54

109 11 4
                                    

Chani saat ini sedang diam-diam menyelinap ke sebuah kamar kosong yang merupakan kamar kedua orang tuanya yang sudah lama tidak dihuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chani saat ini sedang diam-diam menyelinap ke sebuah kamar kosong yang merupakan kamar kedua orang tuanya yang sudah lama tidak dihuni.

Ia berjalan pelan menghampiri sebuah lemari kecil yang dilengkapi password agar dapat dibuka.

Chani mengetik password lemari tersebut, setelah dapat dibuka, ia pun berniat meletakkan buku catatan penelitian milik kakaknya kembali ke tempatnya, namun sialnya sebuah buku terjatuh ketika ia hendak menyingkirkan beberapa buku dari dalam sana.

"Aduh, jangan sampe ketauan Kak Jiwon kalo gue di sini.."

Chani berniat ingin meletakkan buku itu kembali sebelum tiba-tiba ia melihat judul yang tertera pada buku itu.

"Hah? Diary bunda? Kok di sini juga? Perasaan waktu gue nemu buku Kak Jiwon, buku ini gak ada, deh.." batin Chani.

Rasa penasaran pun mengalahkan segalanya, masa bodo ketahuan kakaknya, ia begitu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada orang tuanya sehingga mereka berpisah di masa ini.

Baru halaman pertama ia buka, Chani terkejut bukan main ketika ia mulai membacanya.

"Ga mungkin.."

Chani membalik halaman demi halaman diary Bundanya, membaca kalimat perkalimat yang tertulis di sana, hatinya terasa teriris.

"Chani.."

Sontak Chani menoleh ke belakang, terlihat kakaknya, Jiwon, sedang berdiri di sana dengan tatapan sendu.

Chani berbalik menghadap kakaknya, "Kak.. gue sama Chacha kembar?" tanyanya.

Jiwon mengangguk.

"Dulu.. Chacha punya penyakit jantung? Dan gue selalu kena efeknya setiap Chacha kambuh?" tanya Chani, bahkan saat ini ekspresinya tak kalah terkejut ketika melihat Jiwon lagi-lagi mengangguk.

"Ayah pengen pertahanin gue biar tetep hidup, tapi Bunda pengen pertahanin Chacha sampe bawa Chacha berobat keluar negeri diem-diem? Makanya waktu itu Ayah sama Bunda cerai? Karena gue sama Chacha?"

Sekali lagi, Jiwon mengangguk. Kali ini ia menunduk karena tak sanggup melihat raut kecewa di wajah Chani.

Chani terdiam, batinnya menangis, namun rasanya tak bisa ia keluarkan saking kecewanya, ia bahkan tak pernah menyangka kalau ternyata ia memiliki kembaran, mengapa bundanya tak pernah bercerita? Bahkan Kakaknya juga merahasiakan hal ini.

Ditambah lagi ia mengetahui fakta kalau ia bisa terkena efek sakit jika Chacha sedang sakit.

Dengan wajah sembabnya ia menoleh ke depan, terlihat Jiwon yang sedang menatapnya dengan tatapan sedih.

"Kak.. kenapa kakak ga pernah ngasih tau soal ini?" tanya Chani.

Jiwon hanya terdiam menahan tangisnya, ia sudah menduga kalau reaksi Chani akan begini. Ia takut mengecewakan adiknya, namun semuanya terlambat, Chani sudah mengetahui semuanya.

"Kak.. jawab.." pinta Chani sekali lagi suaranya bergetar karena menahan tangis.

Jiwon terisak sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan, membuat Chani sedikit merasa bersalah karena bertanya, namun dirinya tetap penasaran. Bagaimana pun, masalah ini juga perihal dirinya, ia berhak tau.

"Kenapa Kakak gak pernah bilang?" tanya Chani lagi.

"Chani.. lo tenang dulu, kita omongin baik-baik, ya?" Jiwon mengucapkan kalimatnya perlahan sambil menahan isakkannya.

Chani menghela napas dalam-dalam, sejujurnya ia marah, bahkan kecewa dengan kakaknya yang merahasiakan hal sepenting ini dari dirinya. Namun melihat ekspresi kakaknya yang menahan tangis membuatnya tak tega untuk meluapkan amarahnya, perlahan ia memeluk kakaknya itu, membiarkannya menenangkan diri di dalam dekapannya.

"Maafin gue Kak.. gue gak bermaksud mau marah-marah ke Kakak.."

⚫⚫⚫









"K-kita.. kembar?" tanya Chacha, sontak seluruh orang yang ada di sana ikut terkejut bukan main, apalagi ketika mereka melihat Chani yang menganggukkan kepala.

Chani menyerahkan buku harian bundanya kepada Chacha, "Lo mending baca aja, semuanya jelas tertulis di situ.." jelas Chani.

Chacha menatap saudara kembarnya itu dengan ragu, perlahan ia menerima buku yang diberikan kepadanya, dan mulai membaca halaman demi halaman.

"Waktu gue ke kafe berempat itu.. lo inget gak waktu itu lo lagi ngapain?" tanya Chani.

Chacha terdiam, mengingat-ingat apa yang terjadi waktu itu, "Kalo gak salah itu pas gue dikejar orang misterius itu, deh.. pas dia ngasih flashdisk ke gue" jelas Chacha.

"Iya! Gue inget lo pulang ke rumah ngos-ngosan karena nekat nyebrang jalan pas lagi banyak mobil lewat, kan?" tanya Jisung.

"Iyaaa bener, jangan bilang waktu itu lo kena efek sakit karena gue dalam bahaya?" tanya Chacha kepada Chani.

"Kayaknya.."

"KOK LO GAK BILANG, SIH? GUE JADI NGERASA BERSALAH TAUKK" omel Chacha kesal.

"Ya gue kan ga tau kalo kita kembar, Cha" jawab Chani dengan ekspresi datarnya.

Chacha terkekeh, "Oh iya.. soal penyakit jantung.. gue tau kok, gue emang ga boleh sering capek-capek, tapi sekarang sih kayaknya udah biasa aja, gue nekat nerobos jalan aja pulang-pulang masih biasa aja" jelas Chacha.

"Halah boong—"

"Abis ini gue bakal sering jaga diri kok, maaf ya gue ngerepotin lo" ujar Chacha.

Chani menatap Chacha yang kini tersenyum kepadanya, "Kita bakal saling jaga kok, lagian gue juga gapapa" ujar Chani.

Tiba-tiba seseorang bangkit dari tempat duduknya, "Min? Mau kemana?" tanya Jisung.

"Ke belakang bentar" jawabnya.

Di sisi lain, Hyunjin menatap curiga ke arah Seungmin yang terlihat sesekali melirik ke arah ponselnya, entah apa yang dilihatnya.

⚫⚫⚫

ASIK UDH TERUNGKAP KALO CHACHA SAMA CHANI KEMBARR🥳🥳

Kira-kira di scene terakhir, kenapa Seungmin berkali-kali ngelirik HPnya hayoo🤔⁉️⁉️⁉️

Jangan lupa vote+comment!❤️

-hokben

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang