Keesokan harinya, mereka semua berkumpul di kamar Chacha, "Ini cuma flashdisk biasa, bukan bom" ujar Felix kemudian memasang flashdisk itu di laptop miliknya.
"Hehehe, maklum kemaren agak parnoan" ujar Chacha sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Kesembilan remaja itu duduk di sofa dan karpet ruang tamu sambil mengamati Felix yang membuka-buka file setelah memasang flashdisk itu, "Isinya poto-poto doang.." gumam Felix kemudian membuka salah satu foto tersebut.
"Ini apa deh? Tempat apaan ini?" tanya Chani.
"Ga tau, coba liat foto yang lain, Lix" pinta Hyunjin.
Felix kemudian membuka foto yang lain, terlihat sebuah rumah yang terlihat rapih dari luar, dindingnya dicat coklat muda, terlihat taman di depan rumah tersebut yang tertata rapih, "Ini rumah siapa deh?" tanya Lia.
Felix mengangkat bahu, "Ga pernah liat" jawabnya.
Ia membuka foto yang lain lagi, terlihat pintu rumah tersebut sedikit terbuka, namun isinya tak terlihat dengan jelas, namun setelah dizoom, terlihat seseorang sedang berada di dalamnya, "Ini siapa..." tanya Felix.
"Ga jelas gambarnya sumpah, eh tapi lo perhatiin di jendela lantai duanya deh, tadi gue sekilas ngeliat ada yang aneh" pinta Jisung tiba-tiba.
Felix menggeser gambar tersebut sampai akhirnya terlihat jendela lantai 2 yang juga sedikit terbuka, terlihat juga seseorang di sana, namun tak terlalu jelas, orang itu sedang duduk namun pandangannya terlihat kosong, "Eh gue kenal deh ini.." sahut Ryujin.
"Hah, jangan bilang... itu Kak Minho?" tanya Chaeryeong.
Felix memperbesar lagi ukuran gambar itu, "Eh iya... mirip sih sama Kak Minho" ujarnya.
"Itu Kak Minho anjir, eh ini di mana deh? Jangan bilang, anak-anak seni-robotik disekap di sini semua?" tanya Chacha.
"Wah bisa jadi, bisa dilacak lewat foto gak sih? Lacak rumah ini ada di mana gitu.." tanya Jisung.
"Hmmm.. bentar, seinget gue tadi ada nama jalannya" Felix menekan salah satu foto yang menunjukkan nama jalan, tak terlalu jelas, namun Felix masih bisa membaca nama jalannya.
"Coba gue ketik di maps deh, siapa tau ada, kan"
Felix mulai mengetik nama jalan tersebut, terlihat banyak hasil pencarian sesuai dengan nama jalan tersebut, "Kita cari dari yang paling deket dulu.. eh tapi emang ada nama jalan ini deket sekolah? gue baru tau..." Felix menekan nama jalan tersebut kemudian mulai menelusuri daerah sekitar situ dengan aplikasi maps.
"Lix! Itu rumahnya!" sahut Yeji.
"Woi iya, ini deket sekolah, besok kita ke sana, siapa mau ikut sama gue?" tanya Jisung.
Sontak semuanya mengangkat tangan, "Woi 2 orang aja lah... sekalian ngajak Kak Byounggon sama Kak Yuvin nih" keluh Jisung karena bingung ingin memilih siapa.
"Yaudah Seungmin sama Chaeryeong deh, gimana?" tanya Jisung.
"Okeee" sahut Chaeryeong bersemangat.
Namun tiba-tiba Felix menginterupsi, "Min, lo pernah ke sana?" tanya Felix.
"Hah apaan sih, lawak lo Lix" sahut Hyunjin bingung.
Felix menunjukkan foto yang berada di folder lain, isi dari folder tersebut jelas berisi foto-foto Seungmin dan seseorang sedang berada di area perumahan itu.
Seungmin dengan ekspresi terkejutnya kemudian menatap teman-temannya yang kebingungan dengan adanya foto-foto itu.
"Ini lo beneran? Mirip banget sama lo soalnya" tanya Hyunjin.
"Kok lo bisa di situ? Ngapain? Itu sama siapa?" tanya Lia.
"Jangan sembunyiin apa-apa dari kita, Min, jelasin.." pinta Yeji.
Pertanyaan demi pertanyaan yang ditujukan kepada Seungmin pun datang bertubi-tubi, bahkan yang ditanya pun juga sama bingungnya dengan keberadaan foto-foto itu, siapa yang memfotonya?
"Min.. kok lo bisa di sana? Lo sama siapa—"
"Sekarang lo inget-inget, apa aja yang lo lakuin di sana" potong Hyunjin dengan ekspresi wajahnya yang terlihat serius.
Tes! Tes!
Seungmin bergegas menutup hidungnya kemudian berjalan terburu-buru ke arah kamar mandi.
Bruk!
Suara itu mengejutkan seisi ruangan, termasuk Seungmin yang menjadi penyebab bunyi itu.
Hyunjin dengan cekatan mengambil benda kecil yang terjatuh itu, "Ini alat penghenti waktu, kan? Kok bisa ada di lo?" tanya Hyunjin.
Tak menjawab, Seungmin berbalik dan buru-buru menuju kamar mandi.
Seketika suasana di ruangan itu hening, "Menurut lo semua, kenapa Seungmin bisa ada di situ? Siapa orang yang ada di situ sama dia? Dan kenapa bisa ada alat ini di kantongnya Seungmin?" tanya Hyunjin.
Jisung tiba-tiba ikut buka suara, "Maap banget kalo melenceng dari topik, tapi.. akhir-akhir ini gue sering liat, tidurnya Seungmin ga tenang, kayak ada yang ganggu pikirannya... Lo semua ada yang tau dia kenapa?"
Yang lain terdiam, "Ck, dia ga pernah cerita apa-apa, mana ada yang bakal tau dia kenapa coba" sahut Hyunjin.
Tanpa aba-aba, Felix kemudian bangkit dari tempat duduknya, pergi menyusul Seungmin.
Yang lain masih terdiam, Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, "Semuanya makin ribet aja.." keluhnya.
"Tapi kita ga mungkin curigain Seungmin kan? Ga mungkin lah.." tanya Yeji.
"Ga, kita ga boleh curigain satu sama lain gini, ga mungkin juga kalo pelakunya ada di antara kita" jawab Lia, yang lain mengangguk setuju namun masih banyak pertanyaan di pikiran mereka yang masih belum terjawab, semuanya semakin rumit.
Walaupun ada beberapa di antara mereka sebenarnya tau jawabannya, namun masih ragu-ragu, mereka hanya bisa diam dan berspekulasi dalam hati.
"Min" panggil Felix.
Seungmin berjalan keluar kamar mandi dengan ekspresi datarnya, "Bilangin Jisung, besok gue ga ikut, gue ga enak badan" ujarnya kemudian berjalan ke kamar Chacha.
Felix terdiam mendengar perkataan Seungmin.
"Sebenernya apa yang lo sembunyiin dari kita, Min.."
hmmm ap hayo yg disembunyiin,,🤔⁉️
berhubung mingdep ak udh msuk skola, mkanya hri ini dabel apdet sj,, mingdep jadwal apdetnya balik jdi kamis doang lgi oke,,😞😞😞
jangan lupa vote+comment!❤️
-hokben
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel
Fanfiction[END] -sedang dalam proses revisi- ꧁𝐒𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬 [00L] & 𝐈𝐭𝐳𝐲 [00-02L]꧂ [ft. Chani Sf9] "Percaya gak kalo manusia bisa punya kelebihan yang bisa dibilang gak wajar dan jarang banget dimiliki banyak orang?" Kedelapan remaja itu en...