🥀 Prolog

149K 12.1K 2.3K
                                    


Ost utama cerita ini :
Thrift Shop-Thai Version

NAMA TOKOH, LOKASI, ORGANISASI, KEJADIAN DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA BUATAN PENULIS.

T R A I L E R

Rating 18+ karena mengandung mengandung makian, kata-kata kasar dan (mungkin) adegan nganu.

GENRE :
ACTION-ROMANCE

Tapi akan lebih menekankan di romance ya karena masih newbie di kepenulisan action.

Masih tentang pernikahan, jangan protes. Gak suka jangan baca.

"Menulis tentang pernikahan bukan karena zona aman tapi nyaman."
ZEFMON

Semoga sukak yaa :)

      KENAPA? kenapa aku harus berakhir di kamar ini sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


      KENAPA? kenapa aku harus berakhir di kamar ini sekarang. Ku lihat lebih lama gaun pengantin putih yang masih melekat di tubuhku serta cincin yang sejak tadi ingin aku lemparkan ke kloset. Terkutuklah aku!

Gimana bisa seorang pembunuh bayaran sepertiku justru berakhir di kamar pengantin dengan taburan kelopak bunga mawar di mana-mana. Menjijikan sekali, sungguh. Di dalam hidupku, aku sudah bersumpah untuk tidak terlibat dengan hal berbau manis begini. Aku lebih menyukai kubangan darah dari para korbanku daripada harus berakhir di kamar yang di dekorasi khusus untuk pengantin yang baru saja menikah.

Lalu, layaknya seorang pengantin wanita sungguhan, aku duduk di ranjang menanti suami yang lebih dulu membersihkan diri di kamar mandi.

Begitu pintu kamar mandi terbuka, tanganku sudah menarik sesuatu dari dalam gaunku. Sebuah pisau berukuran kecil namun cukup untuk memutuskan urat leher siapapun yang aku inginkan. Ini bagus, aku hanya perlu menghabisi pria itu sekarang, malam ini. Dengan begitu tugasku selesai tanpa harus berakting seolah aku istri sungguhan yang akan melayani suami dengan baik. Persetan dengan semua bualan itu.

Pria itu hanya melilitkan sebuah handuk di pinggangnya lalu berjalan menghampiriku.

Berani menyentuhku maka dia akan habis seketika itu juga.

Sebelum aku menerima pekerjaan ini, aku pikir ini tugas yang amat mudah, tak terhitung berapa banyak nyawa yang sudah ku habisi, harusnya pria ini bukan perkara yang besar untukku. Aku mendapat julukan pembunuh satu kali babak.

Namun...

Pria itu--dengan rambutnya yang masih basah--datang ke arah kasur. Ah, mungkin akan lebih tepat kalau ku bilang ke arahku yang sedang duduk dengan tangan yang menyembunyikan pisau tajam untuknya.

Pria itu berdiri melihat seluruh tubuhku dengan tatapan seperti akan melahapku hidup-hidup.

Apa? Lo mau mati ya?
Hanya dalam hatiku tentunya.

Lalu hal yang tak aku prediksi sebelumnya mulai terjadi, ini di luar dugaanku.

Pria itu memagut daguku dengan tangannya hingga kepalaku menengadah padanya. Haruskah ku bilang bahwa dia memang terlihat cukup tampan seperti kata orang-orang? Sangat di sayangkan, dia tak akan berumur panjang.

"Kita sudah menikah, kamu tau itu kan?"

Aku menatapnya dengan alis yang terangkat sebelah.

Lalu? Kenapa memangnya kalau kita sudah menikah. Oh atau dia pikir aku dengan senang hati akan melucuti pakaianku dan melayaninya di atas ranjang. Cuih, mimpi saja dia!

Aku lebih memilih diam. Namun pria itu kembali berbicara. Kali ini ia sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya padaku.

"Kamu sangat cantik jika saya lihat dari jarak sedekat ini, namun sayang--" kalimatnya menggantung lalu kembali menjauhkan wajahnya dariku. "Kamu kurang penurut pada suami kamu sendiri, ini cukup mengecewakan."

Memangnya dia pikir dia itu siapa hingga aku harus menurut? Bagiku, dia gak lebih dari sekedar target yang darahnya harus aku tumpahkan agar aku bisa kembali hidup bebas.

"Sayang sekali, tapi tidak apa-apa."
Anehnya, pria itu tersenyum seolah tak apa-apa dengan perilakuku tadi saat menolak permintaannya sebelum mandi.

"Gadis sedikit pemberontak seperti kamu cukup seru, saya punya cara sendiri untuk membuat kamu menurut."

Aku pikir misiku sangatlah mudah, tapi siapa yang sangka kalau misi ini justru membuat aku harus menikah dengan target pembunuhanku sendiri?

Aku menepis tangannya menjauh dari kulit wajahku.

"Sentuh gue, kepala sama badan lo bakal misah."

"Oh ya?"
Pria itu tak terlihat takut sama sekali, justru ia semakin mendekatkan tubuhnya padaku.

"Gue adalah tiket lo menuju kematian dengan cepat!" ucapku dengan tatapan sinis padanya.

"Kalau begitu, kematian saya adalah tiket kamu menjadi janda dengan cepat, selamat!"

"Kalau begitu, kematian saya adalah tiket kamu menjadi janda dengan cepat, selamat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. Start 4 Juli 2020.

Koment dong gimana prolognya?

Lanjut gak nih?

Ayok komentar yang banyak biar lapak ini rame. Oh ya, di mohon banget buat gak berekpestasi kalau cerita ini bakal konyol atau banyak bayolan lucunya, gue menyesuaikan sama genre cerita ya dear ❤️

Semoga syukak!

Sekedar info, cerita ini udah diam di imajinasi gue dari SMP or SMA kalau gak salah, tiap malam sebelum tidur gue bakal imajinasiin cerita ini hehhe

Salam bebi ciken 🐥

Last Mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang