|WARNING: MEMBACA CERITA INI MEMBUATMU SUSAH MOVE ON|
GENRE: ACTION-ROMANCE [Story 12]
"Blood Roses" orang-orang memanggilnya begitu. Layaknya sebuah mawar yang indah dan menarik perhatian mata, tapi jangan lupa bahwa mawar pun memiliki duri...
Btw ini gue sebenernya agak sakit pala dan ngantuk, tapi usahain up saking senangnya di notice Gatra wkkw
ABSENNYA DULU YOK BIAR ZEFMON MAKIN SEMNGAT NULIS!
Gambar yang dapat di rasakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚫⚫⚫
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PESAWAT mengudara pagi ini, membawaku meninggalkan Indonesia. Meninggalkam semua kenanganku selama beberapa bulan bersama target yang menjadi suamiku. Tidak akan ada lagi senyum Gatra yang menyapaku. Gatra, aku pasti akan sangat merindukanmu. Maaf jika aku pergi tanpa pamit apapun denganmu.
Seperti kataku, jika memungkinkan suatu hari kita bertemu dalam tubuh yang tak lagi sama, aku harap akan datang padamu sebagai diriku yang layak, tanpa perlu memikirkan siapa aku.
Hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu, menumbalkan diriku sendiri. Biarlah aku yang menanggung dosa ini, aku tidak ingin semakin merasa berdosa karena membunuhmu, tidak. Meskipun aku hidup, aku pasti hanya akan di hantui rasa bersalah dan kesepian. Apalagi jika jika tanpamu.
Hari ini, jika kamu temukan surat yang aku tinggalkan, aku harap kamu mengingatku dalam kenangan baik.
Semalam, aku sama sekali tidak tidur. Selepas di tinggal olehnya, aku kembali ke mansion dengan langkah terseok-seok, wajah dan rambut yang kusut, malam tadi aku habiskan hanya dengan menangis sampai pagi tiba, aku bahkan seperti orang kehilangan akal sehat yang terduduk di dalam bathub, membiarkan tubuhku terguyur air dari shower.
Ketahuilah, sesakit itu rasanya saat memungkiri perasaanku sendiri. Sangat memilukan.
Sebelum matahari terbit, aku telah bersiap-siap untuk ke bandara. Aku datang hanya dengan membawa diri dan satu tas, maka pergi pun juga begitu. Ku tinggalkan beberapa bajuku di sana, termasuk dress merah yang ku pakai saat bercinta dengannya, aku hanya tidak ingin membawa kenangan pahit lagi. Biarlah itu tetap tinggal bersamanya, jika dia ingin membakarnya terserahlah.
