Ost HALLELUJAH |Kim feel
PUNTEN GO-PUD! MAKANANNYA TARUH DI PINTU YA, BAYAR PAKE ABSEN AJA SLUR! absen!
Mau ingetin, karena kita sudah masuk part 30, itu artinya sudah mulai masuk fase di mana sudah mulai ada yang terkuak dan sesuai imajinasi zefmon akan ada adegan nganu, but gue berusaha banget meminimalkan agar tidak kena report dan di cap cerita vulgar.
Heran tiap nulis di niatin cuma 2000 words aja, tapi ini malah mau 5000 woylah! Aku khilaf slurrr!
Mana nih suyung-suyungku yang kangen zefmon? Sehari gak up di cariin? Wkkw
YUK baca, ada typo bilang yaa!
⚫⚫⚫
"KALAU begitu jatuh cintalah pada saya..."
Jatuh cinta padanya ya? Ch, andai saja semuanya semudah yang ia katakan. Andai saja aku hanya gadis normal biasa yang tidak terikat pada misi apapun, maka hal ini bisa terasa lebih mudah.
Tidak Roses, sangkal perasaanmu!
Logikaku menyuruhku begitu. Menyangkali perasaan yang tercipta untuk Gatra. Mana boleh begitu, Gatra adalah targetku bukan pria yang bisa aku cintai.Gatra memutar tubuhku dengan pelan hingga kami saling berhadapan. Dunia terasa sunyi untuk sesaat, bahkan waktu terasa berhenti. Jarak kami begitu dekat, hingga hidung kami bahkan bisa saling menyentuh. Aku tidak berani melihat pada matanya, karena jika ku lakukan itu maka pertahananku bisa dia runtuhkan dengan sekejap mata.
"Lihat saya Milkita,"
Gatra berucap begitu dekat dengan wajahku. Membuatku merasa kesulitan untuk leluasa bernafas. Tangannya perlahan mengusap lenganku dengan begitu pelan dan terasa sensual."Kenapa kamu harus takut jatuh cinta pada saya?"
Karena mencintaimu sama saja mencari luka untuk diriku sendiri.
Luka yang paling ku sengaja adalah dengan mencintaimu, maka itu tidak boleh sampai terjadi.
"Gimana bisa lo nyuruh gue buat jatuh cinta sama lo sedangkan pada kenyataannya lo gak punya perasaan apapun ke gue," aku berucap tanpa ingin memandang padanya. "Curang, itu tidak adil. Gimana kalau gue beneran jatuh cinta sendirian, tapi lo-nya gak cinta balik?"
Aku hanya merasa semua yang Gatra lakukan dan ucapkan itu sekedar guyonan, jauh di dalam sana sepertinya dia hanya menyimpan ruang di hatinya untuk satu nama perempuan, perempuan itu ya Arumi, bukan aku. Jika bukan karena mempertahankan Arumi, tidak mungkin dia rela menikahiku yang tak lain adalah sebagai tameng agar posisi Arumi tetap menjadi istrinya begitu gadis itu kembali. Ini tidak adil untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Mission
Acción|WARNING: MEMBACA CERITA INI MEMBUATMU SUSAH MOVE ON| GENRE: ACTION-ROMANCE [Story 12] "Blood Roses" orang-orang memanggilnya begitu. Layaknya sebuah mawar yang indah dan menarik perhatian mata, tapi jangan lupa bahwa mawar pun memiliki duri...