🥀 Ketakutan Terbesarku

34K 6.4K 3.5K
                                    


Ost BREATH|SAM KIM
Lagunya enyak.

Mon maaf slurr kalau up malam, habisan banyak banget kesibukan, biasa istri pejabat.

Ada typo bilang ya, soalnya ini di ketik dalam keadaan ngantuk nih, mata merem melek.

PUNTEN SLURRR, ABSENNYA DULU!

Apa betul kalau cowok pake baju kaos hitam polos gantengnya bakal nambah?

Betul tida para jomblowers?

DASAR pria bodoh nan menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DASAR pria bodoh nan menyebalkan. Dia pikir siapa dirinya hingga berpikir akan menjadi pria pertama dan terakhir yang menyentuh tubuhku, bahkan tanpa ia tahu bisa jadi aku yang akan lebih dulu mengakhiri hidupnya.

"Siang mbak, baru bangun ya?"
Sapa seorang pelayan yang hari ini datang membenahi rumah. Ngomong-ngomong itu nanya atau menyindirku yang bangun kesiangan sih? Ku lirik jam di dinding yang sudah menunjukan tengah hari dan aku baru turun dari tangga dengan penampakan yang awut-awutan.

"Menurut kamu?"

Buta mata lo? Ingin rasanya aku membalasnya begitu, tapi aku masih cukup menghargai pelayan ini.

Tidak lama, datang seorang wanita yang sudah cukup tua.
"Sstt, sana bersihkan tempat lain."
Ujarnya pada pelayan muda yang tadi menyapaku.  Gatra bilang, di usianya yang hampir lima puluh tahun, ia terus setia mengabdikan diri untuk bekerja dengan Gatra, bisa di bilang jabatannya di rumah ini sebagai kepala pelayan, tugasnya seharusnya hanya mengomando dan mengawasi pekerjaan pelayan, tapi khusus untuk Gatra, dia turun tangan langsung, karena memang hanya dia orang kepercayaannya. Gatra biasa memangginya Bi Asri.

"Non apa tidak capek tidur terus? Mbok ya kalau suami pergi kerja harusnya bangun lebih cepat untuk menyiapkan baju dan sarapan."

"Anda siapa yang mengatur saya?"
Balasku sinis, bodo lah kalau dia mencapku tidak sopan pada orangtua. Habisnya reseh, baru bangun tidur sudah di ceramahi. "Kenapa gak sekalian acara kultum sekalian, ajak Gatra sekalian, kalian berdua cocok kolaborasi bersama."

Krit.

Ku tarik kursi lalu duduk.

Bi Asri mengusap dada sambil berucap pelan tapi aku bisa mendengarnya.

"Kenapa ngucap? Kayak lihat setan aja, baru pertama kali ya lihat wanita berkelakuan kasar kayak saya?"

"Maaf, Non. Saya cuma gak habis pikir kenapa kok ya Tuan saya dapatnya istri kayak Non begini, njomplang gitu. Padahal dulu pas saat bersama Nona Arumi gak begitu, anaknya sopan dan ramah."
Wah maksudnya apa tuh? Sudah tua tapi mulutnya masih tajam juga, mungkin karena dia pelayan kepercayaan Gatra jadi merasa bisa seenaknya menegurku.

Last Mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang