31. PERMAINAN (II)

75 7 1
                                    

Jangan lupa buat voment!

Selamat membaca!

--------


Ternyata Sean menahan Nela dengan menarik rambut Nela.

"Oh Sean, kenapa?" Tanya Nela santai.

Nela ingat, SEAN bukan BEBEB EMES! Batin Nela.

"Lo harus disini."

"Buat?"

"Tukang suruh gue kan?"

"Hehe, iya."

"Lo disini, jaga jaga kalo gue butuh apa apa."

"Hem, oke."

"Bebeb ayo duduk!" Ucap Nela pada Nia dan Bima.

Nia duduk disebelah kiri Nela. Bima masih berdiri di depan Nela.

Pada saat Sean berjalan mendekati Nela dan ingin duduk disebelah kanan Nela, pada saat itu juga dengan cepat Bima mendudukkan dirinya disebelah kanan Nela.

Bangsat ni anak. Batin Sean.

Sean pun hanya berdiri disamping Bima. Dan tanpa ia sadari, mimik wajahnya sudah berubah menjadi agak cemberut.

"Uluulu tayang." Bisik Bima.

Dia bilang ke gue? Kok gue tersinggung? Batin Sean lagi.

Perhatian
Disampaikan kepada seluruh siswa yang akan mengikuti seleksi basket kedua agar segera berkumpul dilapangan sekarang juga.

"Kumpul sono!" Ucap Bima sambil mendorong Sean.

Ni anak makin hari makin kurangajar yah? Batin Sean lagi merasa sedikit kesal.

Sean berjalan menuju lapangan. Sedangkan Nia, Nela, dan Bima sedang menahan tawa mereka yang hampir meledak.

"Tumben diem." Ucap Bima.

"Yee, biasanya dia juga diem kok!" Ucap Nela sambil menjitak jidat Bima.

"Ih sakit sayang." Ujar Bima.

"Idih bambang, untung boongan." Balas Nela sambil membuat gaya seperti ingin muntah.

"Sini abang peyuk dulu." Ucap Bima sambil merentangkan tangannya.

"Heh jan cari kesempatan lo!" Ujar Nia sambil menarik rambut Bima.

"Aduh sakit sayang." Kata Bima pada Nia.

Nela dan Nia tertawa.

"Kenapa ketawa kalean?" Tanya Bima.

Tiba tiba suara berat terdengar dari belakang Bima.

"Ngomong apa tadi sama Nia?"

"Eh maap Kokolatos, keceplosan."

"Keceplosan?"

SEANNELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang