"Aslann hahahah" ucap sosok itu dengan tertawa puas, "lama gak ketemu, gue punya sesuatu buat lo" dia menunjukkan sebuah foto.
"Stella? Heh! Mana stella?" Teriak aslan dengan emosi.
"Santai dong. Ga usah buru buru" dia tersenyum dibalik topengnya.
"ANJ*NG SIAPA LO HAH!?"
"Santai dong, baru juga permulaan. Ini belum seberapa balasan yang harus diterima s--"
Aslan langsung memotong omongannya, "LO MAU NYA APA!? ORANG GAK SALAH LO SIKSA GITU!? BIADAB BANGET LO!"
Karena tak terima dengan pertuturan aslan, dia langsung saja menodongkan sebuah cutter dihadapan wajah aslan, "HEY! LO YANG BIADAB! GUE DISINI SEBAGAI KORBAN KALIAN!"
Aslan yang melihat benda tersebut hanya tersenyum, "Gue gak pernah salah ngomong! Lagian juga dari respon lo yang gini udah nunjukin siapa lo sebenarnya"
Dia terkejut dengan ucapan aslan, "lo kenal gue!?"
"JAWAB GUE! ATAU GUE BUNUH LO SEKARANG JUGA!" dia melayang cutter tersebut dan leher aslan dijadikan objek tusukannya.
Belum sempat dilayangkan, aslan malah tertawa miris meratapi nasib yang akan terjadi dengan orang itu.
Dia yang bingung mengedarkan pandangannya ketika melihat beberapa orang polisi berbaju hitam menghampiri dan memborgolnya.
"LEPASIN GUE! GUE GAK SALAH! LEPASIN GUE!" dia meronta ronta lalu polisi membuka topemg yang ia kenakan.
Aslan sama sekali tidak terkejut karena dia sudah tau, dia membuntuti orang itu seharian dan sendirian.
Sebenarnya dari mulai dia jatuh didorong dari motor sampai dibawa ketempat ini, itu sudah direncanakan terlebih dahulu.
Aslan menyerahkan ponsel yang ia gunakan untuk merekam kejadian tadi.
Tak lupa polisi juga membawa ponsel dan cutter yang terjatuh tadi yang akan digunakan sebagai barang bukti.
"Kami sudah melacak keberadaan stella dia dikurung di sebuah apartemen di kawasan ini" ucap salah satu polisi
Aslan langsung saja pergi ke lokasi yang dimaksud lengkap dengan polisi dan juga ambulans.
Mereka datang dengan polisi untuk jaga jaga, siapa tahu disana ada orang lain yang membantu menyelakai stella.
Sebenarnya bisa saja aslan datang sendiri, tapi polisi itu memaksa alasannya demi keselamatan.
Apartemen menjadi rusuh karena kehadiran polisi, mereka berkumpul memenuhi outdoor apartemen.
Dua orang polisi mendobrak pintun sekaligus, mereka berpencar untuk mencari stella.
Aslan langsung saja pergi ke sebuah kamar, karena feeling nya sangat kuat bahwa stella ada disana.
"STELLA" panggil aslan, polisi segera mendekat ke arah stella.
"Cepat bawa dia, siapkan ambulans" ujar polisi berbicaran kepada bawahannya.
"Stel, bangun stell. Stella" aslan terus saja memanggil manggil stella namun ia tak kunjung bangun juga.
"Kita harus bergerak cepat" ujar seorang polisi, lalu tanpa berkata kata aslan menggendong stella.
Setibanya dirumah sakit, mereka langsung membawa stella ke ruang ugd.
"Aslann" panggil seseorang membuat mereka menoleh.
"Gimana keadaan stella?" Tanya klara yang baru sampai dengan amanda dan dio.
"Stella dimasukkin ke ruang ugd, kita berdoa aja supaya stella gak kenapa napa"
KAMU SEDANG MEMBACA
STELLA
Teen Fiction⚠️PLEASE DON'T BE SILENT READERS⚠️ follow dulu sebelum baca Jangan lupa VOTE+KOMEN+SHARE Mungkin GERBANG adalah kata yang tepat untuk awal pertemuan mereka berdua, dan dari pertemuan itu mungkin saja menumbuhkan perasaan antara keduanya. Berawal dar...