|WARNING: MEMBACA CERITA INI MEMBUATMU SUSAH MOVE ON|
GENRE: ACTION-ROMANCE [Story 12]
"Blood Roses" orang-orang memanggilnya begitu. Layaknya sebuah mawar yang indah dan menarik perhatian mata, tapi jangan lupa bahwa mawar pun memiliki duri...
Ohiya di part sebelumnya zefmon nulis kalau Milkita itu baru dua minggu di dalam misi, tapi sudah zefmon ganti jadi satu bulan lebih, kenapa? Karena biar logis aja wkkw
Btw mau tau dong sejak kapan kalian baca cerita zefmon?
Terus cerita zefmon judul apa yang kalian baca dan buat jatuh hati sama tulisannya?
Oh ya, gak lagi2 gue pake mode gelap, bikin sackid mata wkkw gue lebih suka mode cream. Ada yang sama? Lebih enak buat baca.
Baiqlah, tanpa perlu berlama-lama, mari kita baca! Cekidcrot!
EH, ABSEN DULU YAA!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JIKA dia sekarang sungguh melamarku, kira-kira apa yang akan aku katakan? Yes I will be your wife until the games over atau.. I will be your wife until we died.
"Milkita, hei. Kamu kenapa hanya diam saja?" Gatra mengguncang pelan tubuhku.
"Eh ah engh.. Kenapa?"
"Saya tanya, kenapa kamu hanya diam saja." Gatra memandangi tanganku yang masih setia memegang pinggangnya dari depan. "Lalu tangan kamu kenapa meremas pinggang saya?"
Grepp. Lalu mengapa ini tanganku meremas pinggangnya?
Ya ampun Roses! Apa yang baru saja kau pikirkan?
"Saya bingung kenapa kamu jadi menutup mata sambil megangin pinggang saya, ah atau jangan-jangan kamu horni ya?"
"Gila lo!" Dengan perasaan tidak sanggup menahan malu, aku menjauhkan tanganku dari tubuhnya. Malunya melampaui yang tak terbatas.
Hell ya! Bisa-bisanya aku mengkhyalkan berciuman dengan Gatra seperti tadi? Dasar Roses tidak waras! Sudah baper-baper eh taunya cuma bagian dari halusinasiku sendiri.
"Lo lagian ngapain berdiri di depan gue sih? Hah?"
Gatra mengusap belakang lehernya terlihat bingung. "Engh, tadinya saya cuma mau mengajak kamu berdiri untuk melihat pertunjukan kembang api, tapi kenapa kamu malah menutup mata sih? Saya justru bingung nih tiba-tiba kamu megang pinggang saya."
La-lalu kenapa dia harus bilang soal pangeran yang menjemput kembali cinderellanya, aku kan jadi berpikiran jauh. Malah dengan begitu bodohnya, aku berhakyal di lamar olehnya. Shiaa!
