🥀 Dreams

34.3K 6.2K 2.2K
                                    

Ost Lighting up your world

ABSEN GENGS! JAM SEGINI SIAPA YANG MASIH NGALONG?

Part kemarin kan Roses ada scene nangis, kira-kira begini nih pas nangisnya, gatau kenapa liatnya aja ikut sesek. Zefmon terlalu baper ekekke

BERAPA yang saya harus bayar agar kamu tetap di sisi saya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERAPA yang saya harus bayar agar kamu tetap di sisi saya?

Perkataannya kemarin masih tergiang dengan jelas di kepalaku. Mengapa seorang Gatra sampai mengucapkan hal begitu, sekali pun dia ingin membayarku dengan seluruh hartanya, itu tetap tidak akan menahanku menjadi istrinya untuk selamanya. Sudah ku bilang, pernikahan kami hanyalah semu. Sesuatu yang fana, tidak abadi.

Bukan hanya ketika Arumi kembali, tapi ketika aku harus menyudahi misiku, maka semua selesai.

"Woy Roses! Ngelamun aja lo."
Ghea menempelkan minuman kaleng di wajahku, terasa dingin di kulit pipiku karena baru ia ambil dari kulkasnya.

"Thanks." aku mengambil minuman itu, membuka penutup kaleng lalu meminumnya. Sekarang aku tengah bersama Ghea, tanpa sepengetahuan Gatra tentunya, dia pergi bekerja tadi pagi. Kami membuat sebuah perjanjian, katanya aku tidak akan di rantai asal tidak pergi melakukan hal tidak terpuji seperti kemarin. Ini saja aku curi-curi kesempatan untuk pergi menemui Ghea.

"Nih rokok, biasanya lo ngerokok mulu makanya gue sengaja beliin lo."
Ghea melemparkan sebungkus rokok di meja. Aku hanya melirik rokok itu.

"Gue lagi coba buat berhenti ngerokok Ghe."

Ghea yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer menoleh kaget tidak percaya padaku.

"Sehat lo Ros? Pas perjalanan ke sini lo gak kena sambit sama malaikat maut kan?"

"Enggak, ada orang yang bilang ke gue katanya kalau ngerokok bisa bikin cacat janin."
Kali ini ekspresi wajah Ghea jauh lebih kaget.

"Kenapa sih lo kayak ngeliat setan aja. Ch."

"Demi deh, ini tuh lebih mennyeramkan dari ngeliat setan." Ghea meletakkan alat pengering rambutnya di meja rias lalu datang padaku hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam. "Roses, lo gak lagi demam kan? Gue jadi ngeri anying."

Ghea dengan segala kelebay-annya memeriksa suhu tubuhku dengan punggung tangannya. "Anget dikit sih. Tapi serius kok lo bisa kepikiran buat berhenti cuma karena ada orang yang ngasih tau lo dampak negatif merokok."

"Gak tau Ghea, gue gatau bisa berhenti merokok atau enggak, cuma lagi mencoba sehari. Asam juga rasanya kalau gak nyebat."
Sengaja aku menyiapkan permen asam jawa untuk aku makan ketika rasa asam di mulutku sudah muncul. Memang begini lah susahnya berhenti merokok.

"Yang lebih bikin gue tercengang lagi, giliran gue ngasih tau lo kalau ngerokok bisa membunuh diri lo, lo-nya sabodo teuing. Giliran masalah janin lahir cacat, elo mau coba berhenti." Ghea menepuk-nepuk pipiku. "Roses, jangan bilang kalau.."

Last Mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang