14

135 18 1
                                    

Hari ini semua benar-benar di dalam rumah dan tidak pergi ke mana pun kecuali Jiwon dan Chacha yang memang harus pergi sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini semua benar-benar di dalam rumah dan tidak pergi ke mana pun kecuali Jiwon dan Chacha yang memang harus pergi sekolah.

Seungmin pun mulai membaik dari semalam walaupun perutnya masih sedikit nyeri.

Sekarang kesembilan remaja itu duduk melingkar di kamar Chacha sambil berdiskusi.

"Oke, jadi kira-kira gimana bentukkannya orang yang kemaren gebukin Seungmin?" tanya Jisung tiba-tiba.

Lia menjawab, "Pokoknya tinggi gede gitu deh, bingung gue ngejelasin bentukannya.." jelas Lia.

Hyunjin menoleh ke arah Seungmin, "Lo? Coba jelasin gimana bentukannya, biar ada petunjuk buat tau siapa orangnya" ujar Hyunjin yang kemudian disenggol pelan oleh Jisung.

"Kalo lo ga kuat jelasin gapapa kok, beneran deh" ujar Jisung sambil menatap sahabatnya itu dengan khawatir.

"Santai aja kali, lo semua pasti butuh kesaksian gue, kan, biar masalahnya cepet selesai".

Raut wajah Seungmin kemudian menjadi serius, ia sedang berusaha mengingat orang yang memukulinya kemarin malam secara detail.

"Eh tisu! Tisu!" sahut Yeji yang kemudian menyodorkan beberapa tisu ke Seungmin yang lagi-lagi mimisan.

"Makasih" ujar Seungmin lalu menyeka darah yang keluar dari hidungnya.

Tak lama Seungmin mulai menjelaskan, "Orangnya tinggi, kemungkinan sekitar 180cm ke atas, ukuran sepatunya antara 275mm sama 280mm, 43 ato 44 deh kalo kita biasa nyebutnya sih... Oh iya, di telapak tangannya ada bekas tanda lahir, tapi ga terlalu jelas, trus.."

Seungmin kembali membersihkan hidungnya yang lagi-lagi mengeluarkan darah.

"Minum dulu nih, nyemil aja dikit, kalo lo kehilangan darah banyak, nanti imun lo turun" ujar Ryujin sembari menyodorkan makanan dan minuman ke Seungmin.

"Iya iyaaa, ntar duluu" ujar Seungmin lalu kembali melanjutkan penjelasannya.

"Orang itu pake baju serba hitam, jaket sama celana jeans, di jaketnya ada tulisan angka 08, trus di topinya juga ada banyak jahitan dari benang coklat tua, mukanya kurang jelas, tapi tatapannya lumayan tajem, kayak gue pernah liat sebelumnya.. oiya, gue sempet bikin pelipisnya berdarah sih kemaren" jelas Seungmin panjang lebar lalu meminum air putih yang ada di depannya.

Felix baru menyadari keahlian Seungmin yang bisa mengingat sesuatu dengan detail walaupun ia harus mimisan terlebih dahulu, Felix akui ingatan Seungmin sangat kuat.

"Lia, inget kan kemaren gue bilang kalo pelakunya udah gue tandain?" tanya Seungmin, Lia mengangguk.

Seungmin tersenyum puas, "Ya makanya gue lempar kerikil, untung pas kena pelipis, jadi kalo teori Chacha soal pelakunya orang terdekat kita kan bisa ketauan dari pelipisnya, kalo tiba-tiba orang terdekat kita ada yang pake plester di pelipis, berarti dia bisa kita jadiin tersangka" jelas Seungmin panjang lebar, teman-temannya mengangguk paham.

"Lumayan pinter juga cara lo nandain pelakunya, penjelasan lo juga detail.. minimal kalo kita nemu orang yang pake baju atau barang-barang yang disebut Seungmin barusan kita bisa tau siapa pelaku dibalik pembunuhan anak-anak club seni sama robotik itu" ujar Yeji.

Hyunjin mengangguk, "Tapi gue masih bingung sejujurnya" ujarnya.

"Kenapa emang?"tanya Ryujin.

"Aneh aja gitu.. dia ga mungkin tiba-tiba ngebunuhin anak-anak club seni sama robotik gitu aja, kan? pasti ada alasan lain kenapa dia bisa ngelakuin itu" jelas Hyunjin panjang lebar.

Chaeryeong mengangguk setuju, "Iya, ini juga yang gue pikirin dari kemaren" ujarnya.

"Kalo tujuannya buat nyuri alat-alat canggih yang dibuat anak club seni sama robotik.. masuk akal gak sih?" tanya Seungmin.

Jisung mengangguk menyetujui, "Bisa jadi, itu salah satu faktor gak sih, tapi gue bingungnya kenapa harus dibunuh.." Jisung mengambil cemilan di depannya lalu memakan beberapa.

"Terlalu terobsesi mungkin.. atau emang ada jiwa psikopatnya juga" terka Jisung.

"Anjir ah serem banget sumpah" ujar Jisung merinding.

"Pokoknya besok kita harus bisa nemuin bukti lain soal pelaku pembunuhan itu, gue mau cepet-cepet balik ke masa depan!" ujar Lia penuh semangat.

"Iya! Ayok kita semua harus semangatt!" sahut Jisung sembari mengepalkan tangannya untuk menyemangati teman-temannya itu.

Chani terkekeh, "Makasih ya kalian.. udah mau bantuin gue kayak gini" ujarnya.

"Yaelah sans aja kali, Chan, kita pasti bisa kok nyelamatin kakak lo"

Gweee nga tegak sih hiks tpiii rasanya nyambung soalna klo ak bikin keahlian seungmin tu buat inget sesuatu secara detail skskksks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gweee nga tegak sih hiks tpiii rasanya nyambung soalna klo ak bikin keahlian seungmin tu buat inget sesuatu secara detail skskksks

Sejauh nie klean dhaa nangkep ap ajh kelebihan masing² rang trpilih.a blumz?🤭

Jgn lupa vote+comment yh!💚

-hokben

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang