32- jangan pergi

228 9 0
                                    

Vote+komen

HAPPY READING❤

---

Stella sudah keluar dari rumah sakit sejak dua hari yang lalu.

Hari ini tanpa sepengetahuan klara, dia berniat masuk kembali ke sekolah.

"Stel? Mau sekolah?" Tanya klara ketika melihat stella sudah rapi.

Stella mengangguk lalu dia mengambil roti dan memakannya.

"Emang udah baikan?" Klara memastikan

"Udah bun" jawab nya dengan senyum singkat.

"Stella diantar pak tama aja, soalnya aslan belum tau kalo stella mau masuk lagi"

"Inget stel, jangan kecapean, kalo ada apa apa langsung telepon bunda ya. Nanti bunda jemput"

"Iya bunda, stella udah sembuh kok. Jadi jangan khawatir lagi, ya?" Klara memeluk anak satu satu nya itu.

-----

Dia sudah duduk manis di bangku nya, tapi dia terus menundukkan kepala nya. Karena satu sekolah masih membicarakan tentang kematian devan.

Tentu saja hal itu membuat nya teringat kembali akan sosok devan.

Punggung nya bergetar. Dia menangis.

Dia pergi dari kelas menuju ke rooftop, sekedar untuk menenangkan diri.

"Kak kenapa ninggalin stella? Kenapa kakak gak jujur!? Stella bodoh banget, sama sekali gak ngenalin kakak. Kenapa kakak jahat sama stella..." dia menangis tersedu sedu. Hati nya sangat sakit. Tubuhnya lemas, lalu jatuh terduduk.

Dia merasa di bohongi oleh orang terdekat nya selama bertahun tahun.

Dia menghapus air matanya, "kenapa kakak gak bawa stella aja? Kenapa kakak gak ikut stella pulang? Kak devan jahatt" dia berteriak histeris.

Dia memukul sesuatu, seolah itu adalah devan.

Dia menundukkan kepalanya dengan punggung yang masih bergetar.

Angin tiba tiba bertiup, membuat bulu kuduk gadis itu menegak.

"Stella harus ikhlas. Ini takdir. Stella gak bisa merubah takdir. Kak devan yang tenang di sana. Stella bakal sering kunjungin kak devan" dia menghapus air matanya lalu tersenyum.

-----

"Stel kok mata lo sembab gitu?" Tanya amanda

"Ah iya, kok gue baru ngeh, ya?" Sahut dio

"Kenapa?" Tanya aslan, dan di balas gelengan oleh stella.

Amanda dan dio saling menatap ketika melihat stella hanya menatap kosong makanan yang ada dihadapan nya.

"Kenapa gak dimakan?" Lamunan nya buyar

Hanya gelengan yang mereka dapatkan.

"Gue masih gak nyangka, kalo devan beneran mati. Sumpah gue speechless banget pas tau kabar nya" samar samar mereka bisa mendengar suara itu

"Duluan" stella pergi dari sana, mereka menatap heran stella.

"Stella" teriak aslan mengejar gadisnya, tapi dia malah berlari menghidari kejaran aslan.

Dengan sigap dia menarik lengan stella.

"Stel, ikhlasin devan" ujar aslan namun stella menggeleng.

"Terus kamu mau nya apa?" Aslan sedikit berteriak membuat gadisnya melonjak kaget.

Dia menangis untuk ke dua kalinya. Aslan langsung membawa stella ke dalam dekapan nya.

"Dia udah ninggalin kita stel. Kamu harus ikhlas" aslan mengusap kepala stella

"Kamu juga bakalan pergi ningalin aku, kan? Aku udah muak dengan kebohongan kamu. Kenapa kamu gak jujur aja kalo kamu mau pergi ke luar negeri untuk kuliah"

"Stel. Ngertiin aku, tolong jangan egois.."

Stella mendorong kasar tubuh aslan, "Iya. Aku tau, aku egois. Itu semua aku lakuin karena aku gak mau kehilangan orang yang aku sayang untuk ke tiga kali nya. Puas kamu!?"

"Kamu gak ngerti aku, aslan. Aku benci kamu. AKU BENCI" stella meninggalkan aslan dengan keadaan menangis.

Dia merogoh saku nya, lalu menelpon seseorang.

"Stella mau pulang" ucap nya dengan suara serak.

-----

Klara membawa stella ke dalam kamar nya, dan menyuruhnya beristirahat.

"Bun.." panggil nya ketika klara hendak pergi

"Bun, se-sebenernya stela gak sakit. Maafin stella udah bohongin bunda" ujar nya dengan menunduk

Klara mengusap kepala anaknya itu dengan penuh kasih sayang, "Emang kenapa?"

"Aslan mau ninggalin stella" ujar nya dengan mata berkaca kaca

"Aslan mau pergi kemana?"

"Kuliah" lirih nya

Stella mendongakkan kepala nya, "Tapi, bun... aslan mau kuliah nya di luar negeri bukan di sini. Stella gak mau jauh jauh sama aslan. Stella takut aslan ninggalin stella"

"Udah cukup kak fani sama kak devan yang ninggali stella. Stella gak mau kehilangan siapa siapa lagi" lirih nya

Klara yang mendengar nama itu, langsung terdiam. Kemudian, dia memeluk stella. Tanpa dia tahu klara juga menangis ketika mengingat tentang fani.

Klara mengusap air matanya, lalu melepaskan pelukannya, "Tapi stel, harus nya kamu denger dulu penjelasan aslan. Setelah itu, kalian bicarakan baik baik. Kalian kan udah dewasa, jadi gak usah marah marahan lagi, ya?"

"Tapi, bun.."

"Iya, bunda ngerti kok kamu belum siap. Tapi stel, cinta itu butuh perjuangan" ujar nya dengan tersenyum sambil mengusap air mata stella.

"Tapi.."

"Tapi apa stel? Tunggu apa lagi. Sana pergi susul aslan" titah klara

Stella berlari ke luar rumah, niat nya dia akan kembali ke sekolah untuk menyusul aslan.

Dia melonjak kaget setelah membuka pintu karena ber pas pasan dengan aslan yang akan mengetuk pintu.

"Aslan?" Gumamnya

Tanpa aba aba aslan memeluk stella, "Maaf. Maafin aku"

Stella melepaskan pelukan aslan, "aku mau dengerin penjelasan kamu"

"Itu bukan keinginan aku stel. Aku harus turuti keinginan papa" jelas nya

"Gak bisa nolak?" Tanya stella dengan harapan aslan meng-iya kan pertanyaan nya.

Namun, ekspetasi tak sesuai dengan harapan nya.

Aslan menggeleng.

Stella langsung memeluk aslan, "gak mauuu..." rengek nya dengan menghentak hentakkan kakinya

Aslan merasakan baju nya hangat. Stella menangis?

"Jangan nangis" aslan mengusap kepala stella

Stella mendongakkan kepala nya, "kamu gak bakalan ke goda perempuan luar, kan?"

Aslan mengecup kepala stella. Lalu menghapus air matanya.

Aslan tersenyum jahil, "Gak tau"

"HUAAAA JAHATTTT" Stella kembali menangis di pelukan aslan

Aslan terkekeh, "Bercanda, sayang"

"Dasar!" Stella memukul bahu aslan lalu berlari ke dalam rumah










Up back guys..

Spam Vote dan komen

30.06.20

Salam,
swhy-

STELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang