46

96 10 8
                                    

Chacha masuk ke dalam rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, keringat bercucuran deras dari pelipisnya, napasnya tak beraturan, ia terduduk di depan pintu rumahnya, menenangkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chacha masuk ke dalam rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, keringat bercucuran deras dari pelipisnya, napasnya tak beraturan, ia terduduk di depan pintu rumahnya, menenangkan diri.

"Eh udah pulang si curut.."

"..Cha? Kenapa lo?" tanya Jisung begitu menyadari Chacha yang terlihat panik dari wajahnya.

Chacha mengatur napasnya yang mulai teratur, "Ji... bisa gila gue" ujarnya.

Jisung membantu Chacha masuk ke dalam rumah, Chacha duduk di sofa ruang tamu sambil meminum air minum miliknya, sisa dari sekolah tadi.

"Chacha kenapa?" tanya Lia yang tak sengaja melewati ruang tamu karena ingin mengambil air minum.

"Gak tau nih, ntar dulu, biar minum dulu Chachanya" ujar Jisung.

Selesai menghabiskan sebotol aqua miliknya, Chacha kemudian mulai bercerita.

"Gue abis ketemu pembunuh itu... tadi dia pake hoodie item gitu kayak biasanya, dateng nyamperin gue tiba-tiba, apa ga shock anjir..."

"Hah? Trus gimana?"

"...Dia cuma ngasih ini ke gue, awalnya gue curiga ini jebakan, makanya gue kabur aja langsung, trus dikejar dong asu, lari lah gue, hampir ketabrak mobil sumpah sinting banget gue lari ga mikir 2 kali, trus dia ngelempar ini ke saku tas gue, masuk coba.. sakti banget gila" jelas Chacha kemudian menunjukkan benda aneh yang tak ia ketahui fungsinya kepada kedua temannya.

"Itu apa?" tanya Chaeryeong yang tiba-tiba berada di belakang Lia.

Chacha mengangkat bahu, "Gue kira awalnya bom sumpah, makanya ga gue terima, tapi kayaknya bukan deh" jelas Chacha.

Jisung mengambil benda aneh itu, "Ga mungkin bom lah anjir, ga bakal seberani itu dia.." ujarnya, Chaeryeong yang tadinya berdiri mengamati juga jadi duduk di sebelah Jisung karena ingin melihat benda itu lebih jelas.

"Tanya Felix aja deh" ujar Chaeryeong memberi saran.

"Yaudah besok aja deh, biar semuanya pada tau sekalian"

"Oke"

⚫⚫⚫

"Jin? Ini RS yang mana deh? Kok jalannya ke arah perumahan gini sih?" tanya Lia.

"Ke rumah Kak Chan?" tanya Yeji.

Hyunjin mengangguk, "Ga tau kenapa, tapi feeling gue, dia mending diobatin sama Kak Chan" jelas Hyunjin.

Taksi yang mereka tumpangi pun berhenti di rumah nomor 008 dengan tembok yang dicat berwarna putih dan suasana monokrom yang terlihat jelas dari hiasan rumah tersebut.

Setelah membayar taksi, Hyunjin dan ketiga temannya membopong Chani ke dalam, terlihat Bangchan yang terlihat dari depan pintu karena menyadari ada tamu di rumahnya.

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang