teriak Hyunjin begitu tiba di rumah melihat teman-temannya ternyata menunggu di ruang tamu.

Ia memposisikan Seungmin agar tiduran di sofa di ruang tamu.

"Min... i told u about this before, lo bilang tadi janji bakal jaga diri?" tanya Ryujin sembari datang membawa kotak P3K kemudian mulai mengobati luka-luka di tubuh Seungmin, dibantu Chani.

Melihat Seungmin yang sulit untuk menjawab, Lia akhirnya buka suara, "Tadi.. ada orang aneh, tiba-tiba narik gue gitu.." jawab Lia.

"Hah? Siapa woi?" tanya Jisung.

Jiwon ikut nimbrung, "Cowok?" tanyanya.

Lia mengangguk, "Dari postur badannya sih cowok, kak, tinggi gitu, tapi gue bisa ngeliat emosinya dari.. suaranya" jawab Lia.

Jiwon terkejut, "Synesthesia?" tanyanya, Lia mengangguk.

"Tapi karena suaranya ketutupan masker jadinya ga terlalu jelas emosi yang lagi dia rasain.." lanjut Lia.

Tiba-tiba Chacha ikut nimbrung di ruang tamu, "Woi, siapa orang gabut yang berani-beraninya gebukin anak orang kayak gini sih anjir.." sahut Chacha.

"Oh iya.." lanjut Lia yang membuat beberapa dari mereka mengalihkan perhatian ke arah Lia.

"Tadi gue denger kalo orang itu tau soal kita.. orang-orang 'terpilih' yang bakal nyari tau siapa pelaku pembunuhan itu.." ujar Lia, yang lain tertegun mendengar penjelasan dari Lia.

"Pasti dia udah tau soal ini, dan pasti.. orangnya gak jauh-jauh dari orang terdekat kita gak sih.." ujar Chacha khawatir.

Hyunjin menghela napas, "Pokoknya kalo ketemu bakal gue gebukin balik, seenaknya aja bikin temen gue babak belur begini" ujar Hyunjin penuh amarah.

"Sabar dulu, Jin.. nanti gue ikutan" sahut Felix tiba-tiba.

"Mantap bro" ujar Hyunjin lalu melakukan 'tos' dengan Felix.

Tak lama Ryujin selesai mengobati luka-luka di tubuh Seungmin, "Ini mah lo harus istirahat, minimal seharian besok mending kita gak kemana mana, deh" saran Ryujin yang disetujui semua orang.

"Seenggaknya sampe luka di perut lo sembuh, sih.." ujar Chani menambahkan.

Seungmin menurut dengan pasrah, "Yaudah lah, terserah" ujarnya.

"Yaudah, kita mulai nyelidikin orangnya lusa aja" ujar Chaeryeong.

Jisung tiba-tiba datang membawa bantal dan guling, "Dahlah gue tidur di sini aja malem ini, ngejagain Seungmin" ujar Jisung.

"Yeuu lo pikir lo doang yang mau tidur di sini? Gue juga kali" ujar Hyunjin lalu bangkit mengambil semua bantal dan guling dari kamar Chacha.

"Weh loh semua guling lo ambil gini anjrit, gue tidur dimana woii" keluh Chacha.

"Tidur di sini, lah, pake nanya lagi lo" ujar Hyunjin.

Chacha mendengus sebal, "Huh, yauda deh" ujarnya pasrah.

"Dahh, yang cewek yuk ke kamar gue, pengen nonton pilem nih" ajak Jiwon yang kemudian dituruti oleh anak-anak cewek yang lain.

"Huuu belagu banget emang mentang-mentang tidur di kamar" celetuk Chacha ke kakaknya.

"Sirik aja lo curut!" balas Jiwon lalu menutup pintu kamarnya.

Menyisakan anak-anak cowok yang masih beberes untuk tidur.

"Ini gue gapapa tidur di sofa gini?" tanya Seungmin ga enak.

"Sans aja kali, Min" jawab Felix.

Seungmin tersenyum tipis melihat teman-temannya yang rela tidur di ruang tamu karena dirinya.

"Gue penasaran deh, yang gebukin lo tadi dia bilang apa aja ke lo sama Lia?" tanya Jisung.

Seungmin mengernyit sembari mengingat-ingat kalimat yang diucapkan orang aneh itu tadi.

"Udah lah, jangan suruh Seungmin mikir keras dulu deh, mending lo semua tidur" ujar Felix sembari memperhatikan Seungmin yang sedang memijat pelipisnya.

"Yauda deh, met tidur klean!" ujar Jisung lalu terlelap lebih dulu dibanding yang lain.

Chani sedari tadi terdiam, Hyunjin yang menyadari gelagat aneh dari temannya ini akhirnya mulai bertanya, "Kenapa, Chan?" tanya Hyunjin.

Chani menoleh ke arah Hyunjin, "Kalo semisal Seungmin sama Lia udah ketemu sama si pelakunya.. brarti mereka barusan ketemu sama pelaku pembunuh kakak gue, dong.." ujarnya sedih.

Chacha menatap Chani, ikut sedih karena kakaknya Chani berarti kakaknya Chacha juga, "Jangan gitu lah, Chan.. kita cari pelakunya sama-sama" ujar Chacha.

Chani mengangguk, "By the way, lo harus manggil gue kakak dong, kan kita beda 2 taun" ujar Chani.

"Yeuu gila senioritas banget lo jirr, ogah!" omel Chacha lalu langsung berbaring membelakangi Chani, bikin kesel aja.

Tapi yang Chani syukuri kali ini adalah, ia bisa melihat kakaknya lagi dalam keadaan sehat dan cerewet seperti biasanya, Chani sedikit merasa lega karenanya.

Tapi yang Chani syukuri kali ini adalah, ia bisa melihat kakaknya lagi dalam keadaan sehat dan cerewet seperti biasanya, Chani sedikit merasa lega karenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hlo menk!! Mulai besok nie ff apdet.a tiap maljum iyh(. ❛ ᴗ ❛.)

Jgn lupa vote+comment!💚

-hokben

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang